Senin, 29 Maret 2021

ORANG YANG TERSIHIR OLEH DUNIA

HIKMAH 

ORANG YANG TERSIHIR OLEH DUNIA


Namun berbeda dengan orang yang telah TERSIHIR OLEH DUNIA, maka tiada lagi dapat merasakan bahagia.

TANDA TANDA ORANG YANG TERSIHIR DUNIA :

Pertama :  Dunia itu akan datang kepadanya dengan sihirnya, jika seseorang tersihir olehnya, maka dunia akan MENGHILANGKAN KENIKMATAN BAGINYA sehingga ia tidak lagi merasakan nikmat-nikmat yang ada dan akan "SELALU MERASA KEKURANGAN" dan dunia akan memaksanya untuk selalu "MENGEJARNYA" tanpa henti.

Kedua : Dunia akan datang kepada seseorang dengan sihirnya,  jika ia telah tersihir maka dunia akan menjadikannya TIDAK INGIN LAGI BERPISAH DENGANNYA. Dunia akan menjadikannya pribadi yang KIKIR dan RAKUS,  ingin selalu menumpuk harta dunia.

Kedua sihir dunia itu akan menciptakan rasa takut dan khawatir kekurangan sehingga menimbulkan perasaan yang tidak tenang dan tak bahagia walaupun di kelilingi oleh banyaknya harta benda.

Contoh sederhana Enggan Berpisah (KIKIR) :

Ia merebus ubi di dapurnya lalu datang kepadanya seorang tamu. Maka terhalang ia pergi ke dapur tempat ia merebus ubi tersebut, karena enggan berbagi dengan tamunya. Karena merasa khawatir kalau kalau nanti tamunya ingin dan meminta ubi rebus. Namun apa yang terjadi ? Ubi yang direbusnya ternyata hangus ! Sampai-sampai si tamu bertanya, "Apa yang hangus ?" Sehingga ia harus juga berbohong, "Mungkin tetangga sedang membakar sesuai sesuatu".

Padahal jika ia BERIMAN KEPADA ALLAH, niscaya ia akan memakan ubi itu bersama tamunya atau tamunya tidak memakan sama sekali atau ia tidak memakannya sama sekali.

Jika memang sudah tulisan rezekinya maka pastilah ia memakan ubi bersama tamunya, atau jika bukan tulisan rezeki tamunya, walaupun dipaksa tidak akan ada yang memakannya atau jika bukan tulisan rezekinya sendiri, maka ia pun tak akan pernah sekalipun memakan apa yang dimasaknya.

Agar kita selalu menjadi orang-orang yang bersyukur harus ada Istiqomah kita dapat tetap berkata "itu sudah cukup, tidak kurang atau sudah lebih-lebih" , karena dalam keadaan apapun ni'mat Allah tidak lepas dari pada diri kita sedikitpun !

Sekalipun mungkin kita dalam keadaan "kekurangan" dalam urusan sandang, pangan ataupun lainnya, akan tetapi masih ada yang terbaik yang hadir dari apa yang diberikan Allah yaitu nikmat ilmu, Islam dan Iman serta kesehatan, keamanan dan hidup atau ampunan dosa-dosa.

Agar kita tidak tersihir oleh dunia, dan tidak pula ditipu iblis syethan, haruslah selalu bersyukur kepada Allah atas segala apa yang telah ditentukan bagi kita di dalam kehidupan di dunia ini. Barangsiapa yang bersyukur maka akan Allah tambahkan ni'mat baginya dan barangsiapa yang kufur maka sesungguhnya siksa Allah teramat Pedih. (La in syakartum La aziidannakum walain kafartum Inna adzaabii Lasyadiid).

Semoga kita termasuk orang-orang yang dapat selalu bersyukur atas ni'mat yang Allah berikan kepada kita Allahumma Aamiin.


MEMBUNUH HAWA NAFSU

Jangan mengarasi keinginan diri artinya jangan memaksakan menuruti keinginan diri sendiri.

Jangan merasa bahwa yang di inginkan diri itu lebih bagus daripada apa yang ditentukan Allah. Bisa jadi apa yang ditetapkan Allah itu lebih baik daripada yang kita inginkan.

Dan pasti apa yang ditentukan Allah lebih baik daripada apa yang kita inginkan.

