Rabu, 31 Januari 2024

MACAM CARA BER ISTIGHFAR

 MACAM CARA BER ISTIGHFAR

اَسْتَغْفِرُ اَللّهَ الْعَظِیْمَ

•  Astaghfirulloohal 'Azhiim.

اَسْتَغْفِرُ للّهَ الْعَظِیْمَ اَلَّذِي لآ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الحَيُّ القَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

• Astaghfirullaahal 'Azhiim Alladzii Laa ilaaha illaa Huwal Chayyul Qayyuum Wa Atuubu ilayhi.

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ ، لَا إِلٰـهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمتِكَ عَلَيَّ ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ ، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ

•  Alloohumma Anta Robbii Laa ilaaha illaa Anta Kholaqtanii, Wa Anaa 'Abduka, Wa Anaa ‘Alaa ‘Ahdika Wa Wa’dika Mastatha’tu, ‘A-uudzubika Min Syarri Maa Shona’tu, Abuu-u Laka Bini’matika ‘Alayya, Wa Abuu-u Bidzanbii, Faghfir Lii, Fa-innahuu Laa Yaghfirudz-Dzunuuba Illaa Anta.

•  Robbi Innii Zholamtu Nafsii Zhulman Katsiiron Kabiiroo Laa Yaghfirudz Dzunuuba Illaa Anta Faghfirlii Maghfirotan Min 'Indika War Chamnii Innaka Antal Ghofuurur Rochiim.

•  Astaghfirullaahal 'Azhiim, Min Kull Dzanbil 'Azhiim Laa Yaghfirudz Dzunuuba Illaa Robbul 'Aalamiin.

•  Laa Ilaaha Illaa Anta Subchaana Innii Kuntu Minazh Zhoolimiin.

•  Subchanallooh Wabichamdihii Subchanallaahil 'Azhiim Astaghfirullaah.

• Subhanakalloohumma Wa Bichamdika Asyhadu Allaa ilaaha illaa Anta Astaghfiruka Wa Atuubu Ilayk.

•  Fasubchanakallaahumma Wa Bichamdika Allahummagh Firlii, Fa Innaka Antat Tawwaabur Rochiim.

• Subchaanallooh Wa Bichamdihii Wa 'Adada Kholqihii Wa Ridhoo Naf-sihii Wa Zinata 'Arsyihii Wa Midaada Kalimaatihi.

•  Subchaanalloohi Mil-ul Miizaana Wa Muntahal 'Ilmi Wa Mablaghor Ridhoo Wa Zinatal Arsyi Wa Wasi'atal Kursiy.

•  Alchamdulillaahi Mil-ul Miizaana Wa Muntahal 'Ilmi Wa Mablaghor Ridhoo Wa Zinatal Arsyi Wa Wasi'atal Kursiy.

•  Alloohu Akbaru Mil-ul Miizaana Wa Muntahal 'Ilmi Wa Mablaghor Ridhoo Wa Zinatal Arsyi Wa Wasi'atal Kursiy.

•  Alloohumma Maghfirotuka Awsa’u min Dzunuubii Wa Rochmatuka Arjaa ‘Indii Min ‘Amalii.

أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِِْ

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ (22) هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ (23) هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ 

وَالأرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (2

***

“سُبْحَانَكَ اللهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ”

“سُبْحَانَكَ اللهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ”

•  رَبِّاغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

•  Robbighfirlii Watub 'Alayya, Innaka Antat Tawwaabur Rahiim. (Biasanya baik dibaca sat selesai sholat Dlucha 40 atau 100x)

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الْغَفُورُ 

•  Robbighfirlii Watub 'Alayya Innaka Antat Tawwaabul Ghafuur.

( https://youtu.be/Q8R4vsJOJy0 )

Allah SWT akan memerintahkan 70.000 malaikat untuk memohonkan ampunan baginya.

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَبُو أَحْمَدَ الزُّبَيْرِيُّ، حَدَّثَنَا خَالِدٌ -يَعْنِي: ابْنَ طَهْمَان، أبو العلاء الخَفَّاف-حدثنا نافع ابن أَبِي نَافِعٍ، عَنْ مَعقِل بْنِ يَسَارٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "من قَالَ حِينَ يُصْبِحُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ: أَعُوذُ بِاللَّهِ السَّمِيعِ الْعَلِيمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، ثُمَّ قَرَأَ ثَلَاثَ آيَاتٍ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْحَشْرِ، وَكَّل اللَّهُ بِهِ سَبْعِينَ أَلْفَ مَلَكٍ يُصَلُّونَ عَلَيْهِ حَتَّى يُمْسِيَ، وَإِنْ مَاتَ فِي ذَلِكَ الْيَوْمِ مَاتَ شَهِيدًا، وَمَنْ قَالَهَا حِينَ يُمْسِي كَانَ بِتِلْكَ الْمَنْزِلَةِ".

