MENANAM KEBAIKAN & MENEGAKKAN KEBENARAN
Pada hakikatnya manusia selalu mendapatkan akibat dari apa yang yang ia sendiri perbuat dan yakini. Merupakan sebuah sunnatullah, di mana segala perbuatan yang dilakukan oleh manusia, seluruh akibatnya akan ditanggungnya sendiri, baik dalam kehidupan dunia dan akhirat. Tidak ada sesuatu yang terjadi pada diri manusia selain apa yang dia upayakan sendiri.
Pada hakikatnya segala kebaikan yang diperoleh manusia, hanyalah datang dari Allah semata. Mengapa demikian? Ya Karena itu adalah ciptaannya Allah, sebab-sebab yang Allah ciptakan dalam kehidupan manusia. Manusia diuji oleh Allah dengan sunnatullah. Yaitu segala perkara yang memantul kepada diri manusia itu sendiri. Apa yang diterima manusia adalah cerminan dirinya sendiri. Bahkan kebaikan yang datang dari orang lain sekalipun, sebenarnya adalah merupakan cerminan dari perbuatan dirinya sendiri pula.
Manusia berbuat segala sesuatu perbuatan, yang dikaitkan dengan dirinya sendiri ataupun orang lain, adalah perwujudan dari ujian bagi kehidupan manusia dari Allah sang penciptanya. Untuk mengetahui mana-mana yang berbuat baik dan mana-mana yang paling baik amalannya. Kehidupan dalam dunia ini, secara keseluruhan adalah ujian dari Allah. Untuk menguji kesyukuran dan kesabaran manusia. Serta menguji keimanannya terhadap Allah.
Untuk diberikan kebaikan sebagai balasan dari apa yang diupayakannya. Apakah ia menjalankan perintah ataupun anjuran dari Allah melalui nabinya Muhammad ﷺ . Manusia akan diberikan balasan di dunia dan di akhirat tentang apa-apa yang ia perbuat. Baik dan buruk yang dilakukan manusia, terhadap dirinya ataupun orang lain, hal itu akan mendapatkan konsekuensi secara nyata dalam kehidupannya.
Jika ia mau berbuat baik kepada manusia, maka Allah akan membalasnya dengan menggerakkan hati manusia untuk berbuat baik pula kepada orang yang suka berbagi kebaikan.
Dia tak pernah akan ada sia-sia semua kebaikan yang diperbuat manusia. Karena pasti ia akan mendapatkan pembalasan yang terlebih baik daripada apa yang dia lakukan. Jika orang meyakini bahwa hal itu sebagai suatu kebenaran sunnatullah yaitu hukum sebab akibat yang ditetapkan oleh Allah akan setiap kejadian, maka manusia tidak akan pernah kikir untuk berbagi kebaikan kepada sesamanya. Baik dalam urusan harta maupun hal lainnya. termasuk memberikan pertolongan dengan tenaga, fikiran seperti memberikan arahan yang memudahkan urusan atau petunjuk dalam menghadapi suatu urusan, ataupun mendoakan kebaikan bagi sesama muslim.
Bahkan tidak hanya terbatas pada kesamaan agama semata, sebab berbuat baik itu juga sangat dianjurkan bila ditinjau dari segi kemanusiaan. Manusia yang lemah yang memerlukan pertolongan, maka ia berkenan menolongnya. Manusia yang mengalami kelaparan kehausan ia pun berkenan menolong memberinya makanan dan minuman. Manusia yang menghadapi bahaya, maka ia berusaha untuk melindunginya. Manusia yang disentuh keburukan, maka ia pun berkenan untuk mengentasnya dari keburukan itu. Terutama saat manusia mengalami kesesatan dalam pola fikir dan cara berkeyakinan kepada Allah, maka ia pun berkenan untuk memberinya petunjuk arahan kebenaran yang lurus yang berkesesuaian dengan Allah dan Rasulullah Muhammad ﷺ.
Kesimpulan:
Barang siapa yang berbuat baik maka sesungguhnya ia telah berbuat baik kepada dirinya sendiri. Dan pasti bahwa Allah akan membalas kebaikan itu dengan pembalasan kebaikan yang lebih baik, lebih banyak, lebih besar, dan lebih mulia dan lebih kekal. Dan barang siapa yang kikir dengan berbagi kebaikan kepada sesama manusia, maka sesungguhnya ia telah berbuat buruk kepada dirinya sendiri, Allah tidak memberikan kepadanya balasan selain keburukan sepadan dengan perbuatan yang buruk yang telah ia lakukan.
.jpeg)






0 komentar:
Posting Komentar