Rabu, 24 Agustus 2022

SESATNYA WAHHABISME (AQIDAH WAHHABI)

SESATNYA WAHHABISME (AQIDAH WAHHABI)

1. Sekte Wahhabi mengatakan bahwa Allah ada diatas langit. dan setiap sepertiga malam turun ke Bumi. (Mereka tidak mentakwilkan  ayat atau Al hadits alias menelan mentah-mentah sehingga apa yang terjadi ?)

Ketika mereka mengatakan bahwa Allah turun ke bumi pada saat sepertiga malam, sedangkan kita tahu bahwa tidak akan ada habisnya sepertiga malam di permukaan bumi. Ya .. karena setiap permukaan bumi akan mengalami yang "Sepertiga Malam" Di sini mereka akan benar-benar tidak akan bisa menjawab kapan Allah naik ke atas langit lagi ?

2. Sekte Wahabi akan mengatakan bahwa Allah di atas'Arsy (mereka tidak mentakwilkan ayat itu).

Mereka mengatakannya hanya secara tekstual Alquran semata. Bagaimana akan bingung saat mereka ditanyakan di mana Allah ketika 'Arsy dan Langit belum diciptakan ?

3. Sekte Wahabi mengatakan bukti bahwa Allah ada di atas adalah ketika kita berdoa tangan kita menghadap ke arah langit atau atas.

Mereka berkata tanpa ilmu pengetahuan. Ketika mereka ditanyakan bagaimana kalau soal shalat yang menghadap kepada Ka'bah ? Lalu apakah Allah ada di dalam Ka'bah ? Sudah pasti mereka tidak akan mampu menjawabnya dengan sebenar-benarnya. Dan itu menunjukkan bahwa dalil mereka lemah untuk mengatakan bahwa Allah di atas hanya karena sebab tangan kita menghadap ke atas saat berdoa.

Karena yang benar adalah melaksanakan perintah Allah, saat berdoa dan sholat. Langit adalah kiblatnya doa dan Ka'bah adalah kiblatnya sholat.

4. Pada saat disebutkan di Alquran  di surah al-hadid yang berbunyi wallaahu ma'akum Aynamaa kuntum (Allah bersama kalian dimana pun kalian berada)

Sekte Wahabi mentakwilkannya sebagai "ilmu Allah" yang menyertai kita. Ternyata sekte Wahhabi tidak benar-benar konsisten dalam menyikapi Ayat Al Qur'an. Mereka menggunakan Standar Ganda, di Ayat lain, tekstual, di Ayat ini mereka mentakwilkan ! .. Padahal mereka punya prinsip "Tidak boleh mentakwilkan Ayat Al Qur'an".

5. Saat ditanya, "Pada hari kiamat Allah di mana ? Apakah di atas Langit atau di atas 'Arsy ? Sedangkan seluruh ciptaan Allah hancur ! Dimana Allah kalau 'Arsy dan Langit musnah? 

Mereka tidak akan bisa menjawab dan itu membuktikan bahwa dalil mereka dengan mengatakan Allah bersemayam di atas 'Arsy atau di atas Langit adalah dalil yang tak masuk akal. 

Yang sebenarnya adalah Allah tidak membutuhkan 'Arsy dan Langit. Dan DIA BERDIRI SENDIRI (Qiyaamuhu Binafsihii). Allah tidak membutuhkan Tempat, Tidak Berpindah pindah dan Tidak Serupa dengan Makhluk.

6. Sekte Wahhabi memastikan bahwa Allah ber tangan tapi hanya tangan Kanan, tangan kiri tapi berbeda dengan makhluk.

Sekte Wahhabi telah mensifati Allah dengan apa yang mereka tidak memahaminya. Mereka menerima apa adanya tanpa mentakwilkan Alquran dan Al Chadits, akibatnya menyamakan Allah dengan makhluk tanpa mereka sadari.


APAKAH TUHAN PUNYA TANGAN ?

Tentu tidak, itu hanya istilah yang dimana manusia juga memahaminya. Seperti istilah Tangan Kanan itu wakil utama !

A1. Di ayat Q.S. Al-Fath ayat 10, yang artinya, “Tangan Allah di atas tangan mereka,”

A2. Allah ‘azza wa jalla, “(Tidak demikian), tetapi kedua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki.” 
(al-Maidah: 64)

A3. Allah berfirman, “Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku.

A4. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dan kedua tangan Allah itu kanan.” (HR. Muslim)

B. Dari Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Allah ‘azza wa jalla melipat langit-langit pada hari kiamat lalu mengambilnya dengan tangan kanan-Nya seraya berkata, “Akulah Sang Raja, di manakah para diktator? Di manakah orang-orang yang sombong?”

C. Lalu Allah melipat bumi-bumi dengan tangan kiri-Nya seraya berkata, “Akulah Sang Raja, di manakah para diktator? Di manakah orang-orang yang sombong?” (HR. Muslim)

Jika Ayat dan Al Chadits (A-B & C) tersebut TIDAK DI TAKWIL, maka "GANJIL" yakni PERTENTANGAN antara Al Qur'an dengan Al Chadits. itulah akibatnya jika tidak mau mentak'wil.

Ahlus Sunnah Wal Jama'ah mempunyai sikap Menafsir (Menta'wil) atau membiarkan redaksi Ayat dan Al Chadits demikian dan mengimani keduanya tanpa membahasnya (Tachwidz).
 
Tafakkaru fi khalqillah, wa la tafakkaru fi dzatillah, fainnakum la taqdurunna qudratahu 

Artinya, Fikirkanlah ciptaan Allah, Jangan fikirkan Dzat-Nya, karena sesungguhnya kamu tak akan mampu mengukur kekuasaan-Nya. (HR. Abu Na’im dan Tirmidzi).

Jelas ini mengingatkan kita bahwa tidak boleh membahas Dzat Allah apalagi sampai menyatakan begini dan begitu. Sebab Allah memiliki sifat Mukhalafatu Lil Chawadits. (BERBEDA DENGAN MAKHLUK).

Maka itulah PENTINGNYA ILMU TAFSIR !



0 komentar:

Posting Komentar