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Ahmad Az-Zubairi, telah menceritakan kepada kami Khalid (yakni Ibnu Tahman alias Abul Ala Al-Khaffaf), telah menceritakan kepada kami Nafi ibnu Abu Nafi, dari Maqal ibnu Yasar, dari Nabi Saw. yang telah bersabda:

"" Barang siapa mengucapkan doa ini di waktu pagi hari sebanyak tiga kali, yaitu: "Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari godaan setan yang terkutuk, " kemudian membaca pula tiga ayat dari akhir surat Al-Hasyr, maka Allah memerintahkan kepada tujuh puluh ribu malaikat untuk memohonkan ampunan baginya hingga petang hari. Dan jika ia mati di hari itu, maka ia mati sebagai syahid. Dan barang siapa yang mengucapkannya di kala petang hari, maka ia beroleh kedudukan yang seperti itu.'" (HR. Turmuzi).

Setelah membaca doa : أَعُوذُ بِاللَّهِ السَّمِيعِ الْعَلِيمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ sebanyak tiga kali dilanjutkan dengan membaca tiga ayat terakhir Surat Al Hasyr.

أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِِْ

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ (22) هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ (23) هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (24)

Artinya: Dialah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dialah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Mahasuci, Yang Mahasejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Mahaperkasa, Yang Mahakuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang mempunyai nama-nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (QS. Al Hasyr: 22-24).

Ada banyak manfaat dari beristighfar atau meminta ampunan kepada Allah SWT. Rasulullah SAW tak pernah melewatkan membaca istighar.

Sayyid Muhammad bin Alawi bin 'Abbas al-Maliki al-Hasani dalam kitabnya Madza fi Sya'ban memaparkan dalam beberapa riwayat Rasul memberikan contoh redaksi istighfar yang komprehensif. Di antaranya adalah riwayat yang dinukilkan Imam al-Hakim. 

Suatu ketika, seorang sahabat datang dan berkata,”Dosaku-dosaku.” Ini diulang-ulang selama dua kali. Rasulullah pun memintanya mengucapkan kalimat istighfar,

 ”Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali.” 

Sahabat tadi menirukan bacaan Rasulullah. Kemudian Rasul meminta mengulanginya hingga tiga kali. Lalu Rasul berkata,” Allah telah ampuni dosamu.” 

Lantas berapa jumlah istighfar yang dibaca Rasulullah setiap hari? Ada dua riwayat. Yang pertama menyebutkan Rasul membaca beristighfar tiap hari minimal 70 kali. 

Riwayat ini seperti dinukilkan Imam al-Baychaqi dan Ibn Abi ad-Dunya dari sahabat Anas bin Malik RA. Riwayat tersebut juga menjelaskan khasiat beristighfar sebanyak 70 kali dalam sehari. 

Tidaklah seorang hamba beristighfar 70 kali sehari, kecuali Allah akan ampuni 700 jenis dosa (kecil), sebab tiap harinya seseorang itu sejatinya melakukan lebih dari 700 jenis dosa kecil.”

Riwayat lain menyebutkan, jumlah istighfar Rasulullah tiap harinya adalah 100 kali. Ini seperti riwayat Imam Muslim, Ahmad, at-Thabrani, dan lainnya. “Tidaklah aku melewatkan pagi hari kecuali beristighfar kepada Allah 100 kali.” 

Nabi Muhammad Shallallahu 'Alayhi Wasallam bersabda,

"Barangsiapa yang Memperbanyak Istighfar :

• Dilepaskan dari setiap dukacita dan kelaparan,

• Dilepaskan dari setiap kesempitan akan diberikan jalan keluar,

• Diberikan rizqi dari jalan yang tak terduga-duga.

Berapa orang itu mengalami kesulitan-kesulitan yang tak pernah ada habisnya, mengalami kesedihan yang yang berturut-turut kan mengalami kesempitan Rizqi ??  itu semua disebabkan oleh Dosa-Dosa. Sebab itulah ia harus memohon ampunan kepada Allah (beristighfar). Dengan memohon ampunan kepada Allah maka Allah akan mengampuni dosa-dosa kita.

