BERMADZHAB : DR HASYIM ARROZI
Assalamu`laykum wrwb
Alhamdulillaahi Robbil `Aalamiin Chamdan yuwaafii ni`amahuu wayukaafii maziidah. Asyhadu allaa ilaaha illalloohu wa asyhadu anna muhammadan 'abduhuu warosuuluh. Allohumma sholli wa sallim wa baarik 'alaa sayyidinaa muchammad wa 'alaa aalihi wa shochbihii wa awlaadihi wa dzurriyaatihii ajma'in
'Amma ba'du ..... Bapak bapak Ibu ibu Saudara saudara ....
ASUMSI "ALLAA MADZHAABIYYAH" TIDAK PERLU BERMADZHAB
Ada orang orang yang menyuarakan untuk tidak perlu bermadzhab.
Sejak tahun 70an di Masjidil Charoom, ada selebaran-selebaran yang menuliskan SERUAN UNTUK TIDAK PERLU BERMADZHAB. Maka hal itu didengar oleh ASY SYAIKH MUCHAMMAD SAI'ID FADHOL AL BUUTHI. Beliau menuliskan kitab yang membantah tulisan asumsi anti madzhab yang ditulis ALHAJAAJ SING tersebut. Beliau mengatakan bahwa siapapun yang menyuarakan anti bermadzhab adalah BID'AH YANG PALING BERBAHAYA ! Setelah buku bantahan itu berkembang dan menyebar, ada seorang syaikh anti madzhab yaitu ALBAANI (yang menurut pengikutnya dikatakan pakar menshohihkan dan mendhoifkan chadits) itu minta ketemu dengan Asy Syaikh Muchammad Sai'id Fadhol Al Buuthi . Syaikh Al Baani meminta untuk berdebat dengan Asy Syaikh Muchammad Sai'id Fadhol Al Buuthi .
Bapak bapak Ibu ibu Saudara saudara ....
Perlu diketahui bahwa Syaikh Romadhon Al Buuthi bermadzhab syaafi'i. Kalau sholat shubuh berqunut dan baca Al Fatichah Basmallahnya dijaharkan dan setelah sholat doanya berjama'ah... Itu Asy Syaikh Muchammad Sai'id Fadhol Al Buuthi. . Akhirnya terjadi perdebatan panjang. Dan ternyata perdebatan tersebut ada yang merekamnya dan salinannya sudah disebar. Syaikh Romadhon Al Buuthi tidak menginginkan rekaman itu disebar, karena akan menyebabkan terbukanya aib Syaikh Albani. Namun ternyata sudah ada yang menyebarkannya dan sudah menjadi buku, dan suara rekamannya sudah dapat didengar. Wal hasil syaikh albaani marah-marah. Makanya syaikh albaani benci sekali dengan Syaikh Sa'id Al Buuthi. Dan terkenal dibuku-bukunya syaikh Albaani tanpak sekali kebencian terhadap Asy Syaikh Muchammad Sai'id Fadhol Al Buuthi. Makanya' muridnya Albaani yang sangat kasar bernama Adnan meriwayatkan buku Albaani bahwa Albaani menyumpahi Syaikh Al Buuthi sebagai orang munafiq. Dengan ucapan "semoga Allah panjangkan umurmu dan Allah tunjukkan rahasia kemunafiqanmu".
Dan ini perkataan yang tak pantas dikatakan oleh orang yang alim.
Hal itu terjadi di sana ditanah Arab, Suriyah.
Bapak bapak Ibu ibu Saudara saudara ....
