HAKIKAT KESUKSESAN
Kesuksesan itu bukan keberhasilan menyimpan sebanyak mungkin materi, karena itu hanya ketentuan Kaya Berjaya dari Alah. Itu hanyalah Satu sisi dari 2 ketentuan Allah yang saling berpasangan.
Kaya dan Miskin, Pandai dan Bodoh, Guru dan Murid, Kuat dan Lemah, Mulia dan Hina, Penolong dan Yang Ditolong, Dokter dan Pasien, Bahagia dan Sedih, Dunia dan Akhirat. Semua itu Pemberian yang bermakna Ujian dari Allah. Semua itu bernilai "0".
Kenapa Koq "0" ?
Ya, karena hanya sebuah rupa atau wujud dari yang sudah ditetapkan dalam hukum sebab akibat. Karena dia hanyalah merupakan sebentukan tugas atau amanat yang dititipkan sebagai ujian oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Nilai baru "ADA" setelah seseorang hamba melaksanakan peran dan amanat yang dititipkan oleh Allah itu sebagaimana yang dikehendaki atau di perintahkan oleh Allah. Kemenangan itu hanya diperoleh orang orang yang beriman !
Betapa banyaknya bukti bukti NYATA AYAT-AYAT ALLAH
https://youtu.be/qR55wB3wQkw
KESUKSESAN TERTINGGI
Ridlo Allah adalah kesuksesan yang sebenar benarnya. Sedang selama ini mungkin upaya yang hendak kita capai cuma sebatas "Keperluan Chajat" kita saja. Itu tidak dalam keadaan sedang mencari Keridhoan Allah. Senang (Ridho) belum menjadi tujuan !
Jika begitu maka tak ada lagi yang paling baik untuk kita lakukan selain memohon ampunan-NYA atas kelalaian kita itu. Karena mungkin karena kita masih berkutat pada upaya menyelesaikan masalah masalah disekitar keperluan HAWA NAFSU belaka.
Coba Renungkan... !
Jika tak ada syurga dan neraka, maka berhentikah menjadi hamba ? Akan berhentikah sholat kita, puasa dan zakat kita. Dan kita tak beribadat lagi ?
Apakah jika tak jua kunjung dapat rejeki yang diharapkan lalu kita mau berhenti beribadah ?
Atau jika sudah terpenuhi segala hajat kita .... Mau berhentikah sholat dlucha kita, sholat tahajjud kita dan bacaan Surah Al Waaqi'ah kita ?
Karena kita telah "merasa behasil atau sukses dalam arti telah mendapatkan apapun yang kita inginkan?" Bahkan itu juga masih dalam ujian dari Allah !
Bukankah shabar dan tawakkal itu wujud penghambaan yang bernilai tinggi ? Tentunya hal ini hanya berlaku untuk orang orang yang benar benar telah beriman kepada Allah.
Bukankah syukur dan bermanfaat bagi orang lainnya adalah ibadah yang mulia ?
Itulah jawabannya ....
Tidak akan pernah berhenti beribadah atau menghambakan diri kepada Allah ! .... Itulah Hamba Allah Yang Sejati.
KESIMPULAN :
MEMBENARKAN DAN BERSEPAKAT DENGAN ALLAH
Tapi kesuksesan yang sebenar benarnya adalah membenarkan atau bersepakat dengan Allah, dan kesibukan dalam mentaati dan mematuhi aturan Allah, dan menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain, dan tetap menjadi orang yang baik dalam segala keadaan dan peranan yang sudah amanatkan atau ditentukan oleh Allah.
0 komentar:
Posting Komentar