Rabu, 29 Oktober 2025

BIOGRAFI AL IMAM SYAFI'I


🕌 Catatan Imam Asy-Syafi’i (Muhammad bin Idris asy-Syafi’i)

1. Kelahiran dan Latar Belakang

  • Nama lengkap: Muhammad bin Idris bin al-‘Abbas bin ‘Utsman bin Syafi‘ bin as-Saib bin ‘Abd Yazid bin Hasyim bin al-Muththalib bin ‘Abd Manaf.
  • Silsilah beliau bertemu dengan Nabi Muhammad SAW pada kakek yang sama, yaitu ‘Abd Manaf.
  • Lahir di Ghazzah (Palestina) pada tahun 105 H / 676 M,
    dan wafat di Mesir pada tahun 204 H / 820 M.
  • Beliau adalah pendiri Mazhab Syafi‘i, salah satu dari empat mazhab besar Ahlus Sunnah wal Jama‘ah.
  • Ibunya bernama Fatimah binti ‘Abdullah, seorang wanita salehah dan cerdas.
  • Ayahnya wafat saat beliau masih bayi, sehingga Asy-Syafi‘i tumbuh sebagai anak yatim yang diasuh ibunya dalam keadaan sederhana.

Perjalanan Awal:

  • Saat berusia 2 tahun, ibunya membawanya ke Makkah agar dekat dengan keluarga besar Bani al-Muththalib, keturunan Nabi SAW.
  • Ibunya berkata:

    “Engkau harus tinggal bersama keluargamu agar menjadi seperti mereka.”

  • Di Makkah, beliau mudah mendapatkan akses pendidikan dari para ulama besar dalam bidang hadis, fiqih, bahasa, dan sastra.

Kecerdasan dan Hafalan:

  • Menghafal Al-Qur’an pada usia 7 tahun.
  • Menghafal kitab Al-Muwaththa’ karya Imam Malik pada usia 10 tahun.
  • Dikenal sebagai anak yang tajam ingatan, kuat hafalan, dan cepat memahami.

Pujian Ulama:

  • Imam Ahmad bin Hanbal berkata:

    “Asy-Syafi‘i ibarat matahari bagi bumi dan kesehatan bagi tubuh — tak ada yang menandingi keduanya.”


2. Pendidikan dan Perjalanan Ilmu

Masa Awal di Makkah

  • Pada mulanya Asy-Syafi‘i mempelajari syair, sejarah (al-ayyām), dan sastra Arab.
  • Beliau sangat menguasai bahasa Arab klasik dan hafal banyak syair jahiliyah.
  • Suatu hari seorang ulama menasihatinya:

    “Orang sepertimu lebih baik menekuni ilmu fiqih.”
    Sejak saat itu, Asy-Syafi‘i mulai fokus belajar fiqih.

Guru Pertama

  • Guru pertamanya adalah Muslim bin Khalid az-Zanji, mufti Makkah.
    Beliau berkata kepada Asy-Syafi‘i muda:

    “Engkau telah dimuliakan di dunia dan di akhirat. Gunakan kecerdasanmu untuk fiqih, karena itu lebih baik bagimu.”

  • Selain itu, beliau juga belajar kepada Sufyan bin ‘Uyainah, seorang ahli hadis terkenal di Makkah.

Ke Madinah

  • Pada usia 13 tahun, Asy-Syafi‘i berangkat ke Madinah untuk berguru kepada Imam Malik bin Anas, pendiri Mazhab Maliki.
  • Beliau belajar Al-Muwaththa’ langsung dari Imam Malik dan mempelajari metode istinbath hukum Madinah hingga Imam Malik wafat.
  • Asy-Syafi‘i sangat menghormati gurunya dan tidak pernah berbicara di majelis tanpa izin Imam Malik.

Perjalanan Ilmiah ke Yaman dan Irak

  • Di Yaman, beliau belajar kepada:
    • Matraf bin Mazin
    • Hisyam bin Yusuf (Qadhi kota San‘a)
    • Umar bin Abi Maslamah
    • Al-Laits bin Sa‘d
  • Di Irak, beliau berguru kepada:
    • Muhammad bin al-Hasan asy-Syaibani (murid Abu Hanifah)
    • Waki‘ bin al-Jarrah al-Kufi
    • Abu Usamah Wahab bin ‘Abdul Majid al-Basri

Beliau memadukan dua pendekatan besar:

  • Madrasah al-Hadits (berbasis riwayat, seperti Imam Malik), dan
  • Madrasah ar-Ra’yi (berbasis akal dan qiyas, seperti Imam Abu Hanifah).

Dari perpaduan ini lahirlah metode Ushul Fiqih Syafi‘i yang seimbang antara nash dan rasionalitas.


