Senin, 29 Maret 2021

HEBATNYA LAFAZH TAHLIL

LAA ILAAHA ILLALLAAH DAN KEUTAMAANNYA

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa kalimat tauhid merupakan dzikir paling utama sejak nab-nabi sebelum Nabi SAW. Ini berdasarkan hadis riwayat Imam Tirmidzi, Imam Nasa-i, dan Ibnu Hibban dari Jabir, dia berkata bahwa Nabi SAW bersabda;

أَفْضَلُ الذِّكْرِ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ ، وَأَفْضَلُ مَا قُلْت أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِي لَا إلَهَ إلَّا اللَّه، ُ وَهِيَ كَلِمَةُ التَّوْحِيدِ وَالْإِخْلَاصِ وَهِيَ اسْمُ اللَّهِ الْأَعْظَمُ

Paling utamanya dzikir adalah 
لاإله إلاالله dan paling utamanya dzikir yang saya ucapkan dan nabi-nabi sebelum saya adalah  لاإله إلاالله Ia adalah kalimat tauhid dan ikhlas, dan ia pula adalah kalimat Ismul A’zham.

Adapun mengenai hukum membaca panjang kalimat tauhid, maka menurut pendapat ulama yang shahih, hukumnya adalah sunnah. Hal ini karena ketika kita membaca kalimat tauhid, kita dianjurkan untuk mentadabburi nya. Dan, membaca panjang kalimat tauhid lebih bisa mentadabburi nya dibanding dibaca pendek.

Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmu 
berikut;

وَيُنْدَبُ كَوْنُ الذَّاكِرِ عَلَى أَكْمَلِ الصِّفَاتِ مُتَخَشِّعًا مُتَطَهِّرًا مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ خَالِيًا نَظِيفَ الْفَمِ وَيَحْرِصُ عَلَى حُضُورِ قَلْبِهِ وَتَدَبُّرِ الذِّكْرِ وَلِهَذَا كَانَ الْمَذْهَبُ الصَّحِيحُ الْمُخْتَارُ أَنَّ مَدَّ الذَّاكِرِ قَوْلَهُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ أَفْضَلُ مِنْ حَذْفِهِ لِمَا فِي الْمَدِّ مِنْ التَّدَبُّرِ

Dianjurkan orang yang berdzikir dalam keadaan kondisi yang paling sempurna, yaitu dalam keadaan khusyuk, suci, menghadap kiblat, dalam keadaan sendiri, mulutnya bersih, dan sungguh-sungguh agar hatinya hadir dan mentadabburi bacaan dzikir. Oleh karena itu, menurut pendapat yang shahih dan dipilih adalah bahwa memanjangkan kalimat
لاإله إلاالله lebih utama dibanding tidak panjang. Hal ini karena dalam bacaan panjang lebih bisa melakukan tadabbur.

Salah satu dzikir yang paling utama adalah kalimat  لاإله إلاالله yang artinya tiada Tuhan yang pantas disembah kecuali Allah SWT.

Begitulah pesan Rasulullah saw kepada Sayyidina Ali Karramallahu Wajhah, ketika beliau secara pribadi memohon agar diberikan Dzikir Khusus yang lebih berat dari dunia seisinya, dan lebih mudah mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Maka Rasulullah SAW pun menjawab,”Jangan begitu Saudaraku Ali, bahwa ucapan yang paling utama yang aku ucapkan dan juga diucapkan nabi-nabi sebelumku adalah ”لاإله إلاالله

أفضل ماقلت أنا والنبيون من قبلي لاإله إلاالله

Demikianlah Rasulullah SAW
memberikan Ijazah Dzikir لاإله إلاالله kepada sayyidina Ali yang kemudian diturunkan kepada para sahabat, tabi’in dan tabiut tabi’in hingga kepada kita semua. Karena sesungguhnya kalimat لاإله إلاالله menyimpan beribu hikmah bahkan juga dunia seisinya.