*** *** ***

SAYYID AL-ISTIGHFAR

Yang sangat dianjurkan Rasulullah, seperti diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, sebagai berikut:  

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ ، لَا إِلٰـهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمتِكَ عَلَيَّ ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ ، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ

(Ya Allâh, Engkau adalah Rabbku, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau. Engkau yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian untuk taat kepada-Mu dan janji balasan-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku kepada-Mu, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, menyebutkan keutamaan sayyidul istighfar,

مَنْ قَالَهَا مِنَ النَّهَارِ مُوْقِنًا بِهَا ، فَمَـاتَ مِنْ يوْمِهِ قَبْل أَنْ يُمْسِيَ ، فَهُو مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ ، وَمَنْ قَالَهَا مِنَ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوْقِنٌ بِهَا فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ ، فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ

“Barangsiapa mengucapkannya di waktu siang dengan penuh keyakinan lalu meninggal pada hari itu sebelum waktu sore, maka ia termasuk penghuni surga. Barangsiapa membacanya di waktu malam dengan penuh keyakinan lalu meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk penghuni surga. (Muttafaq alaih).

Mengapa Disebut Sayyidul Istighfar (istighfar terbaik)?

Dzikir ini disebut oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan sayyidul istighfar, yang artinya pemimpinnya istighfar. Dan yang namanya pemimpin, berarti dia lebih unggul dibandingkan yang lainnya.

Imam al-Bukhari menyebutkan lafal istighfar ini dalam judul bab di kitab shahihnya,

باب أَفْضَلِ الاِسْتِغْفَارِ

Jika kita perhatikan makna dari istighfar ini, ada banyak ungkapan yang menunjukkan kerendahan diri kita di hadapan Allah dan pengagungan kepada Allah semata. Kita merendahkan diri kita sebagai hamba, dengan memuji Allah yang Maha Sempurna sifat-Nya.

********

MANFAAT DARI BERISTIGHFAR

Ada banyak manfaat dari beristighfar atau meminta ampunan kepada Allah SWT. Rasulullah SAW tak pernah melewatkan membaca istighar.

Sayyid Muhammad bin Alawi bin 'Abbas al-Maliki al-Hasani dalam kitabnya Madza fi Sya'ban memaparkan dalam beberapa riwayat Rasul memberikan contoh redaksi istighfar yang komprehensif. Di antaranya adalah riwayat yang dinukilkan Imam al-Hakim.

رَبِّاغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ 

Robbighfirlii Watub 'Alayya, Innaka Antat Tawwaabur Rahiim. (Biasanya baik dibaca saat selesai sholat Dlucha 40 atau 100x)

Artinya : Ya Tuhanku, ampunilah aku dan terimalah taubatku sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang Maha menerima taubat lagi Maha Penyayang. 

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ وَالْمُحَارِبِيُّ عَنْ مَالِكِ بْنِ مِغْوَلٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سُوقَةَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ إِنْ كُنَّا لَنَعُدُّ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَجْلِسِ يَقُولُ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ مِائَةَ مَرَّةٍ 

Telah menceritakan kepada kami Ali bin Muhammad telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dan Al Muharibi dari Malik bin Mighwal dari Muhammad bin Suqah dari Nafi' dari Ibnu Umar dia berkata; "Apabila kami menghitung ucapan Rasulullah Shollallahu 'Alayhi Wa Sallam dalam suatu majlis: "Robbighfirlii Wa Tub 'Alayya Innaka Antat Tawwabur Rochiim (Ya Rabbku ampunilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkaulah Maha penerima taubat dan maha penyayang" beliau mengucapkannya sebanyak 100 kali." (HR. Ibnumajah No.3804) 

حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ مَالِكِ بْنِ مِغْوَلٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سُوقَةَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ إِنْ كُنَّا لَنَعُدُّ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَجْلِسِ الْوَاحِدِ مِائَةَ مَرَّةٍ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ 

Telah menceritakan kepada Kami Al Hasan bin Ali, telah menceritakan kepada Kami Abu Usamah dari Malik bin Mighwal dari Muhammad bin Suqah dari Nafi' dari Ibnu Umar, ia berkata; sungguh Kami telah menghitung ucapan Rasulullah Shollallahu 'Alayhi Wa Sallam dalam satu majlis beliau "Robbighfirlii Wa Tub 'Alayya Innaka Antat Tawwabur Rochiim" (Ya Tuha nku, ampunilah aku dan terimalah taubatku sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang Maha menerima taubat lagi Maha Penyayang) sebanyak 100 kali. (HR. Abudaud No.1295) 

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الْغَفُورُ 

Robbighfirlii Watub 'Alayya Innaka Antat Tawwaabul Ghafuur

Artinya : Wahai Tuhanku, ampunilah dosaku, dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pemberi taubat dan Maha Pengampun. 

حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْكُوفِيُّ حَدَّثَنَا الْمُحَارِبِيُّ عَنْ مَالِكِ بْنِ مِغْوَلٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سُوقَةَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ كَانَ يُعَدُّ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَجْلِسِ الْوَاحِدِ مِائَةُ مَرَّةٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَقُومَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الْغَفُورُ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سُوقَةَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ بِمَعْنَاهُ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ 

Telah menceritakan kepada kami Nashr bin Abdurrahman Al Kufi, telah menceritakan kepada kami Al Muharibi dari Malik bin Mighwal dari Muhammad bin Suqah dari Nafi' dari Ibnu Umar, ia berkata; Dalam satu majlis Rasulullah Shollallahu 'Alayhi Wa Sallam, sebelum beliau berdiri (meninggalkan majlis), terhitung seratus kali beliau mengucapkan: "Robbighfirlii Wa Tub 'Alayya Innaka Antat Tawwaabul ghofuur" (Wahai Tuhanku, ampunilah dosaku, dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pemberi taubat dan Maha Pengampun).

Abu Isa berkata; telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Muhammad bin Suqah dengan sanad ini seperti itu dengan maknanya. Hadits ini adalah hadits hasan shahih gharib. (HR. At Tirmidzi No.3356).

حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ عَنْ مَالِكٍ يَعْنِي ابْنَ مِغْوَلٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سُوقَةَ عَنْ نَافِعٍ عَنِ ابْنِ عُمَرَ إِنْ كُنَّا لَنَعُدُّ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَجْلِسِ يَقُولُ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الْغَفُورُ مِائَةَ مَرَّةٍ 

Telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair dari Malik yakni Ibnu Mighwal dari Muhammad bin Suqah dari Nafi' dari Ibnu Umar ia berkata, "Sesungguhnya kami pernah menghitung Rasulullah Shollallahu 'Alayhi Wa Sallam dalam satu kali duduk mengucapkan doa: "Robbighfirlii Watub 'Alayya Innaka Antat Tawwaabul Ghafuur" (Ya Allah, ampunilah dosaku dan terimalah taubatku, karena sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Maha Mengampuni dan Menerima taubat) ', sebanyak 100 kali." (HR. Ahmad No.4496) 

Istighfar tersebut dibacanya 100x, biasa habis shalat subuh, shalat dhuha atau shalat malam, dan boleh setelah sholat fardlu.

DOA DOA PERMOHONAN AMPUNAN

رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ إِن نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ ۖ وَٱعْفُ عَنَّا وَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَآ ۚ أَنتَ مَوْلَىٰنَا فَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَٰفِرِينَ

Robbana Laa Tu-aakhidznaa Innasiinaa Au Akhta’naa. Rabbana Walaa Tahmil ‘Alaynaa Ishron Kamaa Chamaltahuu ‘Alalladziina Min Qablinaa. Robbanaa Walaa Tuchammilnaa Maa Laa Thooqota Lanaa Bihii. Wa’fu ’Annaa Waghfir Lanaa Warhamnaa Anta Maulaanaa Fanshurnaa ‘Alaal Qowmil Kaafiriin.

Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir” (QS. Al-Baqarah [2]:286).

رَبَّنَآ إِنَّنَآ ءَامَنَّا فَٱغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ

Robbanaa Innanaa Aamannaa Faghfir Lanaa Dzunuubanaa Wa Qinaa ‘Adzaaban Naar.

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka” (QS. Ali Imran [3]:16).

رَبَّنَا ٱغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِىٓ أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَٰفِرِينَ

Robbanaaghfir Lanaa Dzunuubanaa Wa Isroofanaa Fii Amrinaa Wa Tsabbit Aqdaamanaa Wanshurnaa ‘Alaal Qowmil Kaafiriin.

“Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir” (QS. Ali Imran [3]:147).

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَسْرَفْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ

Allahummaghfirli Ma Qoddamtu Wama Akh-khortu Wamaa Asrartu Wamaa A’lantu Wamaa Asraftu Wamaa Anta A’lamu Bihii Minnii Antal Muqaddimu Wa Antal Mu-akh-khiru Laa Ilaaha illaa Anta.