Di Indonesia, jauh sebelum itu ditahun 60an ada seorang Syaikh pengarang buku "40 Masalah Agama dan Keagungan Madzhab Syafi'i yang bernama Syaikh Sirojuddin Abbas. Karena saat itu sudah mulai muncul gerakan ANTI BERMADZHAB. Karena ada yang mengatakan "Kita tak perlu lagi mengikuti imam imam madzhab. Kuta langsung saja mengikuti Al Qur-aan dan As Sunnah". Pada saat itu Syaikh Sirojuddin berpolitik dan Buya HAMKA juga berpolitik. Buya HAMKA di Muhammadiyyah dan berkampanye ikut Masyumi sedangkan Syaikh Sirojuddin di Jama'ah Islamiyyah dan NU. Buya HAMKA menyebut Syaikh Sirojuddin dengan sebutan Surojuddin "KIBAS" (KAMBING) dan dibalas oleh Syaikh Sirojuddin dengan Ucapan Buya "HAMQO" (BODOH). Tapi itu kritik hujjatan ucapan politisi bukan seorang ulama. Selesai kampanye selesai pula hujjat menghujat. Tiba tiba saya ketemu sahabat saya, seorang ustadz diseberang propinsi ini. mengatakan "Jika ketemu kitab Sirojuddin Kibas, "Bakar" !" Mengapa ? Karena isinya kitabnya MENGKRITISI SALAFI WAHHABI. Dan mengatakan ini buku buku Khurafat dan Sesat.
Koq sampe segitunya .... Dia nggak nyadar kalau dia cuma 4 tahun di Timur Tengah, Syaikh Sirojuddin bertahun-tahun di Timur Tengah bolak balik bolak balik. Kita cek ternyata Syaikh Sirojuddin Abbas adalah anak dari Ulama Besar di Sumatra Barat yakni Syaikh Abbas dekat Maninjau Sumatra Barat atau lainnya saya kurang faham.
Bapak bapak Ibu ibu Saudara saudara ....
Dahulu ditahun tahun 60an 70an ikut rame disini, orang-orang ikut ngomong tak perlu bermadzhab. Jika di Suriyah ada Syaikh Romadhon Al Buuthi dan Di Indonesia ada Syaikh Sirojuddin Abbas.
Lalu bagaimana hari ini ? Hari muncul lagi lebih rame lagi dan lebih viral. Dimana kajian kajian anti madzhab itu bisa akses di YouTube bisa akses di Google. Kalau Syaikh Sirojuddin Abbas ia berkata, "Orang-Orang yang baru belajar agama dan suka menyalah-nyalahkan itu, bahwa mereka itu "dengan istilah keras" itu MUFTI GADUNGAN - MUJTAHID GILA". Menurut Syaikh Sirojuddin Abbas.
Bapak bapak Ibu ibu Saudara saudara yang dirahmati Allah ....
Mari kita coba, sebelumnya madzhab itu apa ? Koq orang-orang itu aneh aneh tentang madzhab. Mereka mengatakan nggak usah bermadzhab ... bermanhaj saja !
Madzhab itu artinya "Tempat Pergi" artinya tidak lain "Jalan untuk Memahami Kitab Allah dan Sunnah Rosululloh". Tapi yang mengagetkan dari orang- orang yang anti madzhab, mereka menukil ayat ayat yang digunakan untuk orang-orang kafir dialamatkan kepada orang muslim yang bermadzhab. Contohnya, " Jika engkau wahai Muchammad mengikuti kebanyakan orang yang ada dipermukaan bumi, niscaya akan menyesatkan enghkau dari jalan Allah. Mereka tidak mengikuti tak lebih dripada DHONN / perkataan semata. Mereka sering menggnakan ayat itu untuk mengatakan bahwa mengikuti orang yang terbanyak itu tak mesti benar. Padahal ayat tidak berbicara tentang ummat islam (yang terbanyak). Karena ayat itu turun kepada Nabi Muchammad Shollallahu 'Alayhi Wasallam, Jika engkau mengikuti (Yaa Muchammad) orang-orang yang KAFIR. Jika mengikuti ummat islam dan ulama islam tak disebut masuk ke ayat ini ! Jadi dalil dalil yang sering digunakan oleh orang-orang yang anti madzhab itu rata rata salah dalil. Dalil untuk menyindir orang kafir dipakai untuk menyerang sesama orang muslim.