Dalam salah satu hadits riwayat sahabat Anas bin Malik disebutkan

مَنْ قَالَ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَمَدَّهَا هُدِمَتْ لَهُ أَرْبَعَةُ آلافِ ذَنْبٍ مِنَ الْكَبَائِرِ

Sesungguhnya barang siapa membaca kalimat Tauhid    لا إِلَهَ إِلا اللَّه dan memanjangkannya, maka baginya akan dihapus empat ribu macam dosa besar”. 

Pada saat itu para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, lalu bagaimana apabila satupun dia tidak memiliki dosa besar ?”, Rasulullah menjawab ; “Maka yang dihapuskan empat ribu macam dosa besar adalah keluarga dan para tetangganya”.


Khusus Thoriqoh

Diantara ajaran para ulama ketika membaca panjang kalimat Tauhid, adalah memanjangkan kata لا  sambil kepala berpaling ke sebelah kanan dan hati menghayati artinya yaitu “Tidak Ada”. Dan Ketika melafalkan  إله  sambil kepala bergerak Ke Bagian Tengah Dan Hati menghayati artinya yaitu “Tuhan Yang Wajib Disembah”. Kemudian ketika melafalkan إلاالله sambil kepala Berpaling Kesebalah Kiri dan Hati menghayati artinya yaitu “Melainkan Allah”.

Dan yang penting diperhatikan juga adalah menyambung kalimat tauhid tersebut dengan kalimat  
مُحَمَّدُ رَسُوْلُ اللهِ
di dalam hati serta menghayati artinya yaitu “Muhammad adalah utusan Allah”.

Hal ini untuk membedakan cara membaca kalimat Tauhid umat Rasulullah Muhammad SAW dengan umat terdahulu.

Sebenarnya berdzikir dengan kalimat tauhid ini tidak hanya dianjurkan kepada umat Muhammad SAW saja, tetapi juga umat para nabi terdahulu. Sebuah cerita menggambarkan hal ini diriwayatkan dari Wahab bin Manbah.  

عن وهب بن منبه رضي الله عنه قال قرأت في آخر زبور داود عليه الصلاة والسلام ثلاثين سطرا يا داود هل تدرى أي المؤمنين أحب إلى أن أطيل حياته الذي إذا قال لا إله إلا الله اقشعر جلده وإني أكره لذلك الموت كما تكره الوالدة لولدها ولابد له منه انى أريد ان أسره في دار سوى هذه الدار فان نعيمها بلاء ورخاءها شدة فيها عدولا يألوهم خبالا يجرى منهم مجرى الدم من أجل ذلك عجلت أوليائي إلى الجنة لولا ذلك لما مات أدم عليه السلام وولده حتى ينفخ 

Diriwayatkan dari Wahab bin Manbah bahwa dia pernah berkata “aku telah membaca tiga puluh baris terakhir dari Kitab Zaburnya Nabi Daud AS. (didalamnya diterangkan) Allah berfirman kepada Nabi Daud “Apakah kau tahu orang mukmin yang paling aku inginkan untuk KU panjangkan umurnya?” Nabi Dawud menjawab “tidak tahu”.

Kemudian Allah menjelaskan “yaitu orang mu’min yang jika membaca kalimat tauhid akan merinding bulu-bulanya. Dan aku sangat membenci (tidak inginkan) orang mu’min seperti itu lekas mati, seperti orang tua yang tidak rela anaknya mati. Sesungguhnya aku ingin sekali menyenangkannya di rumah yang bukan rumah ini (fana = dunia). Karena kenikmatan di dunia ini merupakan cobaan, dan kemewahan-kemewahan itu hanyalah kesengsaraan. Di samping itu di dunia banyak musuh yang mondar-mandir terus mengalir menyelebunginya seperti aliran darah yang mengajak pada kerusakan. 

Oleh karena itu aku segerakan mereka para kekasihku (mati lalu) masuk ke surgaku. Andaikata tidak demikian, niscaya tidak akan mati Nabi Adam dan Anak Cucunya hingga ditiupnya sangkakala.  