رَبَّنَا فَٱغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّـَٔاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ ٱلْأَبْرَارِ

Robbanaghfir Lanaa Dzunuubanaa Wa Kaffir ‘Annaa Sayyiaatinaa Wa Tawaffanaa Ma’al Abroor.

“Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti” (QS. Ali Imran [3]:193).

رَبَّنَا ظَلَمْنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلْخَٰسِرِينَ

Robbanaa Zholamnaa Anfusanaa Wa illam Taghfir Lanaa Wa Tarchamnaa Lanakuunanna Minal Khoosiriin.

“Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi” (QS. Al-A’raf [7]:23).

رَبِّ ٱغْفِرْ لِى وَلِأَخِى وَأَدْخِلْنَا فِى رَحْمَتِكَ ۖ وَأَنتَ أَرْحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ

Robbighfirlii Waliakhii Wa Adkhilnaa Fii Rochmatika Wa Anta Archamur Rochimiin.

“Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmat Engkau, dan Engkau adalah Maha Penyayang di antara para penyayang” (QS. Al-A’raf [7]:151).

رَبِّ إِنِّىٓ أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْـَٔلَكَ مَا لَيْسَ لِى بِهِۦ عِلْمٌ ۖ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِى وَتَرْحَمْنِىٓ أَكُن مِّنَ ٱلْخَٰسِرِينَ

Robbi Innii A’udzubika An Aslaka Maa Laysa Lii Bihii ‘Ilmun Wa illaa Taghfirlii Watarchamnii Akum Minal Khoosiriin.

“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi” (QS. Hud [11]:47).

رَبَّنَآ ءَامَنَّا فَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَا وَأَنتَ خَيْرُ ٱلرَّٰحِمِينَ

Robbanaa Aamanna Faghfir Lanaa Warchamnaa Wa Anta Khoyrur Roochimiin.

“Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi Rahmat yang paling baik” (QS. Al-Mu’minun [23]:109)

رَبِّ إِنِّى ظَلَمْتُ نَفْسِى فَٱغْفِرْ لِى

Robbi Innii Zholamtu Nafsii Faghfirlii.

“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku” (QS. Al-Qashash [28]:16).

رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلَّذِينَ كَفَرُواْ وَٱغْفِرْ لَنَا رَبَّنَآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ

Robbanaa Laa Taj’alnaa Fitnatal Lilladziina Kafaruu Waghfir Lanaa Robbanaa Innaka Antal ‘Aziizul Chakiim.

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) ujian bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS. Al-Mumtahanah [60]:5).

رَبَّنَآ أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَٱغْفِرْ لَنَآ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

Rabbanaa Atmim Lanaa Nuuronaa Waghfir Lanaa Innaka ‘Alaa Kulli Syay-in Qodiir.

“Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. At-Tahriim [66]:8).

رَّبِّ ٱغْفِرْ لِى وَلِوَٰلِدَىَّ وَلِمَن دَخَلَ بَيْتِىَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ وَلَا تَزِدِ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا تَبَارًۢا

Robbighfirlii Wa Liwaalidayya Wa Liman Dakhola Baytiya Mu’minan Wa Lilmu’miniina Wal Mu’minaati Wa Laa Tazidizh Zhoolimiina illaa Tabaaroo.

“Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan” (QS. Nuh [71]:28)

رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَحِيْمٌ

Robbanaghfir Lana Wa Li-ikhwaaninalladzina Sabaquunaa Bil-iiman Wa Laa Taj’al Fii Quluubinaa Ghillal Lilladziina Aamanuu Robbanaa Innaka Ro-uufur Rochiim.

“Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami sungguh Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang.” (Al-Hasr: 10).

وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ

Robbighfir Warcham Wa-anta Khoyrur Roochimiin.

“Ya Tuhanku berilah ampunan dan rahmat, Engkaulah pemberi rahmat terbaik.” (Al-Mukminun: 118)

رَبِّ إِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ فَاغْفِرْلِيْ

Robbi Innii Zholamtu Nafsii Faghfirlii.

“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah mendzolimi diri sendiri maka ampunilah aku.”

Alloohumma-ghfir li-ummati Sayyidina Muhammad,

Alloohumma-shlich ummata Sayyidina Muhammad,

Alloohumma-rcham ummata Sayyidina Muhammad,

Alloohumma-farrij 'an ummata Sayyidina Muhammad Shollalloohu 'Alayhi Wa Sallam...