3. Guru-Guru dan Murid-Murid

Guru-Guru Imam Asy-Syafi‘i

Di Makkah:

  • Muslim bin Khalid az-Zanji
  • Sufyan bin ‘Uyainah
  • Sa‘id bin al-Khudri
  • Daud bin Abdurrahman al-‘Atthar
  • Abdul Hamid bin Abdul Aziz bin Abi Daud

Di Madinah:

  • Imam Malik bin Anas
  • Ibrahim bin Sa‘d al-Anshari
  • Abdul Aziz bin Muhammad ad-Dawardi
  • Abdullah bin Nafi‘ as-Saigh

Di Yaman:

  • Matraf bin Mazin
  • Hisyam bin Yusuf (Qadhi San‘a)
  • Umar bin Abi Maslamah
  • Al-Laits bin Sa‘d

Di Irak:

  • Muhammad bin al-Hasan asy-Syaibani
  • Waki‘ bin al-Jarrah
  • Abu Usamah al-Basri

Murid-Murid Imam Asy-Syafi‘i

Murid-muridnya tersebar di berbagai wilayah Islam:

Di Makkah:

  • Abu Bakar al-Humaidi
  • Ibrahim bin Muhammad al-‘Abbas
  • Musa bin Abi al-Jarud

Di Baghdad:

  • Al-Hasan as-Sabah az-Za‘farani
  • Al-Husain bin ‘Ali al-Karabisi
  • Abu Tsaur al-Kulbi
  • Ahmad bin Muhammad al-Asy‘ari

Di Mesir:

  • Hurmalah bin Yahya
  • Yusuf bin Yahya al-Buwaiti
  • Isma‘il bin Yahya al-Muzani
  • Muhammad bin Abdullah bin Abdul Hakam
  • Ar-Rabi‘ bin Sulaiman al-Jizi

4. Karya-Karya Imam Asy-Syafi‘i

Beliau menulis banyak kitab dalam bidang fiqih, tafsir, ushul fiqih, dan sastra.
Menurut sebagian ahli sejarah, jumlah karya beliau mencapai lebih dari 13 kitab.

Karya Terkenal

  1. Ar-Risālah

    • Ditulis di Baghdad atas permintaan Abdurrahman bin Mahdi.
    • Membahas dasar-dasar Ushul Fiqih dan metode istinbath hukum.
    • Menjadi kitab pertama dalam sejarah Islam tentang Ilmu Ushul Fiqih.
  2. Al-Umm

    • Kitab besar dalam bidang fiqih Syafi‘i.
    • Berisi hasil ijtihad dan fatwa beliau dalam berbagai permasalahan hukum.
    • Merupakan pengembangan praktis dari prinsip-prinsip Ar-Risālah.
  3. Al-Musnad

    • Menghimpun hadis-hadis yang diriwayatkan oleh beliau dari para gurunya.
  4. Karya lainnya:

    • Al-Washāyā al-Kabīrah
    • Ikhtilāf Ahlil ‘Irāq
    • Wasiyyat asy-Syafi‘i
    • Jāmi‘ al-‘Ilm
    • Ibtāl al-Istihsān
    • Al-Amālī
    • Mukhtashar ar-Rabi‘ wal-Buwaiti
    • Al-Imlā’

5. Wafat dan Warisan Keilmuan

  • Imam Asy-Syafi‘i wafat di Mesir pada tahun 204 H / 820 M, dalam usia 54 tahun.
  • Dimakamkan di Kairo, dan makamnya hingga kini menjadi salah satu tempat ziarah ilmiah dan spiritual umat Islam.
  • Mazhab Syafi‘i kemudian tersebar luas di Mesir, Yaman, Hijaz, Afrika Timur, Suriah, Nusantara (Indonesia–Malaysia), dan sebagian India.

🟩 Kesimpulan

Imam Asy-Syafi‘i dikenal sebagai pemersatu dua aliran besar fiqih Islam:

  • Madrasah al-Hadits (Hijaz) yang menekankan teks dan riwayat, dan
  • Madrasah ar-Ra’yi (Irak) yang menekankan akal dan qiyas.

Beliau adalah penyusun sistem Ilmu Ushul Fiqih pertama, yang menjadi dasar hukum Islam modern.
Dikenal dengan kecerdasan tajam, kemampuan bahasa Arab yang luar biasa, dan akhlak yang mulia.


Apakah kamu ingin aku lanjutkan untuk membuat versi markdown siap salin ke aplikasi catatan digital (misalnya Notion/Obsidian) dari dua catatan ini — agar tampilannya lebih terstruktur dengan heading dan bullet rapi?

0 komentar:

Posting Komentar