Senin, 30 Oktober 2023

QURAISY SHIHAB

 

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين اللهم صل على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين

Bapak-bapak ibu-ibu, saudara-saudara sekalian السلام عليكم ورحمه الله وبركاته
Pemikiran yang pertama. Banyak sekali pemikiran-pemikiran keagamaan di kalangan umat Islam. Banyak sekali secara umum kita bisa berkata, kita HARUS MEMBEDAKAN antara agama, ilmu agama, pengamalan agama. Kita harus bedakan antara CAHAYA - ORANG yang MENDAPATKAN CAHAYA itu dan ILMU yang berkaitan dengan CAHAYA. Agama sudah muncul sebelum munculnya ilmu-ilmu keagamaan. Sekitar 3 bulan sebelum nabi wafat,

اليوم اكملت لكم دينكم واتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم الاسلام دينا

"Pada hari ini sudah AKU sempurnakan bagimu agamamu dan telah KU sempurnakan Ni'mat-KU kepadamu, dan AKU ridhoi Islam sebagai Agamamu"

Jadi agama sudah sempurna waktu itu, waktu itu belum atau sudah ada ilmu agama ? Belum .. ! Sahabat Nabi tidak tahu ilmu yang baru dilahirkan belakangan. Akan tetapi mereka beragama, mereka praktekkan ajaran Nabi. Jadi beda antara ILMU ILMU AGAMA dengan AGAMA YANG PRAKTEK.  Ada orang menganut agama tetapi tidak punya ilmu agama.

Ada orang punya ilmu agama PENDAPAT keagamaannya BENAR tetapi PRAKTEK keagamaannya SALAH. Saya tidak dapat SMS tadi itu malam ini, dia katakan begini: Itu Pandangan keagamaan Sayyidina Ali berbeda dengan pandangan keagamaan Muawiyyah. Dan dia bilang," Hanya ada dua dan dia bilang hanya ada dua ... ini saja .. ! Tinggal pilih salah satu ! Saya jawab: "Saya katakan Tidak cuma dua, ada banyak yang lain. Saya akan beri contoh, dari sejarah yang ini berlanjut sampai sekarang. Pendukung-pendukung sayyidina Ali yang kemudian disebut SYII'AT ALI, itu beranggapan bahwa yang berhak menjadi pemimpin harus dari keluarga Rasul Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Terjadi perselisihan antara kelompoknya Sayyidina Ali dengan Muawiyah. Muawiyah itu dan kelompoknya berpendapat, bahwa tidak harus dari keluarga Nabi, yang penting dia orang Arab. Berlanjut peperangan antara sayyidina Ali dengan Muawiyah, kemudian timbul pula dari kelompok sayyidina Ali kelompok lain, yang DINAMAI KHAWARIJ. Khawarij ini, mereka mengecam sayyidina Ali. Mereka berkata, "Kenapa mau terima itu !" Ini pendapat keagamaan !  Sebenarnya siapapun boleh menjadi pemimpin suatu masyarakat apa dia keturunan Ali atau dia orang Arab atau bukan orang Arab. Menurut kita sekarang yang mana yang paling benar ? Yang ketiga ya ? Bagus. Mayoritas berkata ya ! Saya juga kata yang ketiga, karena saya bukan Syi'ah. Pendapat keagamaan yang diterima oleh mayoritas iya Khan ? Tetapi bagaimana keberagamaan penganut pendapat yang benar ini ? Bagaimana mereka bersikap ? Sikapnya Kafir - Takfiri iya Khan !? Pendapatnya sebenarnya benar, tetapi mereka suka mengkafirkan ! Kafirlah Abu Bakar, kafirlah 'Umar, Kafirlah Ali ! Kafirlah si ini si itu, sampai sekarang kafirlah Quraisy Shihab ! iya kan begitu Khan ?, Itulah JAMA'AH TAKFIRI. Walaupun pendapat keagamaannya benar, tetapi sikapnya keagamaannya tidak benar !

