CIRI KHAS ORANG BERILMU TINGGI
Pentingnya ilmu. Harta benda yang berlimpah, kedudukan yang tinggi, pengikut yang banyak belum tentu membuat seseorang selamat di akhirat. Namun banyaknya ilmu yang bermanfaat membuat seseorang akan lebih terjamin selamat di dunia dan akhirat nantinya.
1. TIDAK SOMBONG
• Sadar semua itu hanyalah titipan dari Tuhan Yang Maha Tinggi lagi Maha Mengetahui.
• Rendah Hati, tak merasa paling berilmu. Seperti padi, semakin berisi semakin merunduk.
• Suka menerima atau mendengar pendapat orang lain dan tak merasa paling baik & benar.
• Bijak dalam bernasehat atau berpendapat sehingga dapat diterima dengan baik semua orang.
• Tak suka membandingkan bandingkan ilmunya apalagi untuk tujuan merendahkan, mencari-cari kelemahan untuk menjatuhkan harkat martabat lainnya.
• Tidak meniadakan ilmu yang tak difahaminya apalagi berkenaan dengan keyakinan/keimanan lainnya.
• Selalu sadar diri bahwa ada ilmu yang lebih tinggi darinya. Seperti Ungkapan "Ada langit diatas langit".
• Meyakini yang diatas ilmu manusia, yakni Kuasa dan Kehendak Allah dalam bentuk kejadian Mu'jizat Nabi, Karomah Wali dan Ma'unah ahli Dzikir yang diberikan Allah kepada hamba-Nya.
2. BICARA YANG BERMANFAAT
Bermanfaat pembicaraannya merupakan ciri-ciri orang yang memiliki ilmu tinggi. Tidak mengumbar dan sok dalam berbicara, sehingga selalu dalam kemanfaatan. Ibarat orang yang mengumbar pembicaraan seakan memiliki ilmu yang paling tinggi. Lebih baik berbicara sekedar pada yang urusan yang bermanfaat. Membawa mashlahat bagi dirinya sendiri (berpahala) dan orang lain (menjadi pendorong agar memperoleh petunjuk Allah agar menjalani jalan kebenaran dan untuk menyemangati agar dapat ber'amal baik dan menyerukan pada kerukunan serta keadilan).
3. BERAKHLAK MULIA
Seseorang yang memiliki ilmu tinggi, maka akan tinggi pula akhlaknya.
• Semakin berilmu semakin beriman, bertaqwa, tawakkal dan Ikhlash kepada sang Pencipta.
• Memiliki tutur kata yang santun dalam menyampaikan ilmu kepada orang lain.
• Penyantun pemaaf, penyabar, hatinya tenang dan tampil sebagai pendamai ummat.
• Tidak mudah memandang rendah apalagi menyerang terhadap ilmunya orang lain yang berbeda.
• Tidak mudah emosi dan tak mudah terpengaruh untuk melakukan perbuatan buruk.
• Suka membantu orang yang membutuhkan terutama terhadap saudaranya yang seagama.
• Lebih kuat kebaikannya daripada kedudukannya (ahli amanah & jujur).
• Lebih kuat kedermawanannya daripada kekikirannya (ahli syukur).
• Lebih kuat kebajikannya daripada kekurangannya (ahli taqwa).
• Lebih mengutamakan peran dan berkontribusinya kepada masyarakat daripada kepentingan pribadi (ahli jihad)
• Suka menciptakan keharmonisan di tengah-tengah masyarakat.
• Suka mempererat tali persaudaraan dengan yang seagama & masyarakat.
• Meneladani berbakti kepada orang tua.
• Meneladani mendirikan sholat dan memperbanyak doa.
• Sangat luas cara pandangnya (tidak picik) dan memanfaatkannya dalam niatan dan cara yang baik yakni tujuan untuk mendapat ridha Allah SWT.
