Senin, 29 Maret 2021

Mahabbah ( Cinta / Kasih Sayang)

Mahabbah ( Cinta / Kasih Sayang ) &... - Khuruj Fi Sabilillah

Mahabbah ( Cinta / Kasih Sayang ) & Dakwah

Amal yang dilakukan atas dasar kasih sayang inilah yang bisa menyebabkan cinta Allah pada hambanya. Islam ini adalah agama yang kasih sayang. Di dalam Al Qur’anpun banyak ayat yang memerintahkan kita untuk berbuat baik dan menyayangi fakir miskin, anak yatim, musafir, janda, dan manusia yang lainnya.

Nabi SAW bersabda mahfum :

“Tidak akan masuk surga kalian sebelum kalian beriman. Tidak akan sempurna iman kalian sebelum kalian menyayangi orang lain sebagaimana kalian menyayangi diri sendiri.”

Kisah Sahabat :

Sahabat menjamu Tamu Nabi SAW padahal dirumahnya hanya ada makanan tinggal buat anak-anaknya. Lalu Sahabat memerintahkan isterinya untuk menidurkan anaknya dan menyediakan makanan untuk tamu Nabi SAW. Lalu dia perintah isterinya untuk mematikan lilin dan dia berpura-pura membetulkan lilin. Sementara dia pura-pura mengunyah makanan sehingga dikira tamunya ia ikut makan. Asbab perbuatan sahabat ini turun ayat dari Allah untuk mengenang perbuatan Sahabat yang Iqrom kepada tamu Nabi SAW. Perbauatan Sahabat ini Allah abadikan dalam Qur’an untuk diambil pelajaran dan di tauladani sampai hari kiamat. Sehingga ke esokan harinya Nabi SAW memanggil sahabat tersebut karena Allah ridho pada pelayanannya kepada tamu.

Kisah-kisah :

Di jaman Musa AS ada seseorang yang merindukan saudaranya yang tinggal di tempat lain. Sangking rindunya dia maka dia berniat untuk mengunjungi saudaranya itu. Ketika dia pergi dari rumahnya untuk mengunjungi saudaranya Allah memerintahkan malaikat untuk mencegatnya dan menanyakan niat orang itu mengunjungi saudaranya ( kunjungan banyak sebabnya : karena bisnis, karena jabatan, karena hutang, dll. ).

Setelah dicegat oleh Malaikat yang menyamar sebagai manusia, Malaikat itu bertanya, “Hendak kemana engkau pergi wahai pemuda ?” si pemuda tadi menjawab, “Aku rindu ingin bertemu dengan saudaraku karena Allah.” Lalu Malaikat itu bertanya lagi, “Betulkah kamu merindukan saudaramu itu karena Allah ?” pemuda itu menjawab, “Iya betul.” Maka malaikat itu berkata, “Wahai pemuda sesungguhnya aku ini adalah malaikat yang diutus Allah untuk menanyakan perkara ini kepadamu, jadi dengarkanlah bahwa sesunguhnya Allah merindukanmu sebagaimana kamu merindukan saudaramu.”

Bekal Akherat cuman hanya ada 2 saja :

1. Cinta pada Allah
2. Menyayangi Mahluk

Dalam suatu riwayat dikatakan :
“Barangsiapa yang menyayangi yang ada di bumi maka yang di langit akan sayang kepadanya”

Allah berfirman dalam Hadits Qudsi :

“Haqqat Mahabatti ( Wajib Aku mencintai ) “ :
1. Lil Mutahabbina Fiya : “Orang yang saling mencintai karena Aku”
Hadits Nabi SAW Mahfum :
“Barangsiapa yang mencintai seseorang karena Allah Ta’ala, menghormati RabbNya, maka dia akan mampu memperoleh keagungan dan RahmatNya.”
( HR. Ahmad )

2. Lil Mutawassilina Fiya : “yang menyambung sillaturahmi karena Aku”
Hadits Nabi SAW Mahfum :
“Ya Uqbah, maukah kamu aku beritahukan tentang akhlaq penghuni dunia dan akherat yang paling utama ?” Yaitu : “Menghubungi orang yang memutuskan hubungan denganmu…”
( HR Al Hakim )

3. Lil Muttanashihiina Fiya : “yang saling menasehati pada jalanKu”
Hadits Nabi SAW Mahfum :
“Sesungguhnya agama itu adalah nasehat.”