"Dirinya Rela Diatur Daripada Mengatur, Dirinya Rela Menerima Daripada Ikut Campur, Dirinya Yang Yang Harus Mengerti Allah Daripada Allah Harus Mengerti Dirinya"


 MEMAKNAI KEDUDUKAN KENYATAAN DALAM KEHIDUPAN DUNIAWI

Sesuai dengan kedudukan manusia sebagai hamba dan Allah sebagai Tuhan. Apapun yang di atas dunia hanyalah SEBENTUKAN UJIAN semata. Apapun yang terjadi dan yang diperoleh di dalam dunia hanyalah sebuah ketentuan dari Allah. Yaitu sebentukan titipan yang diamanatkan dalam peranan manusia untuk menjalani syariat atau aturan-aturan dari Allah.

Kedudukan hamba itu diatur sedangkan Allah sebagai pengatur hamba. Apapun kenyataan yang kita dapati sebelum dan sesudah kita melaksanakan peranan-peranan di kehidupan, itu semua hanyalah bentuk-bentuk pemberian atau Rahmat dari Allah yang sedianya untuk kita jadikan sarana berbakti dan menghamba diri kepada Allah.

Ya dalam urusan dunia kita hanya bisa tunduk patuh dengan mengikuti ketentuan Allah dan mentaati Allah semata. Yang mana Allah menentukan kaya dan miskin, kuat dan lemah, pandai dan bodoh, itu semua berpasang-pasangan agar saling mengisi dalam interaksi positif sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah.

Mungkin sebagian besar dari ummat Islam belum memahami tentang hal ini. Sehingga mengira bahwa kemiskinan atau kelemahan adalah suatu siksaan. Dan sebaliknya kekayaan atau kekuatan adalah sebagai suatu karunia. Anggapan seperti ini sangat jauh dari kebenaran. Itu tidak benar dan suatu pemahaman yang salah. 

Maha suci Allah yang menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan seluruhnya, baik dari apa apa yang ditumbuhkan Allah di permukaan bumi dan juga termasuk diri manusia serta keadaan keadaan manusia (Lihat Surah Yaa Siin)

Jikalau memang bahwa kenyataan yang berpasang-pasangan dalam kehidupan manusia di dunia itu BUKAN TITIPAN (AMANAT) PERANAN, maka yang ada adalah PASTI TIDAK DIKENAI PERINTAH APAPUN dari Allah. Jika begitu barulah kita boleh berkata bahwa "Dua Buah Kenyataan" itu hanyalah HASIL yaitu kesuksesan atau kegagalan. Dan disini orang mungkin sah sah saja berputus asa atas kegagalannya dan sah sah juga berbangga diri atas kesuksesannya.

TAPI KENYATAAN bahwa itu tidak demikian adanya ! Kita tak boleh (haram) berbanga diri dan tak boleh juga berputus asa. Sebab seumpama persoalan yang kita kemukakan disini adalah kaya dan miskin atau kuat dan lemah. Maka 2 hal itu diciptakan untuk diperintahkan Allah agar SALING BERINTERAKSI SECARA POSITIF. 

Dalam 2 hal ini nyata BERKEDUDUKAN SAMA DIHADAPAN ALLAH yaitu sebagai TITIPAN (AMANAT) PERANAN, sebab itulah kita dapati PERINTAH ALLAH (MENGUJI) bershodaqoh, berzakat dan saling memberi pertolongan kepada sesama dengan bermodal kenyataan masing masing yang berbeda-beda. SALING MEMBERI (UPAH DAN TENAGA, SANTUNAN DAN DOA, UANG DAN JASA .... dsb)

Sehingga kemiskinan ataupun kekayaan DUNIAWI itu bukanlah suatu yang dinilai SALAH DAN BENAR atau KALAH DAN MENANG atau GAGAL DAN SUKSES. Kata orang bijak,"Jika kaya semuanya, maka hancurlah dunia).

Tapi ia hanyalah rupa sarana untuk mengabdikan diri kepada Allah dalam bentuk-bentuk perintah dan larangan (aturan) yang sudah ditetapkan oleh Allah di dalam kitab suci Alquran dan sabda-sabda Rasulullah shallallahu alaihi Wa sallam yang disampaikan kepada hambaNya.


HANCUR GARA GARA UANG CINTA DUNIA 

Setiap orang kalau tujuannya cuman UANG pastilah hancurlah urusan. Urusan kecil sampai besar, dari ET sampai NEGARA ! Jika liberal yang kapitalistis  itu semakin mendasar, maka tunggu saja kehancurannya.

Wakil Rakyat dan Pemimpin Negara sudah tak mampu lagi mengatur atau mengatasi masalah rakyatnya dan telah terhalang untuk dapat Menegakkan Keadilan dan Mengupayakan kebaikan bagi rakyatnya. Mengapa ? Karena pemangku jabatan yang seharusnya menjadi pembela rakyat sudah Tak Punya Nyali alias Takut Mati.


0 komentar:

Posting Komentar