Demikianlah posisi pentingnya kalimat tauhid 

لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ

bagi seorang mu’min, ia tidak sekedar sebagai kalimat pengakuan keesaan Allah SWT, akan tetapi juga sebagai kunci menuju kesuksesan hidup di akhirat nanti. Sebagaimana janji Allah yang dijelaskan kepada Nabi Dawud AS. Karena itulah dikatakan   

مفتاح الجنة لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ

Bahwa pintu surga adalah Laa Ilaaha Illallaah.

Pakar chadis dan tafsir KH Bahauddin Nursalim (Gus Baha) mengatakan, dalam musnad Imam Ahmad diriwayatkan ada orang yang dihisab Allah di depan umum. Setelah dibuka semua dokumen hidupnya ternyata 99 persen dokumennya berisi kesalahan-kesalahan.

Lantas malaikat segera menggiringnya ke neraka. Namun, Allah mencegahnya karena ada satu kebaikan yang diperbuat semasa hidupnya yakni melafalkan kalimat لاإله إلاالله dengan ikhlas.

Namun, kata Gus Baha, mengucapkan Kalimat tahlil ini harus ikhlas sepenuh hati tanpa mengharap apapun.

"Yang mahal itu ikhlas. Kalau mengucapkan لاإله إلاالله untuk mengharapkan surga dan takut neraka itu berarti nggak ikhlas. Kalau seandainya tidak ada surga atau neraka itu Tuhannya tetap Allah," kata Gus Baha.

Berikut keutamaan zikir لاإله إلاالله disarikan dari Kitab Tanqihul Qoul karya Imam Suyuthi: 

1.Wajah Bersinar di Hari Kiamat

 Orang yang selalu berzikir dengan mengucapkan kalimat لاإله إلاالله kelak di akhirat wajahnya bersinar.

Nabi Muhammad SAW bersabda : "Barang siapa setiap hari mengucapkan seratus kali لاإله إلاالله  Muhammadur Rasulullah, maka dia akan datang di hari kiamat dengan wajah bagaikan bulan purnama."

2. Aman Dari Siksa

Orang yang selalu membasahi mulutnya dengan kalimat thoyyibah akan dijauhkan dari siksa.

Nabi SAW bersabda : "Allah berfirman: "لاإله إلاالله Kalam-KU dan AKU-lah DIA. Barangsiapa mengucapkannya maka masuk dalam perlindungan-Ku, dan barangsiapa masuk lindungan-Ku maka aman dari siksa-Ku".

3. Diampuni Dosanya

Nabi Saw bersabda :  "Tiada seorang hamba pun yang mengucapkan لاإله لاإله 
Muhammadur Rasulullah terkecuali Allah SWT berfirman: Benar hamba-Ku, Aku-lah Allah, tiada Tuhan selain Aku. Aku persaksikan kepada kalian wahai malaikat-malaikat-Ku, Aku benar-benar telah mengampuni dosa-dosanya yang sudah terlewat dan yang akan datang".

4. Masuk Surga

Rasulullah bersabda : "Barang siapa mengucapkan لاإله إلاالله secara murni dan ikhlas, maka masuk surga.

5. Tidak Ditanya Dosanya di Akhirat

Orang yang tak luput dari berzikir 
لاإله إلاالله di setiap waktu tidak akan ditanya dosanya di akhirat.

Rasulullah Saw bersabda : "Barang siapa yang awal perkataannya لاإله إلاالله Dan Akhir Perkataannya لاإله إلاالله dan melakukan seribu kesalahan (dosa kecil) dan jika dia hidup seribu tahun, maka Allah tidak akan menanyakan satu dosai pun".

6. Berpahala Besar

Berzikir dengan mengucap kalimat thoyyibah juga memiliki pahala besar.