(Yaa Allah Ampunilah Pemimpin Ummat Sayyidina Muhammad ﷺ Yaa Allah Rahmatillah Ummat Sayyidina Muhammad ﷺ Yaa Allah Perbaikilah keadaan Ummat Sayyidina Muhammad  ﷺ Yaa Allah Selamatkanlah Ummat Sayyidina Muhammad ﷺ )

120 Kata-Kata Bijak Sayyidina Ali Bin Abi Thalib

 120 Kata-Kata Bijak Sayyidina Ali Bin Abi Thalib yang Penuh Makna, Menyentuh dan Memotivasi | merdeka.com

Ali bin Abi Thalib adalah salah seorang sahabat karib nabi Muhammad SAW. Ali bin Abi Thalib dikenal sebagai sosok yang bijak dalam memberikan petuah dan nasihat. Beliau sendiri adalah pemeluk agama Islam pertama, yang memiliki banyak sekali kata-kata bijak sebagai inspirasi manusia dalam menjalani kehidupan.

20 Kata-Kata Bijak Ali Bin Abi Thalib Penuh Makna

✓ Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia. – Ali bin Abi Thalib

✓ Janganlah engkau mengucapkan perkataan yang engkau sendiri tak suka mendengarnya jika orang lain mengucapkannya kepadamu. – Ali bin Abi Thalib

✓ Lidah orang yang berakal berada di belakang hatinya, sedangkan hati orang bodoh berada di belakang lidahnya. – Ali bin Abi Thalib

✓ Jangan gunakan ketajaman kata-katamu pada ibumu yang mengajarimu cara berbicara. – Ali bin Abi Thalib

✓ Kemarahan dimulai dengan kegilaan dan berakhir dengan penyesalan. – Ali bin Abi Thalib

✓ Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun. Karena yang menyukaimu tidak membutuhkan itu, dan yang membencimu tidak mempercayai itu. – Ali bin Abi Thalib

✓ Jadilah seperti bunga yang memberikan keharuman bahkan kepada tangan yang telah merusaknya. – Ali bin Abi Thalib

✓ Jangan membenci siapapun, tak peduli seberapa banyak kesalahan yang mereka lakukan terhadapmu. Hiduplah dengan rendah hati, tak peduli seberapa banyak kekayaanmu. Berpikirlah positif, tak peduli seberapa keras kehidupan yang kamu jalani. Berikanlah banyak, meskipun menerima sedikit. Tetaplah menjalin hubungan dengan orang-orang yang telah melupakanmu, maafkanlah orang yang berbuat salah padamu, dan jangan berhenti mendoakan yang terbaik untuk orang yang kau sayangi. – Ali bin Abi Thalib

✓ Orang yang cantik tidak selamanya orang baik, tapi orang yang baik selalu cantik. – Ali bin Abi Thalib

✓ Lepaskan segala sesuatu yang membuatmu stres dan sedih. – Ali bin Abi Thalib

✓ Tubuh dibersihkan dengan air. Jiwa dibersihkan dengan air mata. Akal dibersihkan dengan pengetahuan. Dan jiwa dibersihkan dengan cinta. – Ali bin Abi Thalib

✓ Jangan menganggap diamnya seseorang sebagai sikap sombongnya, bisa jadi dia sedang sibuk bertengkar dengan dirinya sendiri. – Ali bin Abi Thalib

✓ Jangan biarkan hatimu berlarut-larut dalam kesedihan atas masa lalu, atau itu akan membuatmu tidak akan pernah siap untuk menghadapi apa yang akan terjadi. – Ali bin Abi Thalib

✓ Orang yang pesimis selalu melihat kesulitan di setiap kesempatan, tapi orang yang optimis selalu melihat kesempatan dalam setiap kesulitan. – Ali bin Abi Thalib

✓ Diberkatilah dia yang kesalahannya sendiri mampu mencegahnya dari melihat kesalahan orang lain. – Ali bin Abi Thalib

✓ Sebagian obat justru menjadi penyebab datangnya penyakit, sebagaimana sesuatu yang menyakitkan adakalanya justru menjadi obat penyembuh. – Ali bin Abi Thalib

✓ Jangan biarkan kesulitan membuatmu gelisah. Karena bagaimanapun juga hanya di malam yang paling gelap bintang-bintang tampak bersinar lebih terang. – Ali bin Abi Thalib

✓ Teman sejati adalah dia yang selalu memberi nasihat ketika melihat kesalahanmu dan dia yang mau membelamu di saat kamu tidak ada. – Ali bin Abi Thalib

✓ Aku tidak akan meninggalkan Sunnah Nabi demi kepentingan siapapun. – Ali bin Abi Thalib

