Ash-Shalaatu Nuurun, Wash-Shobru Dhiyaan
Nuur itu menerangi, membuat apa yang ada di sekitarnya tampak jelas. Maka ayatnya berbunyi:
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ
"Minta tolonglah kalian dengan sabar dan shalat."
Maka permintaan tolong itu tidak cukup hanya dengan sabar. Harus ada shalatnya. Karena dengan shalat akan ada pijar dalam qalbu. Allah akan menghidupkan dan menyalakannya. Dengan hati yang menyala, kita akan tahu permasalahan dan cara penyelesaiannya. Orang yang tidak menghadapi persoalannya dengan shalat, ia tidak akan tahu apa masalahnya dan bagaimana jalan keluarnya.
Kita doakan semoga orang-orang yang mengurus negeri ini, jika ada masalah, mereka shalat dua rakaat terlebih dahulu. Begitu juga kita. Masalah apapun, rumah tangga, anak-anak, pekerjaan, bahkan niat tertentu — jika kepala tidak ditundukkan dalam shalat, maka kepanikan akan mendominasi. Tapi dengan menundukkan kepala, energi kita bisa kembali penuh, sehingga kita bisa melihat masalah secara utuh dan tidak panik.
Sahabat Nabi ketika kehilangan sandal saja sudah panik. Coba bayangkan… sahabat Nabi itu manja sekali. Tapi Nabi mengajarkan kemandirian. Apa kata beliau?
"Sholluu Rok’atain" — shalatlah dua rakaat.
Jangan mengadu kepada saya, tapi mengadulah kepada Allah.
Sedekah itu Burhan
Burhan artinya argumentasi atau bukti. Maka sedekah adalah bukti: apakah seseorang benar-benar tidak cinta harta. Harta yang Allah titipkan sebenarnya milik Allah. Kalau Allah mau ambil, pasti akan diambil. Maka bersedekahlah, baik sedekah badan melalui shalat dhuha, sedekah harta dengan berbagi, atau sedekah ilmu dengan mengajar.
Di malam hari, shalat malam adalah sedekahnya badan. Siang hari, shalat dhuha juga sedekahnya badan. Kita boleh menyebutnya Sedekah Badaniyyah atau Sedekah Fisik.
Nabi bersabda bahwa tubuh manusia memiliki 360 persendian. Maka setiap sendi harus disedekahi. Bayangkan, jika satu sendi kita nilai Rp10.000, maka berapa jumlahnya? Bagaimana jika satu sendi dinilai sejuta rupiah? Berat, bukan? Baru terasa saat sakit. Coba kalau mata sakit, biaya operasi mata berapa? Belum telinga, gigi, paru-paru, bahkan otak dan syaraf. Bayarnya bisa dengan sedekah atau saat sudah sakit? Maka sedekahlah sejak sekarang.
Orang Barat menemukan manfaat olahraga. Tapi Nabi tidak melakukan penelitian. Nabi diperjalankan secara ruhani. Beliau sudah melihat masa depan dan tahu semua hasil penelitian zaman sekarang. Nabi memberikan intinya, kita tinggal mengikuti sesuai zaman kita.
Ash-Shobru Dhiyaan
Jika shalat itu cahaya, maka sinarnya adalah sabar. Shalat yang penuh kesabaran disebut tuma’ninah. Maka orang yang kuat sabarnya akan bersinar. Sinar inilah yang permanen. Dari langit, terlihat berpijar. Setiap hari malaikat naik dan turun, mereka melihat orang-orang yang shalat subuh bercahaya.
Ada yang cahayanya terang benderang seperti bintang, seperti Planet Venus, atau yang biasa disebut Bintang Kejora. Maka malaikat menggosipkan di langit: "Itu cahaya siapa?" Inilah yang viral di langit.
Ingin viral di langit? Jangan hanya viral di bumi. Viral di bumi tidak nyaman — terganggu ke mana-mana. Tapi viral di langit, kita diaminkan oleh shaf-shaf para malaikat. Bahkan ketika kita baru mengucapkan keinginan, para malaikat sudah datang dengan izin Allah. Maka para wali, para kyai, hati-hati dalam berbicara, karena mereka takut merepotkan makhluk-makhluk Allah lainnya.
Kalau bertemu guru yang sudah ma'rifat, beliau tidak meminta, cukup berkata “saya suka ini,” maka muridnya berlomba memberi. Itulah kyai yang viral di bumi. Bagaimana jika viralnya di langit? Heboh.
Al-Qur’an itu hujjah
Al-Qur’an bisa menjadi hujjah (argumentasi yang menyelamatkan) atau bumerang. Tidak semua penghafal Al-Qur’an selamat. Kaum Khawarij membunuh orang dengan dalil Al-Qur’an menurut pemahaman mereka. Bahkan ada yang berbicara pakai antum-antum-an, lalu berubah jadi dentum-dentuman (mengebom). Ngeri.
Seharusnya cukup berkata, "Jika saya menyebabkan engkau sesat, maafkan saya." Selesai.
Jika dalam diri kita ada Nurul ‘Afwu — cahaya pemaafan — maka minta maaflah. Mengapa sulit minta maaf? Di akhirat nanti, semua anggota tubuh akan bersaksi: tangan, kaki, mata, semua. Hanya lisan yang sendirian. Hadits Imam Tirmidzi menyebut: “Wahai lisan, engkaulah jaminan kami. Jika engkau selamat, kami pun selamat.”
Maka nanti kita akan berdebat dengan diri sendiri.
Kita tidak tahu siapa yang benar atau salah. Maka doakan saja semuanya. Al-Qur’an suci, tapi pemahaman manusia belum tentu sesuci itu. Banyak yang mengklaim pemahamannya suci hanya karena baca satu ayat. Padahal, pemahaman manusia pasti tidak sesuci Al-Qur’an.
.jpeg)






0 komentar:
Posting Komentar