Nabi Muhammad Saw bersabda : "Barang siapa yang membaca لاإله إلاالله tanpa disertai `ujub maka terbanglah seekor burung di bawah `Arasy yang akan membaca tasbih bersama mereka yang membaca tasbih hingga hari kiamat, kemudian pahalanya dituliskan untuk dia"

7. Diangkat Derajat dan Dihapuskan Kejelekannya

Rasulullah Saw bersabda : "Ketika seorang mu`min lewat pemakaman dan mengucapkan :

Laa Ilaaha Illallah Wachdahu Laa Syariika Lahu Lahul Mulku Walahul Chamdu Yuchyii Wa Yumiitu Wa Huwa Chayyun Laa Yamut Biyadihil Khoyru Wa Huwa 'Alaa Kulli Syai-in Qadiir,

maka Allah menerangi semua kuburan tersebut, mengampuni dosa orang yang membacanya, menulis sejuta kebaikan baginya, mengangkat baginya sejuta derajat dan menghapus darinya sejuta kejelekan ".

Dalam keterangan yang lain tentang keutamaan Laa Ilaaha Illallaah

Inilah Keistimewaan Dzikir لا إلهَ إِلاَّ اللهُ 

Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah

Beliau mengatakan, “Kalimat Tauhid 

(لا إلهَ إِلاَّ اللهُ) memiliki keutamaan yang sangat agung yang tidak mungkin bisa dihitung.”

Mungkin diantara kita masih ada yang belum tahu Keistimewaan Dzikir لا إلهَ إِلاَّ اللهُ  ini, berikut adalah beberapa keutamaan dzikir tahlil “لا إلهَ إِلاَّ اللهُ”

1. Menjadi Kunci Surga

Kalimat ‘La ilaha illallah’ merupakan harga surga, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Barangsiapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah ‘la ilaha illallah’, maka dia akan masuk surga” (HR. Abu Dawud no. 1621).

2. Dzikir لا إلهَ إِلاَّ اللهُ Adalah Kebaikan dan Dzikir yang paling Utama

Kalimat لا إلهَ إِلاَّ اللهُ adalah kebaikan yang paling utama, Abu Dzar berkata,”Katakanlah padaku wahai Rasulullah, ajarilah aku amalan yang dapat mendekatkanku pada surga dan menjauhkanku dari neraka.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila engkau melakukan kejelekan (dosa), maka lakukanlah kebaikan karena dengan melakukan kebaikan itu engkau akan mendapatkan sepuluh yang semisal.”

Lalu Abu Dzar berkata lagi, “Wahai Rasulullah, apakah لا إلهَ إِلاَّ اللهُ merupakan kebaikan?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Kalimat itu (لا إلهَ إِلاَّ اللهُ, pen) merupakan kebaikan yang paling utama. Kalimat itu dapat menghapuskan berbagai dosa dan kesalahan.”

Kalimat لا إلهَ إِلاَّ اللهُ adalah dzikir yang paling utama, Dari Jabir radhiyallohu ‘anhu , dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda : “Dzikir yang paling utama adalah لا إلهَ إِلاَّ اللهُ, dan doa yang paling utama adalah alhamdulillah.”(HR. Ibnu Majah, An Nasa’I – Shohih Targhib wa Tarhib : 1526 ).

3. Laa Ilaaha Illallaah Menjadi Pelindung Api Neraka

Kalimat لا إلهَ إِلاَّ اللهُ adalah pelindung api neraka, Dari Umar rodhiyallohu ‘anhu ia berkata : saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Sungguh aku akan mengajarkan sebuah kalimat, tidaklah seorang hamba mengucapkannya dengan benar dari hatinya, lalu ia mati diatas keyakinan itu, kecuali (Allah) mengharamkan tubuhnya dari api neraka. Yaitu kalimat لا إلهَ إِلاَّ اللهُ
(HR. Hakim – Shohih Targhib wa Tarhib : 1528 ).

Suatu saat Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam mendengar muadzin mengucapkan ‘Asyhadu alla ilaaha illallah’. Lalu beliau mengatakan pada muadzin tadi, “Engkau terbebas dari neraka.” (HR. Muslim no. 873).