Ada tulisan dari seorang muslim ada istilah TAFKIIR (istilah pemikiran) dan ada istilah TAKFIIR (istilah Mengkafirkan). Sebenarnya itu bedanya sedikit sekali. Bedanya TAKFIIR huruf KAF nya didahulukan atas huruf FA' ya. TAFKIIR, huruf FA' nya lebih dulu dari pada huruf KAF. Kalau anda tidak tepat menempatkan suatu huruf anda bisa-bisa BERPIKIR (tafkiir) tetapi hasilnya MENGKAFIRKAN (takfiir).
BERPIKIR TETAPI HASILNYA TAKFIIR, INI YANG BANYAK. Sebenarnya orang-orang khawarij Takfiiri itu dalam praktek ibadahnya istimewa. lebih istimewa dari kita, puasa senin kamis, bangun malam bertahajjud. Itu yang membunuh sayyidina Ali itu ahli puasa senin kamis dan pebghafal Al-Quran. Tetapi dia terbalik dari tafkiir menjadi takfiir. Mereka itu bersikap sangat keras sampai-sampai kalau dia bertanya pada seseorang, lantas dianggap itu muslim yang bukan dari kelompoknya dia bunuh. Itu khawarij ! Jadi banyak orang muslim yang berbeda pendapat dengan mereka "Sok mengaku-ngaku non muslim dihadapan mereka". Karena mereka tahu, kelompok khawarij ini pakai ayat soal non muslim. Kalau Non Muslim harus dihormati.

وان احد من المشركين استجارك فاجره حتى يسمع كلام الله

"Kalau ada orang musyrik yang meminta perlindungan kepada kamu, maka lindungi dia" ...  "Jadi daripada saya dibunuh udah deh saya mengaku non muslim aja".

Paham tetapi prakteknya salah. Ini berkembang ulama-ulama kita dulu, berpegang dalam sekian banyak diskusi, dalam sekian banyak pembahasan mereka antara lain Pada Chadits Nabi : Umatku akan terkelompok-kelompok menjadi 73 golongan. Yang selamat CUMA SATU. Siapa mereka yang selamat itu ?

ما انا واصحابي

"Mereka yang sikapnya seperti sikapku dan sikap sahabat-sahabatku."

Itu dulu, mereka kumpulkan kelompok ini dan kelompok ini. Dan kelompok yang ini barulah kelompok yang selamat ... kelompoknya sendiri !

Dari dulu mereka mengklaim bahwa merekalah yang paling sesuai dengan Nabi. Sekarang ada kelompok seperti ini dan ingin mengembalikan kita harus persis betul sama Nabi. Sehingga kalau Nabi tidak mengamalkannya, itu tidak boleh !  istilahnya kalau Nabi tidak mengamalkan maka itu mereka katakan BID'AH DAN IYU SESAT !
كله بدعه ضلاله
Ini saya punya guru, ini saya punya buku, ini yang kita pelajari dulu di Al Azhar. Ini ditulis oleh Syaikh 'Abdul Chalim Mahmud Al Azhar. Pemimpin tertinggi Al Azhar atau kalau mau dikatakan Pemimpin tertinggi KELOMPOK AHLUSSUNNAH. Ia katakan begini: Kita ada 73 golongan, sekarang lebih dari 73. Syaikh Muhammad Abduh itu berkata, "Jangan sampai kita tidak termasuk di kelompok ini. Yang 73 sudah habis, yang satu juga habis".

Kita saja di Indonesia, ada berapa kelompok ? Disini, dikatakan kelompok Syi'ah saja ada 73 golongan. Jadi bagaimana ? Sekian banyak uraiannya salah satu dan ini yang menjadi pegangan kami. Ini kaum kami itu di Pusat Studi Al Qur'an. Salah satu prinsip kita kita menghormati semua pendapat, tetapi penghormatan itu tidak berarti menyetujui. Syaikh Abdul Chalim Ahmad berkata, apa dia bilang ? Ini chadits tidak diriwayatkan dalam salah satu dari kedua Kitab chadits yang shahih. Tidak ada di Bukhari tidak ada di Muslim. Selanjutnya dia katakan :

ان الشعراني في ميزانه قد ر وى من حديث ا بن نجار وصححيه الحاكم بلفظ:  ستفترق امتي على نيف وسبعين فرقة كلها في الجنه الا واحد

"73 golongan semuanya di surga, kecuali satu".  Bagusnya ini menenangkan hati kenapa kita tidak berpegangan pada itu ?

