ADA USTADZ BICARA BAHWA KITAB INI DAN ITU ADALAH KITAB SIHIR
Ini Sanggahan Terhadap Seorang Ustadz Yang Menilai Secara Sembarangan Terhadap Kitab Kitab Asy Syaikh Ahmad Al Buuniy Dan Kitab Asy Syaikh Ibnu Hajar Al Atsqolaniy
Bahasan Tentang Al Asroor Yaitu Karomah Ma'uunah Dalam Kitabnya Asy Syaikh Zakariya Yahya Al Anshoriy
Bahasan Definisi Sihir
✓ BERKATA ITU HARUS PAKAI LANDASAN DALIL
Dalil agama sebagai berikut:
✓ Al Qur'an dan Tafsir- Tafsirnya.
✓ Al Chadits ( Sunnah Nabi Muhammad Shollallahu 'Alayhi Wa Sallam ).
✓ Atsar ( Sunnah para Shohabat Nabi Muhammad Shollallahu 'Alayhi Wa Sallam ).
✓ Ijma' Para ' Ulamaa'
✓ Qiyaas (Uraian Fiqh dan Semua Perefleksian Pemahaman dari Al Qur-aan, Al chadits dan Atsar yang dijelaskan oleh para 'Ulamaa').
Pengalaman dan pengetahuan para ulama itu juga kebenaran. Semisal Asy Syaikh Al Buniy adalah sosok Ulama' Salaf. ( Syeikh Ali bin Ahmad Al-Buni wafat pada tahun 1225 Masehi (795 Tahun yang silam).... Silakan lihat tentang beliau ini dibarisan hampir akhir ! Dan para ulama' terdahulu tidak ada yang mengatakan bahwa itu kitab sihir atau komplain kepada beliau soal kitab beliau itu. Makanya, jika tak mengetahui persis suatu urusan, lebih baik diam alias tak berpendapat.
Pendapat Kontra Dalam Pengungkapan Dalil Yang Dikemukakan Oleh Seorang Ustadz
Mengerikan sekali terhadap nasib ummat Islam .... sebab dipermainkan oleh syethan yang menguasai manusia yang masih lemah pemahaman dalam soal kebijaksanaan dalam membawakan atau mengangkat persoalan-persoalan keagamaan. Sehingga kita mendapati seorang yang menjadi panutan ternyata "Perkataannya Ambigu" karena dapat membingungkan Ummat Islam. Dan pula membuat lahan-lahan permusuhan. Orang orang yang suka mengangkat persoalan persoalan khilafiyyah (Perbedaan pandangan) Jangan diperuncing menjadi Senjata Pemicu Pembelahan Ummat Islam. Sebagai seorang Daa'i, hendaklah menyelesaikan segala persoalan ini dengan jalan musyawarah dan mufakat dalam tabayyun yang khidmat dan berwibawa. Janganlah membawakan agama seperti sikap para preman atau seperti orang orang yang bodoh dan menyombongkan diri. Alangkah malunya kita jika kita membuka aib orang lain atau sedang salah dalam menilai seseorang, hal itu dilakukan hanya karena tak sepaham dengan seseorang !
✓ SEORANG USTADZ MENILAI KITAB SEORANG SYAIKH
Bagaimana mungkin seorang yang kedudukannya hanya sebatas Ustadz mampu menilai sebuah kitab karangan Seorang yang hidup dikurun Salaf wafat pada Tahun 1225 Masehi (795 Tahun yang silam)..... Syaikh Al Buniy ? Berani mengatakan kitab ini dan itu adalah KITAB SIHIR ... Nau'uudzu Billaahi Min Dzaalik !
Apakah ia (ustadz) telah benar-benar mengetahui dengan penyaksian sebenar-benarnya atas apa yang sedang ia vonis kan ? Padahal ia tak mengetahui dan tak pula menyaksikannya !