4. Laa Ilaaha Illallah Menjadi Jaminan Masuk Syurga

Dari Zaid bin Arqam Radiallahuanhu meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya, “Barangsiapa yang mengucapkan:

لا إلهَ إِلاَّ اللهُ dengan ikhlas, dia akan dimasukkan ke dalam syurga.”

Lalu ditanya kepada baginda SAW, “Bagaimanakah yang dimaksudkan dengan ikhlas itu?” Rasulullah SAW bersabda, “Ikhlas itu ialah yang mencegah dari melakukan perbuatan-perbuatan yang haram.” (Hadis riwayat at-Tabarani)

5. Laa Ilaaha Illallah Adalah Dzikir Dan Perantara Doa

Kalimat لا إلهَ إِلاَّ اللهُ adalah dzikir dan perantara doa, Dari Abu Sa’id Al Khudri rodhiyallohu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:

Musa berkata: Wahai Tuhanku ajarkanlah kepadaku sesuatu, yang aku akan berdzikir dan berdoa kepada-Mu dengannya. Allah berfirman: Wahai Musa ucapkanlah  لا إلهَ إِلاَّ اللهُ . 

Musa berkata: Wahai Tuhanku seluruh hambaMu mengucapkan kalimat ini.

Allah berfirman: Wahai Musa ! Seandainya langit tingkat tujuh dan apa yang ada didalamnya serta bumi tingkat tujuh selain Aku diletakkan di suatu timbangan, dan 
لا إلهَ إِلاَّ اللهُi diletakkandi timbangan yang lain, maka akan berat timbangan laa ilaaha illallah.” (HR. Ibnu Hibban, Hakim – Fathul Bari : 11/28 )

6. Laa Ilaaha Illallah Dzikir Yang Menunda Kiamat

Kalimat ‘ لا إلهَ إِلاَّ اللهُ ’ menunda kiamat, Dari Anas bin Malik rodhiyallohu ‘anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

“Tidak akan terjadi kiamat (apabila) masih ada orang yang menyebut  
لا إلهَ إِلاَّ اللهُ”
(HR. Ibnu Hibban, – Ta’liqotul Hisan: 6809, Ash Shohihah: 3016).

7. Baca Laa Ilaaha Illallaah 100 Kali Sehari, Ini Keutamaannya

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَالَ لا إلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَريكَ لَهُ ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ ؛ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ، في يَوْمٍ مِئَةَ مَرَّةٍ كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ وكُتِبَتْ لَهُ مِئَةُ حَسَنَةٍ ، وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِئَةُ سَيِّئَةٍ ، وَكَانَتْ لَهُ حِرْزاً مِنَ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ حَتَّى يُمْسِي ، وَلَمْ يَأتِ أَحَدٌ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ إِلاَّ رَجُلٌ عَمِلَ أكْثَرَ مِنْهُ

“Barangsiapa mengucapkan :

لا إلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَريكَ لَهُ ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ ؛ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

(tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian, dan Dialah Yang Mahakuasa atas segala sesuatunya) dalam sehari seratus kali, itu sama pahalanya dengan membebaskan sepuluh hamba sahaya dan dituliskan untuknya seratus kebaikan, serta dihapuskan dari dirinya seratus kejelekan (dosa).

Dzikir itu juga penjaga dirinya dari gangguan setan pada hari itu sampai sorenya. Dan tidak ada seorang pun yang datang membawa amal yang lebih baik daripada yang ia bawa, kecuali ada orang yang beramal lebih banyak daripada dirinya.”

وقال : مَنْ قَالَ سُبْحَانَ الله وَبِحَمْدِهِ ، في يَوْمٍ مِئَةَ مَرَّةٍ ، حُطَّتْ خَطَايَاهُ ، وَإنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ البَحْرِ

Beliau juga bersabda, “Barangsiapa yang mengucapkan :

سُبْحَانَ الله وَبِحَمْدِهِ

(Mahasuci Allah dan dengan memuji-Nya) sebanyak seratus kali sehari, terhapuslah dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan.” (HR. Bukhari, no. 6403 dan Muslim, no. 2691)