Dalil yang dipakai "bukan" untuk orang mukmin dipakai untuk orang mukmin. Apalagi ayat disurah Ali Imron, "Wahai ahli kitab, mari kita ke satu kalimat yang sama. (Mereka tidak mengikut sertakan bagian awalnya, dimana disebut di ayat itu seruan kepada ahli kitab) ... "Janganlah kita mengambil satu sama sebagai tuhan tuhan (Arbaaban). Mereka suka memotong motong ayat yang sebenarnya bukan untuk muslim tapi untuk ahlu kitab. Setelah kita cek, ternyata ayat ayat yang digunakan oleh kaum anti madzhab, baik Chanafi, Maliki, Syafi'i ataupun Chambali adalah salah arah penempatannya. Masa ayat ayat yang diarahkan kepada orang-orang kafir untuk ahli kitab di gunakan untuk orang-orang muslim. Dan ayat ayat yang diarahkan "bukan" kepada orang-orang mukmin digunakan untuk orang-orang mukmin.
Syaikh Albaani karena ada kepentingan dengan pemerintah dimana mereka adalah salafi wahhabi. Maka Albaani mengeluarkan sebuah pernyataan tentang chadits Muchammad Shollallahu 'Alayhi Wasallam, yang berbunyi, "Katakan, Ummatku tidak akan berkumpul bersepakat dalam kesesatan" .... Oleh Albaani dikatakan bahwa chadits ini DHOIF. Padahal dikatakan oleh Ibnu Mas'uud RA, bahwa apa yang dikatakan oleh ummat Islam itu baik, maka menurut Allah itu juga baik. Kenapa ? Karena orang islam berfikir sesuai mengikuti manhaj nabawi atau sesuai dengan kenabian. Maka orang yang ikut madzhab sebenarnya sama dengan ikut Nabi.
Coba perhatikan ...
• Jika kita ingin belajar hukum islam maka kita ikut 4 Imam :
Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi'i dan Imam Hanbali.
• Jika kita ingin belajar chadits maka kita ikut 10 Imam minimal 6 : Imam. Imam Bukhori, Imam Muslim, Imam Nasaa-i, Imam Turmidzi, Imam Abu Dawud, Imam Ibnu Majah.
• Jika kita ingin belajar aqidah islam maka kita ikut 3 Imam :
Imam Asy'ariy, Imam Maturidiy dan Imam Thohawiy.
• Jika kita ingin belajar akhlaq islam maka kita ikut 2 Imam :
Imam Ghozaliy, Imam Junayd Al Baghdadiy
• Bahkan masalah membaca saja, kita punya Imam juga. Jika ingin belajar bacaan qiroat Al Quraan maka kita ikut diantara 7 Imam,
Karena mereka semua Radhiyalloohu 'Anhum itu mengikuti Kitabullooh dan Sunnah Nabi Shollalloohu 'Alayhi Wasallam.
Bapak bapak Ibu ibu Saudara saudara ....
Syaikh Albaani mengutip Ucapan Imam Syafi'i. Apa katanya, " Imam Syafi'i berkata kepada muridnya, "JANGAN TAQLID KEPADAKU!" (Apa taqlid ? Mengikuti tanpa tahu dalil). Tapi ia (Albaani) melupakan Imam Syafi'i berkata begitu kepada siapa ? Apakah murid yang level dibawahnya atau muridnya yang baru ngaji ? Kalau orang yang belum faham, bahwa Imam Syafi'i itu ngomong ke muridnya yang selevel Imam Hanbali dan Al Muzanni. Tapi kalau ngomong ke kita, "TAQLIDLAH KEPADAKU!"
Begitu pula Syaikh Albaani mengutip tentang perkataan Imam Syafi'i, "Jika Chadits itu shohih itu madzhabku" (Albaani menghendaki dengan perkatasn Imam Syafi'i itu untuk memplesetkan pemahaman Muslimin). Psdahal maksud perkataan Imam Syafi'i adalah chadits shohih yang menurut kriteria Imam Syafi'i, bukan shohih menurut Kriteria Albaani).
CONTOH :
Menurut Albaani, qunut sholat shubuh itu chadits dho'if, akan tetapi menurut Imam Syafi'i Chadits Qunut Sholat Shubuh itu Shohih. Memilih siapa ? Imam Syafi'i atau Syaikh Albaani ? ( Sudash tentu Imam Syafi'i ! Imam Syafi'i gurunya RATUSAN, Sedang Syaikh Albaani guru chafizhnya dan ijazahnya CUMA SATU yaitu Syaikh Roghib Ath Thobbaaq (termasuk gurunya Syaikh Al Yatib Al Fadaniy juga).