Sahabat bertanya,
”Bagi siapa ya Rasullullah SAW ?”
Nabi SAW menjawab,
“Bagi Allah, bagi kitabNya, bagi RasulNya dan bagi ummat muslim.” ( HR Nasai )

4. Lil Mutazawirina Fiya : “yang saling menziarahi karena Aku”
Hadits Nabi SAW Mahfum :
“Mereka akan duduk dalam mimbar-mimbar bercahaya disaat orang-orang ketika itu sedang mengalami kesusahan yang hebat padahal mereka bukan dari golongan para Nabi ataupun syuhada.” Para sahabat bertanya, “Siapakah mereka itu ya Rasullullah SAW ?” Nabi SAW menjawab, “Mereka yang bertemu dan berpisah semata-mata karena Allah Ta’ala.” ( HR Ahmad )

5. Lil Mutabaazilina Fiya : “yang saling memberi pada jalanKu”
Hadits Nabi SAW :
“Adakah kamu mencintai Surga ?” sahabat menjawab,”Ya Rasullullah SAW.” Nabi SAW bersabda, “Senangkanlah saudaramu dengan apa yang engkau sukai bagi dirimu.”
( HR Ahmad )

6. Al Mutahabuna Fiyya : “yang saling berkasih sayang pada JalanKu”
Hadits Nabi SAW :
“Orang-orang yang saling berkasih-sayang karena Ku, akan berada di dalam naungan bayangan ArasyKu pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naunganKu.”
( HR. Ahmad & Thabrani )

Note : Semua perkara-perkara ini yang menyebabkan Allah cinta pada hambanya terdapat dalam amalan Dakwah. Apa itu Dakwah ? yaitu mengajak manusia cinta pada Allah dan Allah cinta pada manusia.
Kisah Nabi Daud AS :

Nabi Daud AS pernah bertanya kepada Allah : “ Ya Allah bagaimana caranya agar aku bisa mendapatkan cintamu ?” Lalu Allah SWT menjawab : “Ajaklah orang-orang untuk mencintaiku, maka aku akan cinta kepadamu.”

Do’a Nabi Daud AS :

“Ya Allah sesungguhnya kau memohon agar dapat mencintaiMu, mencintai orang yang mencintaiMu, beramal dengan amal yang dapat menyampaikanku untuk cinta kepadaMu. Ya Allah jadikanlah kecintaanku kepadaMu melebihi kecintaanKu pada diriku, pada keluargaku, dan bahkan melebihi kecintaanku kepada air yang dingin di waktu panas terik di padang pasir.”

Do’a para Tabi’in :

“Ya Allah Engkaulah tujuanku, RidhoMu lah yang aku cari, Cinta Kasihmu dan Makrifat kepadaMu lah yang aku minta “


4 Akhlaq Yang Paling Dicintai Allah :

1. Menyambung sillaturrahmi dengan yang memutuskan
2. Memberi kepada yang tidak mau memberi
( bakhil pada kita )
3. Berbuat baik kepada yang mendzolimi kita
4. Memaafkan dan mendokan kepada orang yang bersalah pada kita

Rumus Agama : Dakwah = Kasih Sayang = Kesempurnaan Iman = Surga


Kasih Sayang pada Ummat yang paling utama :

Memikirkan bagaimana Nasib mereka di akherat nanti bukan memikirkan keselamatan yang sekejap saja yaitu di dunia ini. Tidak mau masuk neraka maka ajak orang untuk menjauhi Neraka, dan kalau mau masuk surga maka ajak orang untuk masuk surga. Kuncinya adalah sholat. Kunci surga ini mempunyai 5 gigi yaitu sholat wajib 5 waktu.

