SHADR QALB FUAD LUBB
Dalam tasawuf, hati manusia terdiri dari beberapa lapisan spiritual yang saling terhubung, yaitu Shadr (dada), Qalb (hati), Fu'ad (hati lebih dalam), dan Lubb (lubuk hati).
Shadr adalah lapisan terluar yang dipengaruhi duniawi dan akal, sementara Lubb adalah intinya yang paling dalam dan menjadi pusat cahaya ketuhanan.
Lapisan-lapisan Hati Dalam Tasawuf:
Shadr (dada):
Lapisan terluar yang menjadi tempat bertemunya hati dan hawa nafsu.
Menerima cahaya dari ibadah (amaliah) dan juga menyimpan pengetahuan duniawi.
Tempat bisikan jahat dari setan dapat masuk, tetapi juga berfungsi sebagai penjaga agar tidak ada pihak yang mendominasi.
Qalb (hati):
Lapisan di bawah Shadr yang berorientasi pada pemikiran.
Tempat bersemayamnya banyak hal yang berkaitan dengan pikiran dan perasaan, termasuk motivasi, niat, dan keinginan.
Dapat bersifat baik atau buruk, tergantung cahaya ilahi yang diterimanya.
Fu'ad (hati lebih dalam):
Lapisan di bawah Qalb yang memuat kelembutan hati dan kasih sayang.
Tempat untuk akal, berpikir, dan bertafakur. Fu'ad mengolah data dari Qalb dan melahirkan ilmu pengetahuan yang bermoral.
Dapat menjadi tempat untuk menyaksikan Allah dan menjadi arif tentang-Nya.
Lubb (lubuk hati):
Lapisan terdalam, inti dari seluruh lapisan hati.
Pusat dari segala cahaya dan pondasi agama, seperti cahaya tauhid, iman, dan makrifat.
Menjadi pusat keunikan dan tidak terpengaruh oleh kata-kata atau teori biasa, namun menjadi tempat cahaya ilahi bersinar paling murni.
Konsep yang dapat dipahami dari gabungan hadits dan ayat Al-Qur'an yang menyebutkan bagian-bagian yang berbeda.
Konsep umum menyebutkan tiga lapisan utama yang saling berhubungan: shadr (dada), qalb (hati), dan fu'ad.
Shadr adalah lapisan terluar tempat masuknya pengaruh luar, Qalb adalah inti keimanan, dan Fuad adalah sumber pengetahuan atau makrifat.
Lapisan-lapisan hati secara umum
Shadr
Lapisan paling luar dan sering diibaratkan sebagai pintu atau halaman sebuah rumah, atau kolam tempat air qalb.
Tempat masuknya pengaruh luar seperti bisikan, penyakit, dan kesesatan. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaganya agar tidak kemasukan hal negatif.
Qalb
Inti hati yang merupakan sumber cahaya iman, keyakinan, ilmu, dan niat. Kondisinya menentukan kebaikan seluruh anggota badan, sebagaimana disebutkan dalam hadits.
Dapat diibaratkan sebagai sumber air atau pelita yang sinarnya akan bersinar jika bersih dan tidak terhalangi oleh "mendung" dosa.
Sebagian ulama juga mengibaratkan qalb sebagai Baitullah (rumah Allah), tempat yang sangat mulia dan berharga.
Fuad
Lapisan terdalam yang merupakan sumber makrifat dan "penglihatan" rohani.
Di sinilah ilmu dari qalb dan makrifat bersatu, sehingga segala sesuatu yang abstrak menjadi jelas dan terang.
Contoh hadits dan ayat yang terkait
Hadits: "Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)" (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits: "Bukan mata yang buta, tetapi yang buta adalah hati yang berada di dalam dada" (mengacu pada salah satu ayat Al-Qur'an).
Hadits ini menjelaskan bahwa kerusakan yang sesungguhnya terletak pada hati, bukan pada indra penglihatan lahir.
Ayat Al-Qur'an: Surah An-Nuur ayat 40 menggambarkan hati yang gelap gulita berlapis-lapis (seperti gelap di lautan yang dalam) bagi orang yang tidak diberi cahaya petunjuk oleh Allah. Ini menunjukkan adanya lapisan-lapisan kegelapan di dalam hati yang menutupi cahaya iman.
Kesimpulan
Meskipun tidak ada hadits qudsi tunggal yang secara eksplisit merinci lapisan-lapisan hati, konsep ini dapat dipahami dari pemahaman terhadap tiga lapisan utama (shadr, qalb, dan fu'ad) yang dijelaskan dalam Al-Qur'an dan hadits. Lapisan terluar (shadr) rentan terhadap pengaruh negatif, sementara inti hati (qalb) yang bersih dan bersinar adalah sumber kebaikan, dan lapisan terdalam (fu'ad) adalah sumber pengetahuan rohani yang jernih.
