سُبْحَانَكَ لَا نُحْصِى ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ،فَلَكَ الْحَمْدُ حَتَّى تَرْصَى وَلَكَ الْحَمْدُ اِذَا رَضِيْتَ وَلَكَ الْحَمْدُ بَعْدَ الرِّضَى
Artinya, “Mahasuci Engkau, kami tidak (dapat) menghitung pujian atas diri-Mu sebagaimana Kau puji diri sendiri. Hanya bagi-Mu pujian hingga ridha. Hanya bagi-Mu pujian ketika Kau meridai Hanya bagi-Mu pujian setelah ridha.
Keterbatasan Manusia dalam Memuji Allah SWT
Pelajaran utama dari لَا نُحْصِى ثَنَاءً عَلَيْكَ (kami tidak dapat menghitung pujian atas diri-Mu) adalah pengakuan akan keterbatasan akal, bahasa, dan kemampuan manusia untuk mengagungkan Allah SWT secara sempurna.
Intinya: Pujian Allah atas diri-Nya sendiri jauh lebih agung dan sempurna daripada pujian seluruh makhluk-Nya. Manusia harus menyadari kerendahan dan ketidakmampuannya dalam hal ini.
Pengembalian Seluruh Pujian Kepada Allah
Kalimat أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ (sebagaimana Kau puji diri sendiri) menunjukkan bahwa cara terbaik memuji Allah adalah dengan mengembalikan kesempurnaan pujian tersebut kepada-Nya.
Intinya: Kita berserah diri bahwa hanya Allah yang mengetahui hakikat pujian yang layak bagi-Nya. Kita memuji-Nya sesuai dengan cara Ia memuji diri-Nya dalam Al-Qur'an dan hadis.
Keikhlasan dan Konsistensi dalam Bersyukur (Hakikat Ridha)
Bagian doa yang diulang-ulang mengenai ridha ( حَتَّى تَرْضَى وَلَكَ الْحَمْدُ إِذَا رَضِيتَ وَلَكَ الْحَمْدُ بَعْدَ الرِّضَى) mengajarkan tentang keikhlasan dan syukur yang tidak lekang oleh waktu atau keadaan.
Pujian hingga ridha (حَتَّى تَرْضَى): Menunjukkan harapan dan doa agar amal ibadah kita diterima oleh Allah dan Dia meridhoi kita.
Pujian ketika ridha (إِذَا رَضِيتَ): Menunjukkan rasa syukur yang memuncak saat merasakan keridaan dan karunia Allah.
Pujian setelah ridha (بَعْدَ الرِّضَى): Menunjukkan konsistensi iman, di mana pujian tidak berhenti setelah tujuan tercapai atau masalah selesai, tetapi terus berlanjut selamanya, baik dalam keadaan senang maupun susah.
Mengesakan Allah
Secara keseluruhan, doa ini menegaskan prinsip tauhid, bahwa hanya Allah yang berhak menerima segala bentuk pujian, rasa syukur, dan pengagungan. Tidak ada sekutu bagi-Nya dalam keagungan dan kesempurnaan.
Doa ini mengajarkan kerendahan hati yang mendalam, pengakuan akan kebesaran Allah yang mutlak, dan semangat untuk terus memuji-Nya dalam setiap fase kehidupan dengan penuh keikhlasan.
لا حول ولا قوه الا بالله العلي العظيم
"لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ" هي جملة ذكر (تهليل) عظيمة ومشهورة في الإسلام، وتسمى "الحوقلة".
المعنى: "الحول" هو التحرك أو الحيلة أو القدرة على تغيير الحال. المعنى الإجمالي هو: لا قدرة لنا على تغيير حالنا من حال إلى حال، ولا قوة لنا على فعل الطاعات أو ترك المعاصي، إلا بمشيئة الله تعالى وعونه وقوته، فهو المتفرد بالقدرة المطلقة، العلي بذاته وقدره، العظيم في ملكوته وكبريائه.
فضلها في الإسلام
كنز من كنوز الجنة: ورد في الحديث الصحيح أن النبي صلى الله عليه وسلم قال لأبي موسى الأشعري رضي الله عنه: "أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى كَنْزٍ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ؟ قُلْتُ: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ: لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ" (متفق عليه).
باب من أبواب الجنة: هي مفتاح للخير العظيم في الآخرة.
عون على الطاعات: ينصح المسلمون بالإكثار منها عند الشعور بالضعف أو العجز عن أداء العبادات، لأنها إقرار بالافتقار التام إلى الله وطلب العون منه.