Menurut Ulama Amalan yang paling Allah cintai dari para Nabi hanya 2 saja :

Mengajak seluruh manusia cinta pada Allah
Memikirkan cara bagaimana Allah bisa cinta pada manusia
(Amalan Dakwah Illallah)

Contoh Kasih Sayang Nabi dalam Dakwah :

1. Sayangnya Nabi pada Abu Jahal pamannya yang sering menyakitinya tetapi Nabi SAW tetap mengunjunginya untuk mengajaknya kepada islam sebanyak 72 kali. Hingga turun perintah untuk menghentikan kunjungannya kepada Abu Jahal dari Allah ta’ala.

2. Iqromnya Musa AS kepada Firaun sampai dia mendo’akan Firaun setiap mendapatkan musibah agar selamat. Dan perbuatan ini selalu dilakukan Nabi Musa AS hingga 9 kali musibah agar Firaun selamat. Walaupun Firaun berulang-ulang menipunya dengan janji mau masuk islam. Hingga Allah membuat keputusan untuk menghancurkan Firaun.

Allah berfirman dalam surat Al Ashr.

1. Demi Masa / waktu Ashr
Maksudnya :
Allah bersumpah berarti bukan perkara kecil, dan kepastiannya adalah mutlak. Sumpahnya demi waktu ashr yang menunjukkan waktu dunia sudah menjelang senja mau habis waktunya.

2. “Sesungguhnya seluruh manusia ini dalam kerugian”
Maksudnya :
Ini adalah keterangan mengenai keadaan manusia yang sesungguhnya.

3. Kecuali 3 jenis manusia saja yang tidak merugi :
Orang beriman
Orang beramal sholeh
( bukan hanya dimulut saja )
Orang yang saling menasehati :

Dalam kebenaran / perkara yang Haq
→ La illaha Illallah
Dalam kesabaran
→ Bukti cinta yang Hakiki
Maksudnya adalah :
Ini adalah tingkatan manusia setelah beriman, maka untuk membuktikan Imannya dia akan beramal sholeh. Bukan iman dimulut saja tetapi pembuktiannya adalah dengan pengamalan.

Setelah beramal selanjutnya diapun berdakwah. Dakwah yang seperti apa ? saling menasehati dalam perkara yang Haq yaitu mengajak orang kepada Allah ( La Illaha Illallah ). Dan saling menasehati dalam kesabaran. Kesabaran ini adalah bukti daripada cinta yang hakiki. Imam Hasan Al Basri mengatakan tidak ada kemuliaan yang lebih utama yang Allah berikan kepada seseorang melebihi sifat sabar.

Apa itu sifat sabar ? contohnya adalah seorang ibu sedang menimang anaknya, lalu anaknya mengencingi dan memberaki ibunya. Si anak membalas kebaikan ibunya dangan keburukan, tetapi ibunya tetap sabar dan sayang kepada anaknya. Sedangkan sayangnya Allah ini, Nabi SAW bersabda mahfum :
“Kasih sayang Allah pada hambanya ini 70 kali melebihi kasih sayang ibu kepada anaknya”

======

Hakikat Cinta (Mahabbah) Dan Pengertiannya Menurut Pandangan Islam

Manusia sebagai makhluq sosial dan paling mulya di hadapan sang kholiq di banding dengan makhluq lain, tentunya memiliki keistimewaan yang tiada terhingga didalam jiwa dan sanubarinya yang dijadikanya sebagai perantara untuk lebih mengenal jati diri begitu pula dengan jauh lebih mengenal sang kholiq.

Semua itu berawal dari adanya rasa cinta yang menimbulkan kepekaan baik bagi dirinya maupun bagi lingkungan sekitar. Adanya keinginan untuk memberikan yang terbaik serta mengamalkan apa yang baik dan menjadi anjuran dari agama itu adalah buah dari adanya rasa cinta kita terhadap agama ini.

Karena selain bisa menjadi landasan kuat, pengukuhan cinta seorang hamba terhadap sang khaliq nya merupakan modal yang paling kuat untuk jauh lebih konsisten lagi dalam memegang dan menjalankan perintah dan tugas serta makna hidup di dunia ini.