Maka bermadzhab berarti mengikuti imam yang ikuti Kitab Allah dan Sunnah Rosul Shollalloohu 'Alayhi Wasallam. Mau langsung ke Kitab dan Sunnah akan berbahaya. Giliran beragama kembali ke Kitab dan Kitab Sunnah. Tapi giliran sakit langsung pergi ke dokter, nggak ke buku kedokteran. Coba, Jika kita sakit, apakah kita ke BUKU KEDOKTERAN ATAU PERGI KE DOKTER ? Jawabannya "ke dokter". Bila kita belum punya penyakit kejahilan dan ketidak-mengertian akan hukum agama, kita kembali ke Al Qur-aan dan Kitab As Sunnah atau pergi ahlinya Kitab Al Qur-aan dan As Sunnah ? Jawabannya Ke AHLI AL QUR-AAN DAN KITAB AS SUNNAH ?
Dalil bermadzhab adalah "FAS ALUU AHLADZ DZIKRI IN KUNTUM LAA TA`LAMUUN" (Bertanyalah kepada ahli dzikir /Ahli ilmu Al Qur-aan dan As Sunnah jika kamu tak mengetahui). Mengikuti madzhab itu berarti SUNNAH. Memang bermadzhab memang tidaklah wajib. Tapi bermadzhab itu sangat penting. Bukan mengikuti orang kafir, tapi mengikuti Orang Pilihan dari Para Ulama.
Apa akibat tidak bermadzhab dan kenapa Asy Syaikh Romadhon Al Buuthi menuliskan kitab yang menentang Aliran Anti Madzhab ?
Adapun MENGIKUTI ALIRAN TAK BERMADZHAB adalah paling BERBAHAYA karena bisa menghancurkan syari'at Islam. KENAPA BAHAYA ? Ketahuilah bahwa YANG MERIWAYATKAN HUKUM HUKUM NABI ITU ORANG-ORANG YANG BERMADZHAB. Yaitu Imam Abu Hanifah (Hanafi), Imam Maliki, Imam Syafi'i dan Imam Achmad Bin Hanbaal (Hanbali) adalah periwayat periwayat Hukum Nabi. Empat imam ini periwayat hukum. Sedangkan Imam Bukhori atau Muslim hanyalah PERIWAYAT KATA KATA, PERBUATAN ATAUPUN KETETAPAN NABI, BUKAN PERIWAYAT HUKUM NABI Shollalloohu 'Alayhi Wasallam. Dan justru mereka periwayat periwayat chadits itu meriwayatkan pemahaman Para Imam Madzhab didalam kitab kitab mereka.
Masalahnya adalah ketika di Masjidil Charom, mereka anti madzhab menuliskan, "Kita itu cukup menggunakan Shohih Bukhori, shohih Muslim, Sunan Abi Dawud, Sunan Tarmidzi. Mereka lupa, Imam Bukhori berguru ke murid Imam Syafi'i, Imam Muslim berguru kepada Imam Bukhori, Imam Abu Dawud berguru kepada Imam Achmad bin Hanbal, Imam Tarmidzi juga berguru kepada murid murid Imam Syafi'i dan Bukhori.
Jika kita buka kitab Sunan Imam Tarmidzi, kita akan menemukan setiap ada Chadits yang musykil yang problem, beliau nukil pendapat Imam Imam Madzhab. Qoala Syafi'i wabi Qoola Achmad, wabi qoola Uyaynah dst... Berarti .... Imam Tarmidzi sudah mengerti dan sudah faham serta sudah menditeksi bahwa orang tidak cukup hanya mengerti chadits tapi mengerti MADZHAB ALA IMAM.
Kita sudah sebutkan juga bahwa umam imam ini saling terhubung dengan berguru ke atasnya. Jadi tidak benar kalau mengatakan cukup Imam Bukhori karena hanya Imam periwayat Chadits. Maka itu apakah akibatnya TIDAK BERMADZHAB ?