ذكر مبارك: هي من الأذكار المستحبة التي تقال في مواضع عديدة، منها عند سماع الأذان (عند قول "حي على الصلاة" و "حي على الفلاح")، وعند الخروج من المنزل.
باختصار، هي كلمة تفويض واستسلام كامل لله عز وجل، واعتراف بضعف العبد المطلق وقوة الله المطلقة.
"'Lā hawla wa lā quwwata illā billāhil ‘aliyyil ‘aẓīm' (Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung) adalah sebuah kalimat zikir (pujian) yang agung dan terkenal dalam Islam, dan disebut juga 'Al-Hauqalah'.
Makna - Terjemahan dan Keutamaannya
لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ
Makna
"Al-Haul" adalah pergerakan atau daya upaya atau kemampuan untuk mengubah keadaan. Makna globalnya adalah: Kita tidak memiliki kemampuan untuk mengubah keadaan kita dari satu kondisi ke kondisi lain, dan tidak memiliki kekuatan untuk melakukan ketaatan atau meninggalkan kemaksiatan, kecuali dengan kehendak, pertolongan, dan kekuatan Allah Ta'ala semata. Dialah Yang Maha Esa dalam kekuasaan mutlak, Yang Maha Tinggi zat-Nya dan kedudukan-Nya, Yang Maha Agung dalam kerajaan dan kebesaran-Nya.
Keutamaannya dalam Islam
Singkatnya, ini adalah kalimat penyerahan diri dan ketundukan total kepada Allah Azza wa Jalla (Yang Maha Perkasa lagi Maha Agung), serta pengakuan akan kelemahan mutlak hamba dan kekuatan mutlak Allah
PUJIAN KEPADA ALLAH
Bagian 1
لَا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ ٱلْمُلْكُ وَلَهُ ٱلْحَمْدُ، يُحْيِي وَيُمِيتُ، وَهُوَ حَيٌّ دَائِمٌ لَا يَمُوتُ، بِيَدِهِ ٱلْخَيْرُ، وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Bagian 2
سُبْحَانَ ٱللَّهِ، وَٱلْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلَا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ، وَٱللَّهُ أَكْبَرُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِٱللَّهِ ٱلْعَلِيِّ ٱلْعَظِيمِ
Bagian 3
سُبْحَانَ ٱلْمَلِكِ ٱلْقُدُّوسِ، صَبُّوحٌ قُدُّوسٌ، رَبُّنَا وَرَبُّ ٱلْمَلَائِكَةِ وَٱلرُّوحِ
"Maha Suci Raja Yang Maha Suci, Yang Maha Bersih, Yang Maha Suci, Tuhan kami dan Tuhan para malaikat dan Jibril."
Bagian 4
وَحَسْبُنَا ٱللَّهُ وَنِعْمَ ٱلْوَكِيلُ، نِعْمَ ٱلْمَوْلَىٰ وَنِعْمَ ٱلنَّصِيرُ
Bagian 5
لَا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ ٱلْمَلِكُ ٱلْحَقُّ ٱلْمُبِينُ، مُحَمَّدٌ رَسُولُ ٱللَّهِ صَادِقُ ٱلْوَعْدِ ٱلْأَمِينُ
Bagian 6
لَا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ ٱللَّهِ، فِي كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ عَدَدَ مَا وَسِعَهُ عِلْمُ ٱللَّهِ
Bagian 7
سُبْحَانَ ٱللَّهِ بِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ
سُبْحَانَ ٱللَّهِ مِلْءَ ٱلْمِيزَانِ، وَمُنْتَهَىٰ ٱلْعِلْمِ، وَمَبْلَغَ ٱلرِّضَا، وَزِنَةَ ٱلْعَرْشِ
وَٱلْحَمْدُ لِلَّهِ مِلْءَ ٱلْمِيزَانِ، وَمُنْتَهَىٰ ٱلْعِلْمِ، وَمَبْلَغَ ٱلرِّضَا، وَزِنَةَ ٱلْعَرْشِ
وَٱللَّهُ أَكْبَرُ مِلْءَ ٱلْمِيزَانِ، وَمُنْتَهَىٰ ٱلْعِلْمِ، وَمَبْلَغَ ٱلرِّضَا، وَزِنَةَ ٱلْعَرْشِ
وَلَا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ مِلْءَ ٱلْمِيزَانِ، وَمُنْتَهَىٰ ٱلْعِلْمِ، وَمَبْلَغَ ٱلرِّضَا، وَزِنَةَ ٱلْعَرْشِ
Bagian 8
سُبْحَانَ ٱللَّهِ عَدَدَ ٱلشَّفْعِ وَٱلْوَتْرِ، وَعَدَدَ كَلِمَاتِ ٱللَّهِ ٱلتَّامَّاتِ كُلِّهَا
وَٱلْحَمْدُ لِلَّهِ عَدَدَ ٱلشَّفْعِ وَٱلْوَتْرِ، وَعَدَدَ كَلِمَاتِ ٱللَّهِ ٱلتَّامَّاتِ كُلِّهَا
وَٱللَّهُ أَكْبَرُ عَدَدَ ٱلشَّفْعِ وَٱلْوَتْرِ، وَعَدَدَ كَلِمَاتِ ٱللَّهِ ٱلتَّامَّاتِ كُلِّهَا
وَلَا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ عَدَدَ ٱلشَّفْعِ وَٱلْوَتْرِ، وَعَدَدَ كَلِمَاتِ ٱللَّه ٱلتَّامَّاتِ كُلِّهَا
Bagian 9
لَا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ ٱلْكَافِرُونَ
