LOGIKA LOGIKA
MUHAMMAD ROHMATAN
LIL'AALAMIIN
Nur Muhammad adalah Rahmat Allah yang telah ada sebelum kelahiran Nabi Muhammad. Karena itulah, tidak mungkin jika Rahmat Allah itu hanya dikaitkan dengan kelahiran dan diutusnya Muhammad sebagai Nabi Allah saja.
Jika hanya dikaitkan dengan Kelahiran dan Diutusnya Nabi Allah Muhammad semata, maka itu sama artinya dengan mengatakan "Tidak Ada Rahmat Allah" sebelum Nabi Muhammad Lahir dan Diutus sebagai Nabi. Dan hal itu jauh dari Kebenaran dan Tak Mungkin alias Mustahil demikian.
Akan tetapi yang benar adalah bahwa MUHAMMAD ROHMATAN Lil 'AALAMIIN yang dimaksudkan adalah NUR NABI MUHAMMAD Shollalloohu 'Alayhi Wasallam, yang disebut "Nur Muhammad" yaitu Rosulullooh Shallalloohu 'Alayhi Wasallam (Wamaa ARSALNAAKA Illaa Rochmatan Lil 'Aalamiin) yang dijadikan sebagai "Rahmat Bagi Semesta 'Alam" yakni sebagai sumber dari segala sumber rahmat Allah bagi terciptanya Alam Semesta.
Dan NUR MUHAMMAD itulah yang diciptakan Allah dan dijadikan sebagai Wujud atau Rupa Rahmat Allah. Dan semakin cemerlanglah lagi Nyata Rahmat Allah itu setelah Nabi Muhammad Shallallahu 'Alayhi Wasallam lahir dan diutus ke dunia.
Itulah logika mengenai Dalil Nur Muhammad Rosulullooh Shallallahu 'Alayhi Wasallam bagi yang meyakininya.
PENCIPTAAN
Jikalau ada kelereng di jalan yang tersusun secara rapi. Apakah lalu orang mau mengatakannya bahwa kelereng itu terjatuh di jalan, itu adalah kedunguan kebodohan yang pungkas. Bahkan sesungguhnya bahwa segala sesuatu yang BERATURAN pasti ADA yang MENGATUR, walaupun Si Pengatur itu tidak nampak atau tidak ditemuinya.
Seperti halnya alam semesta yang beraturan ini adalah Mahakarya dari Allah yang Esa Yang Tidak diragukan keberadaannya.
TUHAN PENCIPTA
Allah menciptakan segala sesuatu itu artinya bahwa Allah aja sebelum segala sesuatu yang ia ciptakan. Merupakan suatu prinsip ketuhanan dimana tuhan harus terlebih dahulu ada daripada ciptaannya.
Mana mungkin ada cahaya dibumi dan perhitungan hari, bulan dan tahun sebelum diciptakannya matahari.
Itu juga merupakan satu prinsip cara berpikir kita bahwa "Tidaklah mungkin ada Tuhan yang adanya setelah ciptaan terjadi". Harus begitu ... Karena pastilah Tuhan mendahului segala yang diciptakan-NYA.
Dan tidak mungkin pula Tuhan menciptakan Tuhan yang lainnya. Karena apapun yang diciptakan Tuhan adalah sesuatu yang diciptakan. Dengan kata lain "makhluk" yang berarti "ciptaan". Dan pastilah bahwa setiap ciptaan bukanlah Tuhan.
SUNNATULLOOH
Tidak ada yang berubah dari Sunnatullooh ! Sunnatullooh selalu bersifat Tetap karena Allah telah menetapkannya dengan Kebenaran dan Keadilan. Sesuai dengan ayat "Wa Tammat Kalimaatuloohi Robbika Shidqon Wa 'Adlaa, Laa Mubaddila Likalimaatihii.."