✓ Firman Allah adalah obat bagi hati. – Ali bin Abi Thalib

20 Kata-Kata Bijak Ali Bin Abi Thalib Menyentuh Hati
✓ Memaafkan adalah kemenangan terbaik. – Ali bin Abi Thalib

✓ Lebih mudah mengubah gunung menjadi debu daripada menanamkan cinta di hati yang dipenuhi dengan kebencian. – Ali bin Abi Thalib

✓ Jangan pernah mengambil keputusan ketika sedang marah dan jangan pernah mengumbar janji ketika sedang bergembira. – Ali bin Abi Thalib

✓ Ya Allah, saat aku kehilangan harapan dan rencana, tolong ingatkan aku bahwa cinta-Mu jauh lebih besar daripada kekecewaanku, dan rencana yang Engkau siapkan untuk hidupku jauh lebih baik daripada impianku. – Ali bin Abi Thalib

✓ Dia yang menaruh kepercayaan pada dunia, maka dunia akan mengkhianatinya. – Ali bin Abi Thalib

✓ Lebih baik mendengarkan musuh yang bijak daripada meminta nasihat dari teman yang bodoh. – Ali bin Abi Thalib

✓ Sembunyikanlah kebaikan yang kamu lakukan, dan biarkan kebaikan yang telah kamu lakukan itu hanya diketahui olehmu. – Ali bin Abi Thalib

✓ Ada dua jenis manusia:
1) mereka yang mencari tapi tidak bisa menemukan, dan
2) mereka yang menemukan tapi masih menginginkan lebih. – Ali bin Abi Thalib

✓ Jangan besarkan anakmu dengan cara orangtuamu membesarkanmu dulu, karena mereka lahir di zaman yang berbeda. – Ali bin Abi Thalib

✓ Selalu ada cahaya bagi orang yang mau melihat. – Ali bin Abi Thalib

✓ Orang yang penuh harap akan terus mencari, sementara orang yang penuh ketakutan akan melarikan diri. – Ali bin Abi Thalib

✓ Yakinlah, ada sesuatu yang menantimu setelah sekian banyak kesabaran (yang kau jalani), yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa betapa pedihnya rasa sakit. – Ali bin Abi Thalib

✓ Kemarahan itu seperti bola api, tapi jika kamu menelannya, itu akan lebih manis daripada madu. – Ali bin Abi Thalib

✓ Ucapan itu seperti obat, dosis kecilnya bisa menyembuhkan tapi jika berlebihan bisa membunuh. – Ali bin Abi Thalib

✓ Tidak ada yang lebih menyakiti hati daripada dosa. – Ali bin Abi Thalib

✓ Jika kamu ingin menguji karakter seseorang, hormati dia. Jika dia memiliki karakter yang bagus, dia akan lebih menghormatimu, namun jika dia memiliki karakter buruk, dia akan merasa dirinya paling baik dari semuanya. – Ali bin Abi Thalib

✓ Berhentilah membahas apa yang tidak kamu ketahui dan membicarakan tentang apa yang tidak menjadi perhatianmu. – Ali bin Abi Thalib

✓ Betapa terhormatnya ilmu, karena orang yang tidak memilikinya mengatakan bahwa dia memiliki ilmu. dan betapa tidak terhormatnya kebodohan, karena orang yang memilikinya mengatakan bahwa dia tidak bodoh. – Ali bin Abi Thalib

✓ Jangan merasa kesepian berada di atas jalan kebenaran hanya karena sedikitnya orang yang berada di sana. – Ali bin Abi Thalib

✓ Banyak permasalahan pelik yang berhasil diselesaikan dengan sikap bermurah hati. – Ali bin Abi Thalib

20 Kata-Kata Bijak Ali Bin Abi Thalib Sejukkan Hati

✓ Ada dua cara untuk menjalani hidup yang menyenangkan, entah itu di dalam hati seseorang ataukah dalam doa seseorang. – Ali bin Abi Thalib

✓ Sabar sesaat saja di saat marah akan menyelamatkan kita dari ribuan penyesalan. – Ali bin Abi Thalib

✓ Kehidupan ini tidak lain hanyalah seperti bayangan awan, mimpinya seorang yang tertidur. – Ali bin Abi Thalib

✓ Berikan perhatian dan bersikap baiklah kepada istrimu. Dia adalah bunga yang lembut, bukan budak rumah tanggamu. – Ali bin Abi Thalib

✓ Jagalah dirimu dari sifat marah. Karena kemarahan itu dimulai dengan kegilaan dan berakhir dengan penyesalan. – Ali bin Abi Thalib