Nah itu tadi kita hormati siapapun. Yang berkata ayolah jangan pakai celana ini ! Silakan ... tapi jangan bersikap seperti khawarij yang mengkafirkan. Apalagi bisa jadi kita berbeda-beda tetapi perbedaan-perbedaan itu sebenarnya masih dalam koridor yang dibenarkan agama. Tetapi kelompok yang khawarij dan pemahamannya, pokoknya kalau tidak sama seperti saya Anda musuh saya ! Sekarang itu begini ! Kalau anda tidak memusuhi kelompok ini, Anda musuh saya ! Jadi orang-orang yang ingin berusaha mempersatukan ini,  itu sebenarnya HANYA PERBEDAAN. Ini dan itu, kita tak menganut begini ! Oh tidak, Anda musuh !. Bahaya kalau begini ! Kita dianggap musuh. Dan ada tulisan lagi saya baca, dia katakan:  "Biasanya orang-orang yang demikian itu sikapnya bahwasanya sangat sempit dia anggap cuma ini nih. Dia tak tahu yang lain". Kalau orang wawasannya sempit, katakanlah Anda tidak bisa tidak harus membaca bismillahirrahmanirrahim sewaktu membaca Fatihah. Apakah sah sholat Anda ? 
Oh  itu tidak sah ... Imam Syafi'i berkata HARUS MEMBACA Basmallah.
Tapi Imam Syafi'i kan PUNYA DALIL dan YANG INI (yang tak membaca basmalah) kan juga punya dalil. Tapi karena mereka yang tidak tahu dan SEMPIT WAWASAN itu, oh tidak, Anda harus saya sama dengan saya ! Salah ! Anda harus sama dengan saya !

Mereka seakan-akan sudah belah dada anda dan tahu Anda itu siapa. Ini kan yang terjadi saat ini ! Oh itu Quraish shihab itu TAQIYYAH,  dari mana dia tahu itu ?

Kata Zaki Mahmud, seorang filsuf di Mesir, "Biasanya, orang-orang yang bilang semacam ini, wawasannya sangat sempit dan selalu curiga. Curiga begini curiga begini dan Tidak punya karya."
Sedangkan orang-orang yang mau mempersatukan ini punya karya-karya (harus dipelajari dong!). itu yang ada sekarang ! Jadi itu tadi ADA AGAMA - ADA PENGETAHUAN AGAMA dan ADA SIKAP BERAGAMA. Orang-orang yang belajar agama itu, ungkapan begini. Ini saya dengar dari satu teman : "Kalau dia belajar agama baru 2 tahun dia seakan posisikan dirinya seperti Tuhan, ini halal ini haram ! Itu yang baru 2 tahun. Kalau sudah 4 tahun, seakan memposisikan dirinya seperti Rasul. Kalau 5 tahun, ada orang anggap saya bukan Rasul ! Bila sudah tambah pengetahuannya, Saya ini Wali Besar, Saya ini mujtahid, Saya ini bisa ini ! Orang yang belajar agama sudah lebih lama Katakanlah 10 tahun dia tahu kalau dirinya bodoh !".

Imam Syafi'i berkata setiap tambah ilmu saya setiap bertambah juga kesadaran saya membuat saya bertambah bodoh. Ini sekarang kita ini belajar-belajar begitu, ini tidak boleh, ini tidak boleh, lalu dia seakan-akan mampu menyelami hati orang oh dia begitu karena dia begini oh itu ini karena dia mau ini mau itu dari mana dia tahu isi hati orang.

Ada di zaman Nabi itu ada seorang sahabat membunuh satu orang. Dikatakan oleh Nabi, "Dia kan ucapkan syahadat kenapa kamu bunuh?" Sahabat itu menjawab, "Dia cuma pura-pura Nabi, taqiyyah dia itu!" Kata Nabi, "Kamu pernah belah dadanya kemudian kamu melihat hatinya ?"

Hampir semua yang maki-maki dan mengkafirkan itu tak punya pengetahuan karena kalau dia tahu dia tidak bakal memaki. Kalau dia tahu dia tidak akan mengkafirkan.

Karena Nabi pernah berkata, "Siapa yang mengkafirkan orang lain maka salah seorang diantara mereka itu benar-benar dinilai kafir oleh Tuhan". Jadi kalau Anda kafirkan orang padahal orang tersebut tidak kafir ...Maka  SIAPA YANG MENJADI KAFIR ? Jadi Imam Ghazali berkata, "Walaupun sudah banyak sekali bukti bahwa dia kafir tapi masih ada peluang untuk menjadikan dia tidak kafir".
Jadi jangan .. jangan suka mengkafirkan ! Jadi .. sekarang ini sedikit-sedikit kafir, sedikit-sedikit kafir. Dan tidak mau membaca.