Dan Sunnatullooh itulah yang selalu meluputi kehidupan manusia. Baik itu Tubuh, Akal Hati dan Ruuch, Angin, Api, Tanah, Air, Gravitasi Bumi, Cahaya, Gelap Malam, Payah, Kuat, Dan segala Hukum Alam yang ada.
Ada kepastian dalam Sunnatullooh itu. Jika begini akan begini dan jika begitu akan begitu. Tak dapat dielakkan. Semua telah Allah atur dan tetapkan secara benar dan adil. Semuanya Allah tundukkan atau Islamkan kepada Hukum-NYA Tanpa pilih kasih, baik dengan suka rela ataupun secara Terpaksa.
Untuk itulah manusia wajib menyesuaikan diri dengan Sunnatullooh tersebut. Cara cara penyesuaian diri itu juga telah diatur dalam agama.
Itulah Syari'at Allah. Barangsiapa yang mengikuti dengan taat kepada Allah maka dialah yang selamat dan beruntung. Namun manakala manusia tidak mentaati Syari'at Allah, maka dia akan mendapatkan akibatnya.
Seperti hutan yang penuh dengan pohon yang lebat. Jika hutan itu ditebangi terus pepohonannya, maka akibatnya akan banjir bandang.
Jika manusia merusak tatanan alam, maka manusia juga yang akan menuai akibat buruknya.
Tidak hanya berhubungan dengan alam yang diliputi oleh Sunnatullooh, akan tetapi itu juga Berlaku bagi seluruh apa yang ada pada diri manusia, termasuk TUBUH, AKAL DAN HATINYA.
Jika alat yang membutuhkan listrik saja tak akan pernah berfungsi jika tak dihubungkan dengan kelistrikannya, apalagi akal dan hati manusia terhadap Allah Sang Maha Penciptanya. Jika akal dan hati melepas diri dari Bimbingan Yang Allah Maktubkan dalam KITAB ALLAH, maka pasti akal dan hatinya tak akan berfungsi sebagai mana yang diharapkan.
Jika lampu saja tak akan pernah menyala jika tak terhubung dengan kelistrikannya. Untuk itu ingatlah, bahwa kecenderungan Akal dan hati manusia sangat membutuhkan Allah sebagai Tuhannya. Maka akal dan hati tak akan sukses dan berbahagia jika tak Nyambung kepada Allah, Tuhannya. Jika tak sukses dan berbahagia, maka Tubuhnyapun akan mendapatkan akibatnya.
Itulah Sunnatullooh yang sering kita sebut Hukum Alam, Hukum Sebab Akibat, Energi dan Kekekalannya.
Maka itu " *JANGAN NEKAT* "
Tapi *"HARUS TAAT"* kepada Allah Dzat Yang Esa Maha Kuasa Maha Terwujud Segala Kehendak-NYA !
Agar Hidup Sukses Beruntung dan Berbahagia Selamat Sejahtera.
Semoga Ummat Sayyidina Muhammad Shallallahu 'Alayhi Wasallam memperolehnya, Aamiin Yaa Rochmaanu Yaa Kariimu.
CINTA
Ya sebuah kebiasaan nampaknya, bila mencintai maka merindui dan maunya mendekat-dekati. Tak terwujud maka mengingat - ingati saja apa boleh buat katanya. Orang yang benar mencintai pasti harus didapati bukti kasih dan sayangnya. Jika sudah terbukti, maka akan mendapatkan balasan sempurna.
Al Qur-aan harus dicintai, harus diingat-ingat dan dirindukan. Agar ia melekat dalam hati sebagai balasan terbaik bagi pecintanya.
*
Terserah .... Mau bagaimana !
Dan janganlah sampai kau keluar dari Islam, Jangan pernah meninggalkan Bersholawat kepada Nabi SAW dan Cintailah Ummat Sayyidina Muhammad SAW, karena Nabi Muhammad Shollalloohu'Alayhi Wa Sallama sangat mencintai ummat-Nya.
0 komentar:
Posting Komentar