✓ USTADZ MENYELISIHI PENJELASAN DALAM KITAB
Pembahasan dalam kitab ada beberapa pernyataan diantarnya ... "Jika seseorang mewiridkan YAA TAWWAAB atau YAA LATHIIF beratus atau beribu kali, akan dapat diturunkan kepadanya khoddam ASMA' tersebut yaitu MALAIKAT DAN RUH dalam jumlah tertentu dan bershoh-shof.
Tapi ternyata Si Ustadz mengatakan dengan penafsiran bahwa sebenarnya yang datang hanyalah JIN DAN IBLIS !??
(Wow .... seorang mewiridkan Asma' Allah kemudian Allah mendatangkan JINN & IBLIS ... Whaaats ? Mendapatkan DALIL dari mana Si Ustadz nih ?)
• Apakah dia (ustadz) telah benar benar mengetahui yang akan terjadi setelah mewiridkan YAA TAWWAAB atau YAA LATHIIF ia akan di datangi oleh JINN & IBLIS ?
• Apakah ustadz tersebut telah mencoba mengamalkannya lalu benar-benar telah mendapati bahwa yang datang bukanlah Malaikat dan Ruh, melainkan Jinn dan Iblis ???
Mengapa ia (ustadz) berani memastikan perkara yang tidak dilihatnya atau diketahuinya sendiri ? Ini ustadz nekat berkata tanpa ilmu pengetahuan ? Mungkin terlupakan soal Qoidah Dalil.
Masa' ya hanya pakai satu alasan dan bukan dalil agama yang tepat juga, "Nabi Muhammad Shollallahu 'Alayhi Wa Sallam tak pernah mengabarkan soal nama itu".
• Apakah jika seseorang tak mengetahui suatu perkara, kemudian boleh mengatakan bahwa perkara itu tak ada ? Itu kan cara berfikiran yang sangat sempit !
Padahal didalam kitab tersebut telah menyatakan penjelasan tentang Turunnya Malaikat dan Ruh. Tapi mengapa di tafsirkan sebagai Jinn dan Iblis ? Mungkin agar masuk akal, makanya si Ustadz mengimbuhinya dengan illustrasi yang sama sekali bukan bagian dari penjelasannya didalam kitab tersebut ..? .... Paraaah !!!!
Si Ustadz mengatakan, "Yang datang adalah Jinn & Iblis yang di illustrasikan dengan Pakaian Putih, Bercahaya, sehingga membuat "SI DZAKIR atau orang yang berdzikir Yaa Tawwaab atau Yaa Lathiif tadi merasa seakan mendapatkan karomah dari Allah ? Ini benar-benar illustrasi yang mencengangkan ... !!!
Apa apaan ini ? Kenapa si Ustadz berani menfsirkan dan Meng-ilustrasikan tentang perkara yang bukan merupakan penjelasan yang ada di dalam kitab tersebut ?
Padahal didalam kitab itu tidak sama sekali menyebutnya Jinn atau Iblis tapi MALAIKAT dan RUH !?
Perkara yang sebenarnya masih samar bagi seorang ustadz tentang kitab ini dan itu ... apakah isi kitab itu Chaqq Atau Bathil kah ? Seharusnya jika tidak mengetahui, Jangan langsung menafsiri dengan sekehendak hati saja. Itu kan Ngawur dan Sok Tahu istilahnya !
"Saat seseorang men-vonis sesuatu padahal ia tak memiliki ilmu tentangnya ! (mengatakan ini sebagai KITAB SIHIR !). Dia telah melampaui batas pengetahuannya"
✓ MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI)
Persoalannya yang penting untuk disadari bahwa si ustadz hanya sebagai perorangan dalam menfatwakan bahwa kitab itu sebagai kitab sihir. Padahal tidak semuanya ulama sependapat dengan si ustadz. Lagi pula si ustadz tak diutus untuk mewakili seluruh ulama' di Indonesia untuk MENFATWAKAN BAHWA KITAB INI & ITU KITAB SIHIR. Ini wilayah Khilafiyyah dan Jangan dikemukakan di tempat umum. Akan membawa pertikaian yang luas di antar ummat Islam.