Makna inilah yang sejatinya akan membuat semua orang merasakan begitu besarnya karunia sang pencipta dengan Rahman dan Rahiimnya yang diberikan kepada semua makhluq terutama bagi manusia. Sebagai benteng paling kuat untuk mengerjakan apa yang sudah menjadi kewajiban manusia selama ini. Firman Allah S.W.T dalam surat Al Imran ayat 31:

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Artinya : “Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

Dari penjelasan ayat tersebut, maka bisa diketahui dengan pasti makna cinta yang sesungguhnya dalam islam, baik secara individual maupun yang bersentuhan langsung dengan masalah umum. Maka dalam bagian ini para Ulama jumhur mengemukakan pendapatnya

rasa cinta kepada Nabi adalah meyakini dalam menolongnya, mempertahankan sunnahnya, tunduk patuh pada sunnahnya, takut menyelisihinya (tidak sesuai dengannya). ada juga yang berpendapat rasa cinta itu terus menerus mengingat sang kekasih

Bahkan ada juga yang berpendapat cinta aadalah lebih mengutamakan kekasih, rasa cinta ialah kerinduan mendalam pada kekasih juga rasa cinta itu ialah berkesesuaian/setuju terhadap kehendak tuhan, mencintai apa yang dicintai, membenci apa yang dibenci

Ungkapan-ungkapan di atas lebih banyak mengisyaratkan buah dari cinta bukan hakikat cinta, maka dari sini kita harus lebih mengerti definisi ataupun ta’rif cinta menurut kajian Islam. Sebagaimana yang telah diterangkan dalam qaul shohih yang mengatakan bahwa.

الْمَحَبَّةُ فِي اللُّغَةِ : الْمَيْلُ إِلَى الشَّيْءِ السَّارِّ

Artinya :”Pengertian cinta dalam segi bahasa yaitu condong / suka pada sesuatu yg berjalan”

قَالَ الرَّاغِبُ الأَصْفَهَانِيُّ : الْمَحَبَّةُ إِرَادَةُ مَا تَرَاهُ أَوْ تَظُنُّهُ خَيْرًا ،وَهِيَ عَلَى ثَلاثَةِ أَوْجُهٍ : مَحَبَّةٌ لِلَّذَّةٍ كَمَحَبَّةِ الرَّجُلِ لِلْمَرْأَةِ ،وَمَحَبَّةٌ لِلنَّفْعِ كَمَحَبَّةِ شَيْءٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، وَمِنْهُ قَوْله تَعَالَى : { وَأُخْرَى تُحِبُّونَهَا نَصْرٌ مِنَ اللَّهِ وَفَتْحٌ قَرِيبٌ } ،وَمَحَبَّةٌ لِلْفَضْلِ كَمَحَبَّةِ أَهْلِ الْعِلْمِ بَعْضَهُمْ لِبَعْضٍ لأَجْلِ الْعِلْمِ

Artinya : “Arroghib al-asfahani berkata,CINTA adalah ,menghendaki / mengharap pada sesuatu yang kau lihat atau kau menyangka sesuatu tersebut adalah baik dan cinta terbagi jadi 3 macam :

Pertama cinta untuk saling memiliki (kenikmatan) seperti adanya hubungan cinta antara pasangan kekasih, berikutnya cinta untuk kemanfaatan seperti cinta pada sesuatu yang bisa untuk dimanfaatkan,sebagian dari itu adalah sebagaimana firman Allah dalam surat AS-SHOF ayat 13

وَأُخْرَى تُحِبُّونَهَا نَصْرٌ مِنَ اللَّهِ وَفَتْحٌ قَرِيبٌ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ

Artinya : “Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman”.

Dan yang ketiga adalah cinta untuk keutamaan seperti cinta pada ahli ilmu pada sebagian ke sebagian yang lain dikarenakan ilmu. Dalam kitab Al-mausuah Al-fiqhiyyah juz 36 hal 186 ulama berpendapat

أَنَّ الْمَحَبَّةَ مِنَ الأُمُورِ الْقَلْبِيَّةِ الَّتِي لَيْسَ لِلإِنْسَانِ فِيهَا خِيَارٌ وَلا قُدْرَةٌ لَهُ عَلَى التَّحَكُّمِ فِيهَا

Artinya : “sesungguhnya cinta adalah urusan hati yang mana tiada kemampuan bagi manusia untuk memilih dan tiada pula kesanggupan / kemampuan baginya untuk mengontrol”.

