CARA MENDEBAT SEKTE WAHHABI
Saat yang seluruhnya berbeda itu pada sisi Syari'at itu kita sebut sebagai ikhtilaf atau perbedaan pendapat. Mengapa ada ikhtilaf ? Hal itu disebabkan oleh perbedaan cara pengambilan hukum saja. Mana yang benar mana yang salah ? Terserah masing-masing saja. Sedangkan pada sisi Aqidah, sekte wahhabi sangat jauh perbedaannya dengan As-Sunniyyah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah. Dan itupun terserah saja, karena siapa berbuat dia juga yang mengambil hasilnya.
Namun pada gilirannya, sekte wahhabi sering membuat ulah dengan mengkafirkan, Memusyrikkan, Menyesatkan dan Membid'ahkan Aqidah dan Amaliyyah As-Sunniyyah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah. Dan bahkan sering berkata-kata dan bersikap kasar sengaja dan menyikapi dengan gaya permusuhan. Inilah yang pada akhirnya Sunniyyah ASWAJA mengambil sikap tegas.
Namun itu bukan ranahnya santri santri Aswaja yang masih belajar apalagi orang umum yang tak menimba ilmu agama dengan intensif di pesantren ASWAJA.
1. Sekte Wahhabi sering menggunakan istilah tak dicontohkan oleh Nabi maka ...
Perhatian kata "dicontohkan maka ada kata mencontoh" .... Mencontoh itu melihat dengan mata dalam pertemuan. Maka jika ia mengatakan mencontoh Nabi. maka jawablah dengan "Kapan kamu bertemu Nabi ?" Bukankah kamu tidak mencontoh Nabi, melainkan hanya mencontoh ustadzmu. Dan ustadzmu pun tak pernah bertemu dengan Nabi, karena ustadzmu hanya membaca Kitabnya Ibnu Taymiyyah dan kitabnya Muhammad ibn Abdul Wahhab serta pengikutnya saja yang juga tak pernah bertemu dengan Nabi.
2. Sekte Wahhabi sering menggunakan kalimat mana dalilnya yang Shohih ?
Maka jawablah pada mereka, "Shohih menurut siapa ?" Menurut Albani ? Albani bukan ahlul Chadits. Hafalan chaditsnya saja masih diragukan jumlahnya (sebab Chadits yang beredar Dikitab-kitab shichih saat ini tak lebih dari 100.000 Chadits bahkan hanya 7257 Chadits saja ...
https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/qiidjy320 ).
Padahal syarat seorang ahli Chadits harus menghafalkan minimal 400.000 Chadits. Dan tambah parah lagi Albani tak pernah sama sekali bertemu dengan para perawi Chaditsnya sendiri. Dan lebih berbahaya lagi, ternyata dia berani menshochihkan yang chadits tak shochih atau sebaliknya juga berani mendho'ifkan chadits yang telah di shochihkan oleh Al Imam Bukhari. Belum tahu kan ?
https://hikmahislamimanihsan.blogspot.com/2022/08/nashiruddin-albani-tak-dapat-dijadikan.html
*Kita mengetahui bahwa sekte Wahhabi adalah sekte yang mengikuti pandangan-pandangan keagamaan baik itu masalah syariat maupun aqidah Di mana mereka mengikuti pandangan diantaranya Ibnu Taimiyah dan para pengikutnya kemudian dilanjutkan oleh yang bernama As Syaikh mereka yang bernama Muhammad ibn Abdul Wahab An Najdi. para syekh Wahhabi ini memiliki pendapat yang sangat berbeda pada soal-soal syariat dan Aqidah bila dibandingkan dengan ahlussunnah Wal jamaah As Sunniyyah Asy-syafi'iyyah Al-'Asy'aariyyah wal Maturidiyyah.
Pelajaran Caci Maki Di Universitas Wahhabi Saudi Arabia
Terdapat perbedaan yang sangat mendasar antara Wahhabi dengan Aswaja dengan perbedaan seperti yang diumpamakan jurang yang sangat luas dan dalam". Sekte wahhabi sangat-sangat berpegangan kepada model penafsiran secara tekstual yang asal-asalan, baik itu penafsiran ayat ayat Al Qur-aan maupun penafsiran Al-Chadits, sehingga mereka hasil tafsiran mereka menjadi sangat bertentangan dengan kebanyakan ahli tafsir dan para Mujtahid Islam kebanyakan. Akibatnya mereka sangat mudah membid'ahkan amaliah kaum Sunni Asy Syafi'iyyah dan menganggap kafir sesat bahkan murtad dari Islam terhadap kaum Sunni Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Al 'Asy'aariyyah Wal Maturidiyyah di seluruh dunia.
*
0 komentar:
Posting Komentar