Bukankah sudah cukup wakil seluruh Organisasi Keagamaan telah diutus atau ditugaskan di MUI ? Dimana MUI adalah lembaga sah yang mewakili seluruh ulama' di Indonesia. Jadi persoalan keagamaan yang sifatnya khilafiyyah, seharusnya di dahulu dengan MUI. (Kalau urusan kelompok atau organisasi sendiri, ya silkan ditempatkan sendiri alias tidak ditonton orang banyak yang berbeda pandangan). AGAR TAK TERJADI SALAH FAHAM DIKALANGAN UMMAT ISLAM.
***********************************
SYEIKH AHMAD BIN ‘ALI AL-BUNI (Muallif Syamsul Ma'arif)
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Syeikh Ahmad bin ‘Ali bin Yusuf Al-Buni adalah seorang ulama, sufi dan juga praktisi Ilmu Hikmah. Garis silsilah (sanad) pengajaran beliau bersambung kepada para Sahabat dan Tabi’in. Pengetahuan dan pengalamannya dibidang Ilmu Hikmah beliau tuangkan kedalam karya tulis. Ada dua kitab karyanya yang banyak dipakai oleh para praktisi Ilmu Hikmah dan paling terkenal khususnya di Indonesia yaitu Syamsul Ma’arif Al-Kubra (شمس المعارف الكبرى) dan Manba’ Ushul Al-Hikmah (منبع اصول الحكمة) yang berisi tentang penjabaran Ilmu Hikmah, Ilmu Huruf, Ilmu Wafaq (pembelajaran kodifikasi angka dan huruf), Ilmu Simiyya (pembelajaran nama-nama suci), Ilmu Falaq (pembelajaran ilmu perbintangan), Ruhaniyat (Spiritualitas) dan berbagai ilmu esoteris (ditujukan untuk kalangan terbatas) lainnya.
kitab Manba’ Ushul Al-Hikmah halaman 323 disebutkan bahwa beliau menerima “Talqin Syahadat” dari para guru-guru-nya sampai kepada Rasulullah, sebagaimana Sayyidina Ali bin Abi Thalib karamallahu waj-hahu menerima Talqin Syahadat secara langsung dari Rasulullah SAW.
Berikut ini adalah silsilah Talqin Syahadat Imam Al-Buni:
1. Syeikh Ahmad bin Ali bin Yusuf Al-Buni
2. Abi Abdillah Muhammad bin Mahmud bin Ya’qub Al-Kufi An-Nunisi Al-Maliki
3. Syeikh Madhi Al-‘Azaim
4. Syeikh Al-Qutb Abi Abdillah Muhammad bin Abi Al-Hasan Ali bin Huzam
5. Syeikh Muhammad Shalih bin ‘Uqban Al-Wakili Al-Maliki
6. Syeikh Abi Madyan Syu’aib bin Al-Hasan Al-Andalusi Al-Isybili
7. Syeikh Ayub bin Syu’aib As-Shanhaji
8. Syeikh Abi Ya’la Al-Mishri
9. Syeikh Abi Muhammad Abdullah Al-Manshur
10. Syeikh Abi Muhammad Abdul Jalil in Mihlan
11. Syeikh Abi Al-Fadl Abdullah bin Abi Bisyr
12. Imam Musa Al-Kazhim
13. Imam Ja’far Shadiq
14. Imam Muhammad Al-Baqir
15. Imam Zainal ‘Abidin
16. Sayyidina Al Husain
17. Sayyidina Ali bin Abi Thalibl
18. Rasulullah SAW.
Selain itu, beliau menerima pengajaran Rahasia Ilmu Huruf dengan silsilah sebagai berikut:
1. Syeikh Ahmad bin Ali Al-Buni
2. Syeikh Abi Abdillah Syamsuddin Al-Asfahani
3. Syeikh Al-Imam Jalaluddin Abdullah Al-Bisthami
4. Syeikh As-Sirjani
5. Syeikh Qasim As-Sirjani
6. Syeikh Abdullah Al-Babani
7. Syeikh Ashiluddin Asy-Syairazi
8. Syeikh Abi An-Najib As-Suhrawardi
9. Syeikh Al-Imam Muhammad bin Muhammad Al-Ghazaly
10. Syaikh Ahmad Al-Aswad
11. Syeikh Hamad Ad-Dainuri
12. Syeikh Junaid Al-Baghdadi
13. Syeikh Sirri As-Siqthi
14. Syeikh Ma’ruf Al-Karkhi
15. Syeikh Dawud Al-Jili
16. Syeikh Habib Al-‘Ajami
17. Syeikh Al-Imam Hasan Al-Bashri
Sedangkan silsilah Ilmu Wafaq-nya yaitu:
1. Syeikh Ahmad bin Ali Al-Buni
2. Syeikh Sirajuddin Al-Hanafi
3. Syeikh Syihabuddin Al-Maqdisi
4. Syeikh Syamsuddin Al-Farisi
5. Syeikh Syihabuddin Al-Hamadani
6. Syeikh Qutbuddin Ad-Diya’i
7. Syeikh Al-Imam Muhyiddin Ibnu Al-Arabi
8. Syeikh Abi Al-Abbas Ahmad bin At-Turizi
9. Syeikh Abi Abdillah al-Qurashi
10. Imam Abi Madyan al-Andalusi.
Beliau juga menerima pengetahuan tambahan mengenai Ilmu Huruf dan Ilmu Wafaq dari :
(1). Syeikh Mohammad ‘Izzuddin bin Jama’ah, beliau mempelajarinya dari (2). Syeikh Muhammad Al-Sirani, yang memperolehnya dari (3). Syeikh Syihabuddin Al-Hamadani, yang memperolehnya dari (4). Qutbuddin Al-Dhiya’i, yang memperolehnya dari (5). Muhyiddîn Ibnu Al-Arabi.
Imam Al-Buni juga menyebutkan bahwa beliau mendapatkan pengetahuan Ilmu Hikmah dari:
(1) Syeikh Abu Al-’Abbas Ahmad bin Maymûn Al-Qastalâni, yang memperolehnya dari (2) Syeikh Abu Abdillah Muhammad Al-Qurashi, yang memperolehnya dari (3) Syaikh Abu Madîn Shu’ayb bin Hasan Al-Ansari Al-Andalusi, yang menerimanya dari (4) Syeikh Abu Ayyub bin Abi Sa’id As-Sanhaji Al-Armuzi, yang menerimanya dari (5) Syeikh Abi Muhammad bin Nur, yang menerimanya dari (6) Syeikh Abu Al-Fadhl Abdullah bin Bashr, yang menerimanya dari (7) Syeikh Abu Bashr Al-Hasan Al-Jujari, yang menerimanya dari Al-Saqati, yang menerimanya dari (8) Dawûd al-Tha’i, yang menerimanya dari (9) Habîb al-A’jami, yang menerimanya dari (10) Abu Bakr Muhammad ibnu Sirrin , yang menerimanya dari (11) Sayyidina Malik bin Anas.
Syeikh Ali bin Ahmad Al-Buni wafat pada tahun 1225 Masehi (795 Tahun yang silam). Hasil karya beliau masih banyak dibaca dan menjadi rujukan para praktisi Ilmu Hikmah di Indonesia. Bahkan kitab-kitab atau risalah kecil yang disebut dengan mujarrabat (metode-metode hikmah yang telah terbukti) banyak berisi kutipan-kutipan dari 2 kitab utama Imam Al-Buni. Sayangnya banyak karya tulis beliau yang hilang ditelan zaman. Sampai saat ini karyanya di bidang penyembuhan tradisional tetap menjadi rujukan di antara para tabib Muslim Yoruba di Nigeria dan berbagai daerah Muslim lain di dunia.
0 komentar:
Posting Komentar