Dari keterangan tersebut maka lahirlah tiga hal yang sangat sinkron dengan yang namanya rasa mahabbah atau cinta yang tumbuh dalam hati sanubari manusia. Dan ketiga-tiganya tersebut saling berkaitan dan saling membutuhkan satu sama lain, sebagaimana yang digambarkan dari buah penjelasannya.


1. Mawaddah (cinta)

Mawaddah menurut bahasa adalah : mencintai sesuatu dan mengharapkan adanya sesuatu itu.
dan dari kedua makna tersebut digunakan satu sama lain yang mana tamanni (pengharapan) menyimpan makna wudd (cinta). karena tamanni itu mengharap wujudnya sesuatu yang dicintai. termasuk dari hal ini adalah firman Allah Ta’ala :

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”.

Sementara makna mawaddah secara istilah tidak keluar dari makna secara bahasa. dan perbedaan antara mahabbah dan mawaddah. bahwa hubb itu berada pada sesuatu yang menetapkan condongnya tabiat dan hikmah secara keseluruhan. sedangkan wudd itu hanya dari segi kecondongan tabiat saja. dan dari sini mahabbah lebih umum dari pada mawaddah.

2. Al-‘isyqu (rindu)

isyqu secara bahasa adalah rasa rindu yang menggebu-gebu pada perempuan dan berlebihan dalam rasa cinta.
dan makna secara istilah tidak keluar dari makna secara bahasa. hubungan antara mahabbah dan isyqu itu bahwa mahabbah lebih umum dari pada isyqu.

3. Al-Irodah (kehendak/keinginan)

Adanya rasa mahabbah yang berbuah pada makna Isyqu(Rindu) itu senantiasa akan menimbulkan tergeraknya hati untuk bisa berbuat sesuatu yang terbaik bagi diri dan bagi yang di cintainya. Dengan adanya keinginan(Irodah)tersebut menjadi bukti bahwa tumbuhnya rasa cinta memang menjadi pengokokh dan modal kuat dalam mengaplikasikannya

Sebab haqiqat dari cinta itu adalah kecenderungan/kecondongan pada hal yang sesuai dengan seseorang, kesesuaian itu ada kalanya karena rasa nikmat yang didapatkannya, seperti gambar-gambar yang indah, suara merdu, makanan dan minuman yang lezat dan lain-lain dari setiap hal yang mana tabiat yang normal condong padanya karena ada kesesuaian/kecocokan padanya.

Ataupun merasa nikmat dengan apa yang dirasakan akal dan hati terhadap makna-makna batin yang mulia. seperti rasa cinta pada orang-orang sholih, orang-orang alim, orang yang ahli berbuat kebaikan yang berkesan dari perjalan hidup indah mereka, perilaku-perilaku yang baik.

Karena tabiat manusia cenderung pada kegemaran dengan meniru mereka sehingga timbul gelora semangat kefanatikan kaum pada kaum yang lain. dan bentuk keberpihakan umat pada yang lain pada sesuatu hal yang dapat menetakan untuk perpindahan meninggalkan tanah air, menerjang hal-hal yang menghalangi, dan merusak jiwa.

Atau juga adakalanya rasa cinta seseorang itu timbul karena mencocoki dari segi perbuatan baik yang dilakukan padanya, pemberian nikmat padanya. karena jiwa itu tercipta untuk mencintai orang yang berbuat baik padanya.

Akan lebih indah dan baiknya pula apabila rasa Mahabbah tersebut dijadikan sebagai jalan untuk meraih keistimewaan dari Alloh S.W.T dan rasulnya. Dengan menjadikannya sebagai tujuan utama melebihi dari rasa cinta kepada yang lainnya sehingga berbuah keimanan dan ketaqwaan yang istiqomah

0 komentar:

Posting Komentar