Sabtu, 19 Juni 2021

ISTILAH ISLTILAH DALAM ISLAM

ISTILAH ISLTILAH DALAM ISLAM


MU'JIZAT

Kata mukjizat terambil dari kata bahasa Arab a’jaza yang berarti melemahkan atau menjadikan tidak mampu. Menurut istilah, mu’jizat berarti sesuatu yang luar biasa yang terjadi dalam diri Nabi atau Rasul Allah SWT. Para pakar agama islam mendefinisikan mukjizat sebagai “suatu hal atau peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seseorang yang mengaku Nabi, sebagai bukti kenabiannya yang ditantangkan kepada yang ragu, untuk melakukan atau mendatangkan hal serupa, namun mereka tidak mampu melayani tantangan itu.

KAROOMAH

Karomah berasal dari bahasa arab كرم berarti kemuliaan, keluhuran, dan anugerah. Menurut ulama sufi, karamah berarti keadaan luar biasa yang diberikan Allah SWT kepada para wali-Nya. Wali ialah orang yang beriman, bertakwa, dan beramal shaleh kepada Allah SWT.


MA’UUNAH

Ma’unah adalah pertolongan yang diberikan oleh Allah SWT kepada orang mukmin untuk mengatasi kesulitan yang menurut akal sehat melebihi kemampuannya.


IRHASH

Irhash adalah sesuatu yang luar biasa yang diberikan Allah kepada seseorang yang dipersiapkan untuk membawa risalah. Bisa juga disebut kejadian luar biasa yang dialami nabi/rasul ketika masih kecil/ belum diangkat menjadi nabi.


HIDAYAH 

Hidayah artinya petunjuk Allah yang mengarahkan hamba pada hakikat kebenaran. Dapat diartikan atau dikatakan sebagai suatu pencerahan. Tetapi jika dalam proses perjalanan hidup ini kita merasa bahwa apa yang kita perbuat tidak sesuai dengan yang dikehendaki Allah dan disisi lain kita sangat berat menjalankan hidayah yang telah Allah berikan, maka, selanjutnya kita memohon 'inayah atau pertolongan dariNya. 


'INAYAH

'Inaayah artinya  Pertolongan dari Allah berupa KEKUATAN dimana seseorang merasakan apa yang dijalaninya belum sesuai dengan harapan dan hidayah-NYA pun terasa berat untuk kita kerjakan. 

Agar dengan pertolongan penguatan dari Allah, maka barulah akan mampu meraih Ridho-NYA. 

Ringkasnya, kita berharap Taufiq yaitu kesesuaian tingkah laku kita dengan Keridhoan Allah. 

Sifat hidayah ada dua, yaitu :

1. Diberikan kepada siapapun atas kehendak Allah tanpa batas.

Dengan demikian, kita bisa menyimpulkan bahwa sesungguhnya tidak ada orang yang tidak mendapat hidayah. Semua orang memiliki kesempatan untuk mendapatkannya. Jika ada seseorang yang mengatakan “belum mendapat hidayah”, maka kalimat ini kurang tepat. Karena Allah senantiasa memberikan hidayah ini, permasalahan terjadi karena ada orang yang tidak mau mengambilnya.

2. Harus segera diambil

Karena Allah sudah membagi hidayah secara merata kepada semua hambaNya, kita harus memahami sifat hidayah yang kedua, yaitu harus segera diambil. Kita harus merespon dengan cepat ketika menerima hidayah dari Allah. Hidayah atau petunjuk dari Allah bisa datang kapan saja. Maka ketika hidayah itu datang, jangan didiamkan dan diabaikan. Segera ambil dan berbuat sesuai hidayah yang telah kita terima.

Misalnya ada hidayah yang datang lewat telinga, contohnya Adzan. Lafadz Adzan ditetapkan oleh Allah SWT akan selalu didengar oleh orang yang masih memiliki pendengaran. Adzan tidak hanya didengar oleh orang yang ingin sholat, namun semua manusia. Dari semua umat muslim yang mendengar Adzan, tidak semuanya akan menyambut hidayah tersebut untuk menunaikan shalat atau melangkah ke masjid.

Contoh lain, ada hidayah yang datang lewat mata. Misalnya kita melihat orang-orang yang beribadah dengan tenang dan khusyuk. Orang yang bersegera mengambil hidayah akan menggerakkan tubuhnya ikut melaksanakan ibadah. Namun orang yang pandangannya terhalang tidak bisa menangkap pemandangan itu sebagai hidayah dari Allah.

3 Ciri Orang Mendapatkannya

Hidayah dan taufik adalah dua karunia besar yang diberikan Allah kepada hamba yang dicintaiNya. Hidayah bisa bermakna petunjuk atau bimbingan, sedangkan taufik bermakna kekuatan dan pertolongan Allah kepada seseorang untuk memenuhi seruanNya.

Ada 3 tanda orang yang mendapatkan hidayah dan taufik. Ketiganya yaitu:

1. Ringan Beramal Saleh.

Sebuah sikap atau akhlak yang tidak dipikirkan namun seketika muncul secara refleks.
Allah Ta’ala berfirman:
“Barang siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Al-An’am : 125)

2. Istiqamah dalam Kebaikan.

Allah Ta’ala berfirman:
*”Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara, dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (QS.Ali-‘Imran : 103)

3. ‎Semangat untuk Belajar Agama.

Dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
“Semangatlah dalam hal yang bermanfaat untukmu. Minta tolonglah pada Allah, dan jangan malas (patah semangat).” (HR Muslim)

Dalam anggota tubuh seseorang terdapat banyak bagian. Hati adalah pemimpinnya. Mulut adalah penyampaian juru bicara dan kaki tangan adalah pelaksana. Maka gunakanlah anggota tubuh kita dengan sebaik-baiknya untuk kebaikan dan hal yang bermanfaat.

Mudah-mudahan kita termasuk orang yang diberi nikmat taufik dan hidayah sehingga bisa menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.


TAUFIK (Taufiq)

Taufik adalah bimbingan Allah yang mengantarkan seorang hamba langsung kepada hakikat kebaikan. Agar sesuatu yang kita lakukan berkesuaian dengan kehendak dan keridhoan Allah Subhanahu Wa Ta’ala Saat seorang hamba menerima hidayah, taufiq adalah bimbingan yang akan memudahkan seseorang melakukan petunjuk tersebut. Ada dorongan yang diberikan untuk langsung menuju kepada kebaikan.

Taufiq juga memiliki dua sifat, yaitu :

1. Taufiq tidak diberikan kepada seluruh hamba. Hanya hamba tertentu yang bisa mendapatkan taufiq.

2. Bila sudah diberikan, jangan sesekali ditinggalkan. Untuk mendapatkannya kembali tidak mudah. Kita membutuhkan motivasi lebih kuat lagi untuk melakukannya.

Misalnya, seseorang yang sudah duduk di sebuah majelis ta’lim, berarti ia sudah mendapatkan taufiq untuk menuntut ilmu. Orang tersebut sebelumnya telah mendapatkan petunjuk (hidayah) berupa informasi mengenai jadwal majelis. Akan tetapi, tidak semua orang yang menerima informasi tersebut akan diringankan langkahnya oleh Allah, dan dilembutkan hatinya, diberi kelonggaran waktu, untuk hadir di majelis ta’lim tersebut.

Taufiq merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri oleh seorang hamba. Dalam contoh menghadiri ta’lim di atas, bahkan seseorang yang sangat ingin mendatangi ta’lim bisa jadi tidak memiliki kesempatan untuk menghadirinya. Mungkin ada pekerjaan atau tanggung jawab lain yang harus dikerjakan, sehingga ia tidak bisa datang ke majelis ta’lim tersebut.


ISTIGHOOTSAH 

Istighotsah adalah memohon sesuatu pertolongan dan keselamatan dari kesulitan dan kebinasaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan cara berjamaah atau ramai-ramai. Agar yang kita mohon itu agar cepat dikabulkan Allah.

Artinya: “(ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut”. (QS.Al-Anfaal:9)

”Ya Allah , penuhilah apa yang telah Engksau janjikan kepadaku! Ya Allah, pasukan islam ini binasa, niscaya tidak akan lagi orang yang akan menyembah-Mu di bumi” dan beliau terus beristighosah sehingga selendang beliau terjatuh dari pundaknya. Kemudian Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu meletakkan kembali selendang itu kepundak beliau lalu berdiri di belakang beliau dan berkata : “Wahai Nabi Allah! Telah cukup istighotsahmu kepada Rabbmu, karena sesungguhnya Dia pasti akan memenuhi apa yang telah Dia janjikan kepada engkau.”


ISTI'AANAH 

Isti'aanah memohon sesuatu pertolongan tidak ingin cepat dikabulkan Allah.

Isti’anah artinya meminta pertolongan dan dukungan dalam suatu urusan kepada Allah subhanahu wata’ala. mengandung kesempurnaan sikap merendahkan diri dari seorang hamba kepada Rabbnya dan menyerahkan seluruh perkara kepada-Nya serta meyakini bahwa hanya Allah yang bisa memberi kecukupan kepadanya.
Artinya: “hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan”(QS. Al-Fatihah:5)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ اللّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

Artinya: ” Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. 
(QS.Al-Baqarah:153)

MUNAAJAH 

Munaajah yaitu minta kepada Allah dilakukan sendirian pada malam hari.


ISTI’AADZAH 

Isti'aadzah Artinya memohon perlindungan dari sesuatu yang tidak disenangi. Isti’adzah kepada Allah subhanahu wata’ala

Mengandung kesempurnaan rasa butuh kepada Allah dan berlindung kepadanya serta meyakini penjagaan dan kesempurnaan pemeliharaan Allah subhanahu wata’ala dari segala sesuatu baik sekarang maupun yang akan datang, kecil maupun besar, yang berasal dari manusia maupun selainya.

Isti’adzah dengan salah satu sifat dari sifat-sifat Allah subhanahu wata’ala,seperti isti’adzah dengan kalam-Nya, keagungan-Nya, kemuliyaan-Nya, dan semacamnya. Dalilnya adalah do’a Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada pagi dan sore hari

Artinya: “Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejelekan apa-apa yang Dia ciptakan.  [Hadits shohih riwayat At-Tirmidzi dan Ahmad]

Dalilnya adalah Al-Qur’an surah Al-Falaq dan surah An-Naas hingga akhir ayat.


AUWROOD 

Awrood yaitu Membaca kalimat tertentu berdasarkan ijazah dari guru, dengan jumlah tertentu, disyaratkan berpuasa dengan hari tertentu dengan jumlah tertentu pula.

Aurad merupakan bentuk jamak, sementara mufradnya wirid. “Itu mintanya kejutan. Warid, bahasa arabnya, kejutan.

0 komentar:

Posting Komentar