لَا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ، لَهُ ٱلنِّعْمَةُ وَلَهُ ٱلْفَضْلُ وَلَهُ ٱلثَّنَاءُ ٱلْحَسَنُ. لَا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ ٱلْكَافِرُونَ.
Transliterasi
La ilaha illallah wa la na'budu illa iyyahu, lahun ni'matu wa lahul fadhlu wa lahuts tsana'ul hasan. La ilaha illallah mukhlishina lahud dina walau karihal kafirun.
Terjemahan Bahasa Indonesia
"Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan kami tidak menyembah kecuali hanya kepada-Nya. Bagi-Nya segala nikmat, bagi-Nya segala karunia, dan bagi-Nya pujian yang baik. Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, (kami beribadah) dengan mengikhlaskan agama (ketaatan) hanya kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir membencinya."
Bagian 10
سُبْحَانَ مَن لَّا يَعْلَمُ قَدْرَهُ غَيْرُهُ وَلَا يَبْلُغُ ٱلْوَاصِفُونَ صِفَتَهُ. سُبْحَانَ رَبِّيَ ٱلْعَلِيِّ ٱلْوَهَّابِ.
Bagian 11
سُبْحَانَكَ لَا نُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ كَمَا أَنْتَ أَثْنَيْتَ عَلَىٰ نَفْسِكَ، وَلَكَ ٱلْحَمْدُ إِذَا رَضِيتَ، وَلَكَ ٱلْحَمْدُ بَعْدَ ٱلرِّضَا، وَلَكَ ٱلْحَمْدُ مِلْءَ ٱلسَّمَاوَاتِ وَٱلْأَرْضِ، وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ.
Al-Fatihah
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ١
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ ٢
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ٣
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ
Pemilik hari Pembalasan.
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنزلَ عَلَى عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجَا
“Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al-Kitab (Alquran) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya.”
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَلَهُ الْحَمْدُ فِي الآخِرَةِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ
“Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang di langit dan apa yang di bumi dan bagi-Nya (pula) segala puji di akhirat. Dan Dialah Yang Mahabijaksana lagi Mahamengetahui.”
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ فَاطِرِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ جَاعِلِ الْمَلٰۤىِٕكَةِ رُسُلًاۙ اُولِيْٓ اَجْنِحَةٍ مَّثْنٰى وَثُلٰثَ وَرُبٰعَۗ يَزِيْدُ فِى الْخَلْقِ مَا يَشَاۤءُۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
“Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat……”
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ ۖ ثُمَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُونَ
Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi dan mengadakan gelap dan terang, namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka.
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ ۗ أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ ۗ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia
lalu Dia isyawa 'alal Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.
فَلَمَّا آتَاهُمَا صَالِحًا جَعَلَا لَهُ شُرَكَاءَ فِيمَا آتَاهُمَا ۚ فَتَعَالَى اللَّهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
Tatkala Allah memberi kepada keduanya seorang anak yang sempurna, maka keduanya menjadikan sekutu bagi Allah terhadap anak yang telah dianugerahkan-Nya kepada keduanya itu. Maka Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan.
وَإِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَوْلَاكُمْ ۚ نِعْمَ الْمَوْلَىٰ وَنِعْمَ النَّصِيرُ
Dan jika mereka berpaling, maka ketahuilah bahwasanya Allah Pelindungmu. Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.
عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْكَبِيرُ الْمُتَعَالِ
Yang mengetahui semua yang ghaib dan yang nampak; Yang Maha Besar lagi Maha Tinggi.
تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَىٰ عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا
Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam,
تَبَارَكَ الَّذِي جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوجًا وَجَعَلَ فِيهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيرًا
Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya.
وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ ۗ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ ۚ سُبْحَانَ اللَّهِ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ
Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia).
وَهُوَ اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ لَهُ الْحَمْدُ فِي الْأُولَىٰ وَالْآخِرَةِ ۖ وَلَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Dan Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, bagi-Nya-lah segala puji di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nya-lah segala penentuan dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.
وَلَهُ الْحَمْدُ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَعَشِيًّا وَحِينَ تُظْهِرُونَ
تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya-lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu
رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا بَيْنَهُمَا وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ أَحَقُّ مَا قَالَ الْعَبْدُ))
Wahai Rabb kami !, Untuk-Mu segala pujian, sepenuh langit dan sepenuh bumi, sepenuh apa yang ada di antara keduanya dan sepenuh apa-apa yang Engkau kehendaki dari sesuatu setelah itu, (Pujian kepada-Mu) adalah sesuatu yang paling berhak untuk dikatakan oleh seorang hamba.
هُوَ اللّٰهُ الَّذِيْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِۚ هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ هُوَ اللّٰهُ الَّذِيْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۚ اَلْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلٰمُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيْزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُۗ سُبْحٰنَ اللّٰهِ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ هُوَ اللّٰهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰىۗ يُسَبِّحُ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
Huwal-laahul-lazii laaa Ilaaha illaa Huwa 'Aalimul Ghaibi wash-shahaada; Huwar Rahmaanur-Rahiim. Huwal-laahul-lazii laaa Ilaaha illaa Huwal-Malikul Qudduusus-Salaamul Muminul Muhaiminul-'aAziizul Jabbaarul-Mutakabbir; Subhaanal laahi 'Ammaa yushrikuun. Huwal Laahul Khaaliqul Baari 'ul Musawwir; lahul Asmaaa'ul Husnaa; yusabbihu lahuu maa fis samaawaati wal ardi wa Huwal 'Aziizul Hakiim
Artinya : "Dialah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dialah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Mahasuci, Yang Mahasejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Mahaperkasa, Yang Mahakuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang mempunyai nama-nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana." (QS. Al Hasyr: 22-24)
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَبُو أَحْمَدَ الزُّبَيْرِيُّ، حَدَّثَنَا خَالِدٌ -يَعْنِي: ابْنَ طَهْمَان، أبو العلاء الخَفَّاف-حدثنا نافع ابن أَبِي نَافِعٍ، عَنْ مَعقِل بْنِ يَسَارٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "من قَالَ حِينَ يُصْبِحُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ: أَعُوذُ بِاللَّهِ السَّمِيعِ الْعَلِيمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، ثُمَّ قَرَأَ ثَلَاثَ آيَاتٍ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْحَشْرِ، وَكَّل اللَّهُ بِهِ سَبْعِينَ أَلْفَ مَلَكٍ يُصَلُّونَ عَلَيْهِ حَتَّى يُمْسِيَ، وَإِنْ مَاتَ فِي ذَلِكَ الْيَوْمِ مَاتَ شَهِيدًا، وَمَنْ قَالَهَا حِينَ يُمْسِي كَانَ بِتِلْكَ الْمَنْزِلَةِ
Artinya:
“Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Ahmad Az-Zubairi, telah menceritakan kepada kami Khalid (yakni Ibnu Tahman alias Abu A'la Al-Khaffaf), telah menceritakan kepada kami Nafi ibnu Abu Nafi, dari Maqal ibnu Yasar, dari Nabi Saw. yang telah bersabda: "Barang siapa mengucapkan doa ini di waktu pagi hari sebanyak tiga kali, yaitu: "Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari godaan setan yang terkutuk, " kemudian membaca pula tiga ayat dari akhir surat Al-Hasyr, maka Allah memerintahkan kepada 70.000 malaikat untuk memohonkan ampunan baginya hingga petang hari. Dan jika ia mati di hari itu, maka ia mati sebagai syahid. Dan barangsiapa yang mengucapkannya di kala petang hari, maka ia beroleh kedudukan yang seperti itu. (HR. Turmuzi).
***
**
*
.jpeg)






0 komentar:
Posting Komentar