Arti Fu'ad, Ini Bedanya dengan Qalb dan Shadr
Hati sendiri terdiri dari beberapa tingkatan di dalamnya. Tingkatan tersebut tersusun dari beberapa lapisan.
Seluruh lapisan dan komponen hati saling terkoneksi dan memiliki ketentuannya sendiri. Sehingga, apabila salah satu darinya mengalami kerusakan, maka kinerja bagian yang lainnya akan ikut terganggu dan begitu juga sebaliknya.
Pengertian Fuad, Qalb dan Shadr
Dikutip dari buku Menalar Makna Berpikir dalam Al-Qur'an karya Muhammad Ismail, berikut ini ada penjabaran pengertian dari fuad, qalb dan shadr:
Pengertian Fuad
Dalam kamus Lisan Al-Arab, istilah fuad berasal dari akar kata fa-a-da, yang diartikan sebagai padanan kata dari qalb. Dalam Al-Qur'an, istilah ini memiliki setidaknya dua derivasi, yaitu al-fuad dan al-af'idah.
Menurut Tirmidzi, al-fuad berperan sebagai tempat pemrosesan ilmu pengetahuan (al-Ilm dan al-Ma'rifah). Lebih spesifiknya, fungsi fuad adalah sebagai penglihatan (ar-ru'ya), sehingga hati sering disebut memiliki mata, yaitu mata hati.
Dimensi fuad ini memungkinkan seseorang untuk melihat hakekat ilmu pengetahuan, sementara dimensi qalb memahami hasil dari ilmu tersebut. Ketika kedua fungsi ini digunakan secara bersamaan, sesuatu yang bersifat metafisik dapat terlihat oleh mata hati manusia.
Penjelasan tersebut dapat ditelaah melalui surat An-Nur ayat 44:
يُقَلِّبُ اللّٰهُ الَّيْلَ وَالنَّهَارَۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَعِبْرَةً لِّاُولِى الْاَبْصَارِ ٤٤
Artinya: Allah menjadikan malam dan siang silih berganti. Sesungguhnya pada yang demikian itu pasti terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan (yang tajam).
Dan juga dalam surat Al-Hasyr ayat 2:
فَاَتٰىهُمُ اللّٰهُ مِنْ حَيْثُ لَمْ يَحْتَسِبُوْا وَقَذَفَ فِيْ قُلُوْبِهِمُ الرُّعْبَ يُخْرِبُوْنَ بُيُوْتَهُمْ بِاَيْدِيْهِمْ وَاَيْدِى الْمُؤْمِنِيْنَۙ فَاعْتَبِرُوْا يٰٓاُولِى الْاَبْصَارِ
Artinya: maka Allah mendatangkan (siksaan) kepada mereka dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah menanamkan rasa takut ke dalam hati mereka; sehingga memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangannya sendiri dan tangan orang-orang mukmin. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, wahai orang-orang yang mempunyai pandangan!
Kedua ayat di atas menunjukkan bahwa orang-orang yang berpikir dengan hatinya adalah mereka yang merenungkan tanda-tanda kebesaran Allah dengan penuh keimanan serta mampu mengambil pelajaran dari ilmu Allah tersebut.
2. Pengertian Qalb
Terminologi qalb merupakan istilah bahasa Arab. Kata qalb, yang berasal dari akar kata qalaba, memiliki arti membalikkan, mengganti, berubah-ubah, dan berbolak-balik.
Adnan an-Nahwi menyatakan bahwa qalb adalah tempat bagi niat, kehendak, dan tekad. Qalb adalah dimensi hati yang bisa menjadikan manusia baik atau buru dan juga merupakan tempat bersemayamnya hidayah, iman, dan wawasan kesadaran yang mendalam atau ilmu.
Dimensi ini memiliki sifat yang tidak terlihat oleh mata. Dan salah satu kemampuan dimensi qalb yaitu memahami tanda-tanda kekuasaan Allah SWT, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam surat Al-Hajj ayat 46:
اَفَلَمْ يَسِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَتَكُوْنَ لَهُمْ قُلُوْبٌ يَّعْقِلُوْنَ بِهَآ اَوْ اٰذَانٌ يَّسْمَعُوْنَ بِهَاۚ فَاِنَّهَا لَا تَعْمَى الْاَبْصَارُ وَلٰكِنْ تَعْمَى الْقُلُوْبُ الَّتِيْ فِى الصُّدُوْرِ
Artinya: Tidakkah mereka berjalan di bumi sehingga hati mereka dapat memahami atau telinga mereka dapat mendengar? Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang berada dalam dada.