Terakhir saya katakan dalam konteks SUNNAH dan SYI'AH. Sebenarnya hemat saya, saya bisa salah ! Hemat saya,  tokoh-tokoh itu saling hormat-menghormati. Kalau Anda buka buku-buku sunnah, baca tanggapan mereka tentang "Jafar Shodiq - Musa Al Kazhim", mereka itu orang-orang yang luar biasa dan sangat dihormati. Tapi boleh jadi mereka berbeda pendapat. Tapi tidak apa-apa beda pendapat, wawasan luas. Ini kembali lagi, saya itu menyesal atau menyayangkan. Saya tidak marah. Ini secara pribadi lagi. Saya tidak marah ! Saya dituduh Syi'ah, alasan marah saya itu karena SYI'AH ITU BUKAN MUSLIM ! Yang menjadi alasan saya, keberatan saya KARENA SAYA BUKAN SYI'AH. Saya di syi'ahkan. Yang menuduh itu tidak pernah membaca buku saya. Saya menantang mereka (Syi'ah). Saya punya belasan atau mungkin sekian puluh buku, saya minta mereka baca itu ! Kalau dia menemukan satu kata yang menunjukkan bahwa saya Syiah, saya akan kasih dia hadiah. Tetapi kalau dia menemukan pendapat Syi'ah yang saya kuatkan itu ada. Tapi dia juga bisa menemukan sekian banyak ulama Syi'ah yang saya tolak !

Karena saya belajar puluhan tahun. Saya tahu, saya ada salah ! Jadi saya tidak marah karena saya dianggap Syiah itu Sesat. Saya SUNNI, tapi saya diajar oleh orang tua saya, oleh guru saya, bahwa hormatilah ahlul bait. Dan penghormatan terhadap ahlul bait itu bukan karena mereka ahlul bait, tetapi karena mereka punya ilmu punya akhlak !

Imam Syafi'i sendiri juga pernah dituduh sebagai Syiah sampai dia mau ke arah itu syairnya :

لو كان رفضا حب ال محمد وليشهد الثقلان اني رافضا

Seandainya mencintai ahlul bait itu dianggap bahwa kita ini Syiah, maka biarlah semua orang tahu bahwa saya ini Syi'ah.

Kalau kita melakukan penelitian, bahwa ini begini, dari segi sejarah ini begini, dari segi sejarah, kita diam saja atau bilang dua-duanya (Sunni & Syi'ah) benar. Kita berkata, oke deh .. serahkan saja pada Allah.  Itu yang diajarkan, yang diajarkan di sini, ini guru saya, salah seorang yang sangat yang sangat rendah hati. Allahu Yafcham. Syaikh Abdul Chaliim Mahmud. Sebelumnya beliau adalah orang seorang dekan di fakultas Ushuluddin, orangnya sangat rendah hati dan saya sering naik bus sama dia. Itu diajar kita, dia ahli filsafat tapi sufi. Saya cerita sedikit dia, pernah dalam satu majelis dia mengajar. Dia katakan begini," "Saya akan mengajarkan kepada kalian satu masalah, siapa yang memahaminya pertama kali mohonlah perlindungan kepada Allah dan Siapa yang baru paham setelah mempelajarinya 2 atau 3 kali, bersyukurlah dia !"

Saat itu ada yang bertanya, "Mengapa begitu?" Dia menjawab, "Yang pertama kali berarti dia punya kecenderungan untuk berfilsafat, dan filsafat itu bisa menjerumuskan karena sangat mengandalkan akal. Tapi bagi tidak langsung mengerti, artinya dia tidak punya kecenderungan kepada filsafat !" Jadi ini orang sangat ahli tasawwuf, tapi sangat cinta kepada ahlul bait. Dia punya ini apa yang saya sampaikan ini adalah jalan ajaran beliau dan dia berkata bahwa Syi'ah Imamiyah itu Muslim. Perbedaan kita dengan mereka pada dasarnya adalah SOAL POLITIK. Bukan SOAL AQIDAH ! Walaupun rumusannya beda. Itu ... yang saya tulis di buku "Sunnah dan Syiah Bergandengan Tangan", Saya ada kritik di situ ! Tapi saya katakan, "Jangan dibaca oleh orang yang masih menuduh bahwa ini ditulis oleh orang yang BERTAQIYYIAH. Apa keuntungan saya untuk bertaqiyyiah ?





0 komentar:

Posting Komentar