Dari Abu Ayyub Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

مَنْ قَالَ لا إلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ ؛ وَلَهُ الحَمْدُ ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ، عَشْرَ مَرَّاتٍ . كَانَ كَمَنْ أعْتَقَ أرْبَعَةَ أنْفُسٍ منْ وَلَدِ إسْمَاعِيلَ

“Barangsiapa mengucapkan:

لا إلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ ؛ وَلَهُ الحَمْدُ ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

(tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian, dan Dialah Yang Mahakuasa atas segala sesuatunya) sebanyak 10 kali, maka ia seperti orang yang telah memerdekakan empat jiwa dari anak keturunan Isma’il.” (HR. Bukhari, no. 6404 dan Muslim, no. 2693).


Keistimewaan dzikir لا إلهَ إِلاَّ اللهُ Inti Dari Segala Dzikir

Imam Haddad berkata:

Jadikanlah kalimat tauhid Laa ilaaha illallah sebagai wirid yang senantiasa kau baca. Sesungguhnya kalimat ini adalah ruh (pokok) dari segala dzikir, dan kepadanya kembali seluruh dzikir. Makna semua dzikir juga tercakup di dalam kalimat tauhid ini.

Jika ada waktu luang dan bingung mau membaca dzikir apa, ambillah kalimat tauhid sebagai dzikir Laa Ilaaha Illallah yang menemanimu sehari-hari. Sambil jalan ke sekolah, naik kendaraan, sebelum tidur dan lain lain daripada sibuk melamun, lebih patut untuk ‘cari pahala’ dengan berdzikir laa ilaaha illallah.

Para arif billah berkata:

أكثر من لا اله الا الله حتى تصير كلك لا اله الا الله

“Perbanyak kalimat Laa ilaaha illallah hingga tiap tarikan nafasmu dan tiap degupan jantungmu menyatu dengan kalimat ini.”

Habib Umar bin Hafidz berkisah:

Habib Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf Jeddah adalah termasuk seorang ulama yang suka melazimi dzikir La ilaaha illallah.

Beberapa tahun sebelum wafat beliau ditimpa sakit keras hingga para dokter angkat tangan dan berkata bahwa kematian beliau sudah dekat.

Anehnya, terdapat seorang dokter dari Sudan yang memeriksa detak jantung beliau. Detak jantungnya normal.

Dan yang luar biasa, dengan kecanggihan alat modern, dokter tersebut berkata, “Jantung orang ini mengucap kalimat 

" لا إلهَ إِلاَّ اللهُ "

Jasadnya memang lumpuh tak bergerak, alat-alat kedokteran berada di seluruh badannya, tak mampu diajak berkomunikasi, namun hati dan jantungnya tak pernah lalai dari zikir nama Allah. Dan beliau senantiasa berada di hadratillah.

Keluarganya pun memutuskan membawa beliau pulang dan dirawat di rumah mengikuti saran seorang soleh. Si dokter berkata,

“Jika kau lepas semua peralatan ini, maka aku pastikan umurnya berakhir.”

Umur manusia di tangan Allah, bukan di tangan dokter atau manusia siapapun.

Alat-alat kedokteran pun dilepas dari tubuhnya, seketika itu pula beliau membuka matanya dan bergerak. Ketika sampai di rumah, beliau berjalan, pulih kesehatannya, berkat dzikir لا إلهَ إِلاَّ اللهُ yang beliau lazimi, berkat keagungan nama Allah yang telah menguasai seluruh hati dan jiwa raganya.

Mari kita agungkan nama Allah di hati kita. Kita hidupkan hati kita dengan senantiasa berdzikir kepadaNya, menyebut nama-Nya, mencintai-Nya sepenuh hati. hingga kita mengakhiri hidup kita dengan kalimat Laa ilaaha illallah, Allah bangkitkan kita di hari kiamat dengan kalimat Laa ilaaha illallah dan di bawah bendera Laa ilaaha illallah Muhammadur Rasulullah. Aamiin

Wallahu a'lam Bissawab.



0 komentar:

Posting Komentar