BIJAK SIKAPI PERBEDAAN
1. Mengatur segala urusan dengan sebaik-baik niatan untuk beribadah kepada Allah.
2. Di awali ucapan maaf, karena kita bisa melakukan kekhilafan dalam sikap atau berbicara.
3. Menyadari perbedaan pendapat atau pandangan itu hal lumrah, karena pengetahuan dan sudut pandang yang berbeda.
4. Tetap bersikap baik dan menghargai pendapat orang lain yang berbeda.
5. Menjauhi sikap & cara bicara yang buruk untuk menghindari menimbulkan permusuhan.
6. Khususnya terhadap saudara sesama muslim, harus dengan cara bicara yang lebih baik.
7. Jangan melanggar aturan agama dan budaya dalam bersikap dan bicara.
8. Jangan menyakiti hati jika tak suka disakiti.
9. Jangan mendahulukan marah dan emosi itu hanya memperlihatkan kebodohan sendiri.
10. Jangan menghakimi orang lain yang memiliki sudut pandang berbeda dengan kita.
11. Menyadari sebagai manusia, jika ada kesalahan itu wajar, sebab kita hanyalah manusia biasa. "No Body Perfect"
12. Introspeksi diri lebih utama ! Jika tak suka orang lain berbuat salah & buruk, tapi pada saat yang sama, diri sendiri melakukan kesalahan dan keburukan pula. Seperti pribahasa "Semut di seberang lautan tampak, Gajah di pelupuk mata tak diketahui"
13. Lebih mengutamakan tabayyun dan menjunjung tinggi akhlak mulia dalam setiap urusan dan perselisihan diselesaikan dengan bermusyawarah untuk meraih keadilan.
14. Menyadari jika tidak ada manusia sempurna. "No Body Perfect". Tujuan Allah menciptakan perbedaan itu sebenarnya untuk "Saling Mengisi Bukan Saling Memaki".
15. Menyikapi semua urusan dengan aman dan selamat, adalah dengan cara mendoakan kebaikan bagi orang lain yang berbeda dengan kita. Setiap doa yang baik bagi orang lain itu bagian kita juga.
16. Jangan memaksakan atau membenarkan wawasan, pendapat dan keyakinan sendiri saja. Harus kita sadari bahwa hanya Allah saja yang sebenarnya Mengetahui Hakikat mana yang baik & benar dan mana yang salah & sesat.
17. Jangan mudah memberi penilaian kepada seseorang apalagi terhadap muslim dengan sebutan Kafir, Musyrik dan Penipu dan Penyebutan buruk lainnya. Bisa jadi yang dinilai lebih baik di sisi Allah daripada yang menilai.
18. Tugas kita hanya menyampaikan wawasan, pengertian dan pendapat kepada orang lain, sedangkan hasilnya adalah urusan Allah semata. Sadar akan hal itu, makanya kita tak perlu memaksa orang lain untuk mengikuti pendapat kita.
19. Cara & niatan kita saat memberikan wawasan nasehat dan pendapat itu menentukan akibat baik & buruknya perolehan kita. Jika buruk, maka memperoleh dosa, jika baik maka memperoleh pahala.
20. Apapun urusannya, akan ada maksud baik Allah kepada kita.
21. Cara kita menyikapi urusan yang kita hadapi adalah cerminan diri kita sendiri. Baik atau buruknya adalah gambaran baiknya atau buruknya diri kita sendiri.
22. Sadarilah, "Siapa yang menanam, pastinya dia yang akan menuai hasilnya". Siapa yang menanam keburukan, pasti menuai dosa dan Siksa Neraka. Siapa yang menanam kebaikan, pasti menuai pahala dan Ni'mat Syurga.
23. Takutlah kepada Allah !
Biasa terjadi atas orang orang yang berbuat kejahatan. Tekanan kejiwaan biasanya akan meliputi mereka. Seperti halnya seorang pembunuh yang selalu dihantui oleh kejahatannya sendiri. Itu akibat perbuatannya sendiri.
24. Takutlah kepada Allah !
Jika Allah menutup jalan keluar dan melemahkan daya upaya akibat dosa yang kita perbuat. Menjadikan kita hina dan celaka.
25. Takutlah kepada Allah ! Jauhilah Larangan Allah terutama yang berkaitan dengan orang banyak terutama soal fitnah ! Sebab fitnah itu tingkat kejahatan yang sangat luar biasa dan melebihi jahatnya suatu pembunuhan.
26. Bertaqwalah kepada Allah !Jadilah Pembawa Kedamaian, Kemanfaatan luas sebagaimana Rosulullah Shollallahu 'Alayhi Wa Sallam. Dengan tetap bershabar dan bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan menguatkan & menjaga kita dalam keadaan selamat, aman dan sejahtera diliputi dengan Rochmah, Barokah dan Fadhilah Minallaah Zhoohiron Wa Baathinan Fid Dun-ya Wal Aakhiroh .... Aamiin Yaa Robbal 'Aalamiin.
0 komentar:
Posting Komentar