Hati berfungsi sebagai dimensi yang mampu menerima kebenaran. Dan orang yang tidak menggunakan hatinya untuk memikirkan kebenaran ilmu-ilmu Allah justru hatinya akan mati. Dan ketika hati seseorang telah mati, maka sumber ketakwaan, keimanan pun tertutup dan akhirnya yang terjadi adalah kekafiran dan kemusyrikan.
3. Pengertian Shadr
Salah satu konsep hati adalah shadr. Shadr adalah istilah yang berasal dari bahasa Arab, yaitu shadara-yashduru-shadran, dengan bentuk jamak shudur.
Hati disebut dengan istilah shadr karena merupakan sumber dari segala urusan. Shadr adalah dimensi paling luar, atau bagian terluar dan pertama dari hati.
Hati dan setiap dimensinya memiliki keistimewaannya masing-masing. Pada dimensi shadr inilah setan menganggu manusia dengan segala tipu dayanya.
Akibat banyaknya gangguan dari setan menyebabkan shadr seorang mukmin menjadi sempit. Terkadang seorang mukmin mengikuti hawa nafsunya dan kemudian mendapatkan musibah sebagai ganjarannya.
Sempitnya shadr juga dapat terjadi karena seringkali melihat dan mendengar suatu kebathilan dan tidak menyertakan hatinya dalam memahami kebathilan tersebut. Adapun orang kafir yang shadr-nya terisi dengan kegelapan kekafiran, kesyirikan dan keragu-raguan, sehingga tidak tersisa lagi tempat untuk cahaya Islam atau kebenaran di dalam hatinya.
Perbedaan Fu'ad, Qalb dan Shadr
Mengutip dari jurnal ilmiah Islam berjudul Sinonimitas dalam Al-Qur'an: Analisis Sematik Kata Qalb dan Fu'ad yang ditulis Muh. Fuad Abror dan diterbitkan tahun 2022, ada empat istilah yang digunakan dalam Al-Qur'an untuk menunjukkan makna hati, yaitu shadr, qalb, fu'ad dan bashirah. Istilah-istilah ini menggambarkan lapisan-lapisan dalam hati manusia serta kecenderungannya, baik maupun buruk.
Kalau seseorang menggunakan hatinya dalam arti shadr, qalb, dan fu'adnya, maka mereka bisa baik atau juga bisa buruk. Namun, jika ia menggunakan bashirahnya sudah pasti baik.
Shadr merupakan lapisan terluar dari hati. Lapisan pertama ini merupakan tempat berinteraksinya kepribadian kita dengan alam spiritual kita. Seseorang memerlukan kepribadian untuk berinteraksi dan juga membutuhkan bimbingan dari dalam hati.
Lapisan hati kedua adalah qalb, yang berada di dalam shadr. Begitu pula sifat buta dan bagian hati terdapat di dalam qalb bukan shadr, sebagaimana Allah berfirman dalam surat Al-Hajj ayat 46:
تَعْمَى الْاَبْصَارُ وَلٰكِنْ تَعْمَى الْقُلُوْبُ الَّتِيْ فِى الصُّدُوْرِ.
Artinya: "Karena sesungguhnya bukan mata itu yang buta tetapi yang buta ialah hati yang didalam dada".
Qalb sering diibaratkan sebagai sumber air dan shadr diibaratkan sebagai kolamnya. Qalb merupakan tempat bagi cahaya iman, dimana cahaya ini memberikan keyakinan, ilmu dan niat, lalu semua itu munculah di shadr sehingga hubungan antara qalb dengan shadr itu terletak antara yang pokok dan yang cabang.
Lapisan berikutnya adalah fu'ad yang merupakan sumber makrifat dan penglihatan. Pengetahuan yang ada di dalam qalb bersumber dari penglihatan fu'ad.
Artinya, al fuad sebagai tempat dimana ketika ilmu al qalb dan makrifat menyatu maka yang terjadi ialah segala sesuatu yang awalnya abstrak menjadi jelas dan terang. Baik al fuad dan al qalb keduanya dapat dikatakan sebagai al bashr.
Meskipun shadr, qalb dan fu'ad merupakan istilah yang digunakan untuk menyebutkan hati, namun ketiga kata tersebut memiliki perbedaan makna. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan jika fungsi dari shadr, qalb dan fu'ad sangat berbeda karena mereka terdiri dari lapisan yang berbeda.
.jpeg)






0 komentar:
Posting Komentar