FITHROH ALLAH
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) Fithroh Allah yang telah menciptakan manusia menurut Fithroh itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, dengan kembali bertobat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.
Yang dimaksudkan Tiada Perubahan pada Fithroh-NYA pada penciptaan manusia yaitu bahwa manusia tetap berada pada Fithroh Yang Suci yang telah dibekalkan oleh Allah kepada HATI MANUSIA. Dan bahwasanya itulah KETENTUAN bahwa sesungguhnya Allah telah membekalkan kepada manusia pengetahuan tentang KEESAAN-NYA dan TIDAK ADA TUHAN SELAIN DIA.
Dengan dasar Ayat ini pula, tidak ada satu alasan pun membenarkan semua perkataan yang mengandung makna persyarikatan antara Tuhan dengan Hamba.
Bahkan telah sungguh nyata bahwa dengan ayat ini pula sangat-sangat menjelaskan bahwa manusia dikurung pada nilai-nilai Ketauhidan yakni keharusan MENGESAKAN ALLAH PADA DZAT, SHIFAT, ASMA' MAUPUN AF'ALNYA.
Fithroh itu merupakan sebagai kecenderungan Manusia kepada Allah. sehingga dengan adanya Ketetapan (tidak berubah) Fithroh tersebut, menjadikan manusia MERASAKAN KEBAHAGIAAN bila dekat dengan Allah atau SELARAS DENGAN ALLAH.
Dan sebaliknya akan MERASAKAN KESEDIHAN bila jauh dari Allah atau TIDAK SELARAS DENGAN ALLAH.
"Fithroh Hati Manusia itu menjadikan manusia sangat merasa perlu kepada Allah" bahkan melebihi seorang bayi membutuhkan Ibundanya !
Bagaimana Menghadapkan Wajah Kepada Agama Dengan Lurus ?
• Mengerti dan menyadari akan kejadian dirinya yang Allah ciptakan dengan berkesesuaian dengan Fithroh-NYA dalam Kesadaran Hakiki yakni Kesadaran Ruh dengan jalan Duduk pada Halaman Nur Muhammad.
• Senantiasa Menselaraskan dalam makna Berma'mum, mentaati, mematuhi, meneladani atau berpandu dengan upaya menyesuaikan terus-menerus kepada Kesucian Allah dan Ke-Esaan Allah.
• Mengembangkan Sikap Tawaadhu' dan Kasih Sayang sebagai wujud kefahaman akan kedudukan atau hakikat dirinya dihadapan Allah Yang Esa yang menciptakan manusia dengan Fithroh-NYA Yang Maha Suci.
.... Itulah "Beragama Yang Tegak /Diinul Qoyyim".
0 komentar:
Posting Komentar