Selasa, 18 November 2025

SIFAT MUSTAHIL BAGI ALLAH


 SIFAT MUSTAHIL BAGI ALLAH

Sifat mustahil atau sifat muhal Allah merupakan sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh Allah. Sifat-sifat tersebut berupa apa saja. Berikut penjelasan 20 sifat mustahil bagi Allah SWT.

1. Adam (Tiada)
Allah mustahil memiliki sifat Adam yang berarti tiada. Penjelasan sifat ini ada dalam surah Al A’raf ayat 54 yang berbunyi:

“Sungguh, Tuhanmu (adalah) Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Dia ciptakan) matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Mahasuci Allah, Tuhan seluruh alam.”

2. Hudus
Hudus berarti arti baru atau permulaan. Sifat ini tentu berbanding terbalik dengan Allah yang mana tidak ada yang mendahului, Dia yang pertama. Hal ini tercantum dalam surah Al Hadid ayat 3 yang berbunyi sebagai berikut.

“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”

3. Fana
Fana berarti tidak kekal, binasa, atau rusak. Hal ini tidak mungkin terjadi kepada Allah karena Dia kekal dan abadi. Hal ini tercantum dalam surah Ar Rahman ayat 26 yang berbunyi.

“Tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal.”

4. Mumassalatu Lil Hawadis
Mummasalatul lil hawadis berarti srupa dengan makhluk. Hal ini menjadi sifat mustahil Allah karena Allah tidak mungkin memiliki rupa yang sama dengan makhluk-Nya. Hal ini termaktub dalam surah Al Ikhlas ayat 4 yang berbunyi sebagai berikut.

“Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”

5. Muhtajun Ligarihi
Muhtajun ligarihi berarti berdiri dengan lain atau membutuhkan bantuan yang liyan. Allah Maha Sempurna dan Maha Berdiri Sendiri. Dia tidak membutuhkan bantuan siapapun. Hal ini tercantum dalam surah Al Ankabut ayat 6 yang berbunyi.

“Dan barang siapa berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu untuk dirinya sendiri. Sungguh, Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.”

6. Ta’addud
Ta’adud berarti terbilang. Allah tidak terbilang karena Dia yang Maha Esa. Dia tunggal dan satu-satunya di alam raya ini. Sifat ini termaktub dalam surah Al Baqarah ayat 164 yang berbunyi.

“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.”

7. Ajzun
Ajzun berarti lemah. Allah tidak mungkin memiliki sifat lemah karena Allah Maha Besar dan Berkuasa atas segala ciptaan-Nya. Sifat ini tertulis dalam surah Al Baqarah ayat 20 yang berbunyi.

“Hampir saja kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali (kilat itu) menyinari, mereka berjalan di bawah (sinar) itu, dan apabila gelap menerpa mereka, mereka berhenti. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya Dia hilangkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

8. Karahah
Karahah berarti terpaksa. Allah tidak akan melakukan sesuatu dengan terpaksa. Karena, Allah berkehendak melakukan segala sesuatu. Hal ini tercantum dalam surah Al-Buruj ayat 16 yang berbunyi.

“Maha Kuasa berbuat apa yang Dia kehendaki.”

9. Jahlun
Jahlun berarti bodoh. Sifat ini mustahil dimiliki oleh Allah. Karena Allah Yang Maha Mengetahui atas segala sesuatu. Hal ini tercantum dalam surah Al Hujurat ayat 18 yang berbunyi.

“Sungguh, Allah mengetahui apa yang gaib di langit dan di bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”

10. Mautun
Mautun berarti mati. Allah kekal sepanjang hayat dan tidak akan pernah mati sehingga mustahil memiliki sifat mautun. Hal ini tercantum dalam surah Al Furqan ayat 58 sebagai berikut.

“Dan bertawakallah kepada Allah Yang Hidup, Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya.”

11. Summun
Summun berarti tuli. Allah Maha Pendengar sehingga summun menjadi sifat mustahil yang dimiliki oleh Allah. Hal ini tercantum dalam surat Al Baqarah ayat 127 sebagai berikut.

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan dasar-dasar (pondasi) Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan kami terimalah amalan kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

12. Umyun
Umyun berarti buta. Allah Maha Melihat sehingga sifat umyun mustahil dimiliki oleh Allah SWT. Berikut surah Al Hujuran ayat 18 yang menjelaskan sifat tersebut.

“Sungguh, Allah mengetahui apa yang gaib di langit dan di bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”

13. Bukmun
Bukmun berarti bisu. Allah memiliki sifat kalam, yakni berfirman bagi keselamatan manusia melalui para nabi dan rasul. Hal tersebut tercantum dalam surah An Nisa ayat 164 yang berbunyi.

“Dan ada beberapa rasul yang telah Kami kisahkan mereka kepadamu sebelumnya dan ada beberapa rasul (la-in) yang tidak Kami kisahkan mereka kepadamu. Dan kepada Musa, Allah berfirman langsung.”

14. Ajzan
Ajzan berarti zat yang lemah. Allah berkuasa atas segala alam semesta dan makhluk ciptaan-Nya. Sehingga, tidak mungkin Allah memiliki sifat lemah. Hal ini tercantum dalam surah Al Baqarah ayat 20 sebagai berikut.

“Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.”

15. Karihan
Kahiran berarti zat yang terpaksa. Allah SWT merupakan Zat Yang Maha Berkuasa atas segala ciptaann-Nya. Sifat ini termaktub dalam surah Hud ayat 107 yang berbunyi.

“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sungguh, Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.”

16. Jahilun
Jahilun berarti bodoh. Allah merupakan Zat Yang Maha Mengetahui segala isi alam semesta termasuk hati makhluk ciptaann-Nya. Hal ini tercantum dalam surah An Nisa ayat 176 yang berbunyi.

“Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

17. Mayyitun
Mayyitun berarti mati. Allah SWT merupakan zat yang kekal abadi dan tidak memiliki akhir kehidupan. Sifat ini tercantum dalam surah Al Furqan ayat 58 yang berbunyi.

“Dan bertawakallah kepada Allah Yang Hidup, Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya.”

18. Asamma
Asamma berarti ketulian. Allah menjadi Zat Yang Maha Mendengar bahkan dapat mendengar seuatu yang tersembunyi misalnya hati seseorang. Sifat ini tercantum dalam Al Baqarah ayat 256 yang berbunyi.

“Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”

19. A’ma
A’ma berarti buta. Allah menjadi Zat Yang Maha Melihat atas segala perbuatan makhluk yang diciptakan-Nya. Sifat ini tertulis dalam surah Al Hujurat ayat 18 yang berbunyi sebagai berikut.

“Sungguh, Allah mengetahui apa yang gaib di langit dan di bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”

20. Abkama
Abkama berarti bisu. Allah SWT Maha Berfirman sehingga tidak mungkin memiliki sifat bisu. Hal ini dapat terlihat dari firman-Nya atas segala keagungan yang termaktub dalam kitab suci yang disampaikan oleh nabi dan rasul. Sifat ini tercantum dalam surah An Nisa ayat 164 yang berbunyi sebagai berikut.

“Dan ada beberapa rasul yang telah Kami kisahkan mereka kepadamu sebelumnya dan ada beberapa rasul (la-in) yang tidak Kami kisahkan mereka kepadamu. Dan kepada Musa, Allah berfirman langsung.”

0 komentar:

Posting Komentar