• Syaikh Albaani menulis pada kitab pertamanya yaitu melarang sholat dimasjid yang ada quburnya.
• Akhirnya Syaikh Albaani melarang sholat di masjid di Damaskus, konon katanya disana ada quburannya.
• Dan ketika takut tinggal di Madinah, Syaikh Albaani menfatwakan mesti keluarkan qubur Nabi dari Masjid Nabawi. Syaikh Albaani dikeluarkan dari Madinah karena kemauannya mengeluarkan qubur Nabi dari Masjid Nabawi.
• Syaikh Albaani Tidak membolehkan sholat di Masjid Al khoyr di Mina, kenapa ? Disitu ada 70 qubur sahabat Nabi.
• Syaikh Albaani membd'ahkan sholat shubuh berqunut.
• Syaikh Albaani tidak membolehkan mengatakan "Ash Sholaatu Wassalaamu 'Alayka Yaa Ayyuhan Nabi dengan alasan Nabi telah wafat.
• Syaikh Albaani juga tidak membolehkan mengucapkan sayyidinaa dalam sholat.
• Syaikh Albaani juga membid'ahkan ucapan usholli pada saat mau sholat.
• Syaikh Albaani juga membid'ahkan bersalam salaman dan berdoa berjama'ah setelah sholat.
• Syaikh Albaani juga mengatakan bahwa orang-orang bermadzhab itu sama dengan binatang ternak.
• Syaikh Albaani juga mengharamkan emas bagi wanita. Dengan hal ini ia berani mrngatakan "kenapa Imam Syafi'i koq memdiamkan seakan tidak tahu atau pura pura bodoh.
Itu akibatnya kalau tidak bermadzhab dan anti madzhab. Jangankan Asy Syaikh Muhammad Romadhon Al Buuthi, bahkan imam Syafi'i sekalipun juga dipersalahkannya.
Orang-orang Anti Madzhab itu sedang mengembangkan Qur-aan Berijazah. Pas di cek thobaqohnya, pada tingkatan thobaqoh / orang yang ketiga ternyata ORANG YANG BERMADZHAB. Pada saat dalam Membaca Al Qur-aan boleh bermadzhab, tapi giliran pemahaman tidak boleh, ... Ini jelas AMBIGU. Oleh karena itulah ajakan untuk tidak bermadzhab itu hanya MEMBUAT MADZHAB BARU TANPA NAMA, Maka bukan bermadzhab yang bid'ah tapi yang tidak bermadzhablah yang bid'ah. Itulah kata Asy Syaikh Muchammad Sai'id Fadhol Al Buuthi .Bahkan beliau mengatakan bid'ah yang paling berbahaya adalah TIDAK BERMADZHAB. KARENA ADA KECENDERUNGAN MENYERANG DAN MEMPERSALAHKAN MUSLIM LAIN YANG BERMADZHAB.
Itulah akibatnya jika TIDAK BERMADZHAB.
Pada zaman shohabat sudah ada perbedaan pandangan dalam beberapa hal yang mana hal itu menunjukkan akan adanya madzhab. Ada yang melarang perempuan ke Masjid (versi sayyidatina 'Aisyah RA) tapi ada yang membolehkan ( versi sayyidina 'Abdulloh bin 'Umar). Ketika terjadi perang ada yang membolehkan dengan api ( Sayyidina Abu Bakar), ada yang melarang menggunakan api (Sayyidina 'Umar). Ada shahabat Nabi yang kepala retak, pada saat malamnya ia bermimpi junub. Maka ia disuruh untuk mandi junub. Maka Nabi marah dan bersabda, "Kalau tidak tahu itu, seharusnya bertanya kepada tang lebih tahu.
Maka itulah bermadzhab itu SUNNAH. Bermadzhab bukanlah fanatisme atau Pengkultusan Imam, Bukan Mengabaikan Al Qur-aan Dan As Sunnah Lalu Memakai Madzhab .... Bukan Bukan Seperti Itu Ya .... !
0 komentar:
Posting Komentar