Kamis, 18 Agustus 2022

JANGAN DIALOG YANG TAK APPLE TO APPLE

JANGAN DIALOG YANG TAK APPLE TO APPLE

✓ Keimanan soal adanya sihir atau santet sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Al Qur'an adalah sebagai bagian dari Keimanan kepada Al-Qur'an. Menganggap sihir atau santet tidak ada, dapat diartikan tidak beriman kepada Al Qur'an.

PERLU DAYA BERFIKIR LUAS UNTUK DI SEBAR KE MEDIA SOSIAL AGAR MEMBAWA KEDAMAIAN

✓ OPINI: Saya kedatangan seorang Gus seolah olah ulama ini kan berbahaya ! Ustadz instant tapi sebenarnya salah.

(Ngomongan dalam bentuk yang nggak jelas. Karena menilai tanpa mengenal orang dinilainya. Dan saat menilai, benar dan salahnya  memakai ukuran apa dan siapa ?)

✓ ASUMSI: Jualan obat tapi dia bukan dokter, bisa masuk penjara tuh ! Kang Udin itu ngeresep juga padahal dia bukan dokter, itu melanggar hukum !

(Yang ini ngomongnya juga ngawur. Di toko-toko obat dan umum banyak orang jual obat. Yang pakai resep dan ambil di apotek itu hubungannya dengan dokter. Tapi kalau jual Herbal Kunir atau Bidara ngapain pakai resep. Masa jualan Madu, Kunir dan Bidara termasuk pelanggaran hukum dan bisa dipenjara ?)

✓ ASUMSI: Yang dibahas dukun (santet) tapi arah pembicaraannya koq kepada Gus Samsudin yang bukan dukun santet dan tak pernah menyantet.

(ini juga ngawur dan cara berfikirnya nggak logis ! Masa membahas dukun santet yang disudutkan Gus Samsudin yang bukan dukun santet. Disuruh menyantet dan atraksi pisau dan Disuruh menyanyet lagi. Gus Samsudin itu menangani orang yang terkena sihir atau santet,  sekaligus memberantas para dukun santet, cabul, pesugihan dan dukun pengganda uang).

✓ Membahas Sains tapi yang di hadirkan bukan seorang ahli sains, melainkan Ahli Hikmah dan Ruqyah yang berfondasikan dan sangat terkait dengan Nilai Keagamaan (Tauchid Islam). Lalu hendak mempertentangkan soal soal perilaku yang didasari keyakinan itu dengan perkara fisik logika sains.

(ini nyata sebagai suatu kengawuran sebab "" Tak Apple to Apple ""... sebab ilmu logika hanya dipakai pada pembahasan perkara fisik atau sains. Tapi tak akan mampu menjangkau hal hal tersembunyi atau ghoib (urusan yang hanya Allah yang Mengetahuinya)

... misal: Tidak perlu yang tinggi -tinggi, memakan sesuatu saja hanya pada batasan tenggorokan, sedangkan selebihnya tak seorangpun dapat mengetahui dan ikut serta dalam pengolahan makanan dan pendistribusian sari makanan didalam tubuhnya sendiri. Bukankah itu Kuasa Allah semata !

... Misal: Berobat ke dokter sekalipun dengan sistem obat obatan atau operasi dll. Proses penyembuhan seluruhnya, tak seorang dokterpun yang dapat ikut serta apalagi menentukan. Semuanya usaha dokter dengan segala macam obatannya hanya dalam rangka berupaya logis namun pada akhirnya harus berpasrah juga kepada Allah bukan ? Tak dapat memastikan apakah pasien bisa sembuh ataukah bertambah parah dan bahkan sampai meninggal dunia ! Jelas bahwa itu bukanlah kekuasaan dokter manapun. Tak satupun dokter yang mampu menentukan urusan pasiennya.

... Misal: Tidak hanya dokter, seorang praktisi pengobatan tradisional (dukun) ataupun peruqyah sekalipun juga mempunyai sarana dan tata cara dalam mengobati pasiennya. Baik dengan ramuan tradisional dan Doa -Doa tertentu. Kemudian semua upaya pengobatan yang dilakukannya, apakah sembuh atau tidak, seluruhnya kembali kepada Allah sebagai Dzat Maha Penentu Segala Urusan.

✓ Jangan sampai ada ustadz duduk duduk bercengkrama bersama seorang non Muslim lalu meng-ghibah urusan saudara seagamanya.

(Sebagai seorang penda'wah atau ustadz seharusnya mendudukan dirinya sebagai juru damai dan penengah yang adil. Ini koq malah meningkat tensi perselisihan yang sedang terjadi ! Terutama pada sikap yang menampakkan pro kepada salah satu fihak dan mempersalahkan lainnya tanpa ber tabayyun. Padahal sama sama muslimnya. Itu sangat tidak dibenarkan oleh Islam. Dan hal ini merupakan tanda yang buruk bagi agama ini, yaitu Islam vs Islam sama dengan kehancuran Islam.

** Ingat-ingatlah bahwa belum tentu yang menuduh atau mencela itu lebih baik dari yang dituduh dan dicela !

** Pelanggaran aturan agama yang nyata oleh seorang ustadz jika ia (a) Tidak Mendustakan berita yang diterimanya
(b) Tidak memeriksa berita secara bijaksana terlebih duhulu alias Tidak Bertabayyun
(c) Meng-Ghiibah saudara seagama sendiri di Media Sosial (menurut Islam seharusnya diprivasi).

** Semoga ini dapat menyeimbangkan pandangan yang tak berimbang. Dan please nggak perlu dikomentari kalau cuma untuk mengajak tengkar atau debat kusir. Saya hanya urun pendapat. Jika sependapat ya syukur, jika tidak sependapat nggak masalah 🙏🏻😊

#SEMUA INI TERJADI HANYALAH ACARA #ADU_DOMBA UNTUK #MENGHANCURKAN_UMMAT_ISLAM

0 komentar:

Posting Komentar