✓ Aku akan terus bersabar, bahkan sampai kesabaran itu sendiri merasa lelah dengan kesabaranku. – Ali bin Abi Thalib

✓ Berikan ribuan kesempatan kepada lawan untuk menjadi kawan, tapi jangan berikan satu kesempatan pun bagi kawan untuk menjadi lawan. – Ali bin Abi Thalib

Abaikan rasa sakit, atau jika tidak maka kamu tidak akan pernah merasa bahagia. – Ali bin Abi Thalib

✓ Kehidupan itu cuma dua hari saja. Satu hari untukmu, satu hari melawanmu. Maka pada saat ia untukmu, jangan bangga dan gegabah; dan pada saat ia melawanmu bersabarlah. Keduanya adalah ujian bagimu. – Ali bin Abi Thalib

✓ Seorang teman tidak bisa dianggap teman sampai ia diuji dalam tiga kesempatan: 1) di saat membutuhkan, 2) di belakangmu, dan 3) setelah kematianmu. – Ali bin Abi Thalib

✓ Tidak ada yang bisa menjaga rahasiamu lebih baik daripada dirimu sendiri, maka jangan salahkan siapa pun orang yang mengungkapkan rahasiamu karena kamu sendiri tidak bisa menyembunyikannya. Rahasiamu adalah tawananmu, yang jika dilepaskan, itu akan membuatmu menjadi tahanan. – Ali bin Abi Thalib

✓ Jangan mengikuti mayoritas, tapi ikutilah jalan kebenaran. Hiduplah di dunia ini layaknya seorang pengembara, dan tinggalkan setiap kenangan manis di belakangmu. Sesungguhnya kita hanyalah tamu di sini, dan setiap tamu harus segera pergi. – Ali bin Abi Thalib

✓ Jangan katakan pada Allah ‘aku punya masalah besar’, tetapi katakan pada masalah bahwa ‘aku punya Allah Yang Maha besar’. – Ali bin Abi Thalib

✓ Orang yang dapat menjadi tuan bagi dirinya, menjadi pemandu untuk nafsunya dan menjadi kapten untuk bahtera kehidupannya. – Ali bin Abi Thalib

✓ Balas dendam terbaik adalah dengan menjadikan dirimu lebih baik. – Ali bin Abi Thalib

✓ Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup. Dan yang paling pahit ialah berharap pada manusia. – Ali bin Abi Thalib

Tubuh dibersihkan dengan air. Jiwa dibersihkan dengan air mata. Akal dibersihkan dengan pengetahuan. Dan jiwa dibersihkan dengan cinta. – Ali bin Abi Thalib

✓ Ucapan sahabat yang jujur lebih besar harganya daripada harta benda yang diwarisi dari nenek moyang. – Ali bin Abi Thalib

✓ Jadilah manusia yang baik dalam pandangan Allah. Jadilah manusia yang buruk dalam pandangan sendiri. Jadilah manusia yang biasa dalam pandangan orang lain. – Ali bin Abi Thalib

✓ Jangan menasihati orang bodoh, karena dia akan membencimu. Nasihatilah orang yang berakal, karena dia akan mencintaimu. – Ali bin Abi Thalib

20 Kata-Kata Bijak Ali Bin Abi Thalib Penuh Inspirasi

✓ Pergunjingan adalah puncak kemampuan orang-orang yang lemah. – Ali bin Abi Thalib

✓ Selemah-lemah manusia ialah orang yang tak mau mencari sahabat. Dan orang yang lebih lemah dari itu ialah orang yang menyia-nyiakan sahabat yang telah dicari. – Ali bin Abi Thalib

✓ Jika ada kata-kata yang melukai hati, menunduklah dan biarkan ia melewatimu. (jangan dimasukkan hati agar tidak lelah hatimu). – Ali bin Abi Thalib

✓ Tiga macam orang yang tidak diketahui kecuali dalam tiga situasi: 1) Tidak diketahui orang pemberani kecuali dalam situasi perang;
2) Tidak diketahui orang yang penyabar kecuali ketika sedang marah;
3) Tidak diketahui sebagai teman kecuali ketika temannya sedang butuh. – Ali bin Abi Thalib

✓ Tiada kekayaan yang lebih utama daripada akal. Tiada keadaan lebih menyedihkan daripada kebodohan. Tiada warisan yang lebih baik daripada pendidikan. Dan tiada pembantu yang lebih baik daripada musyawarah. – Ali bin Abi Thalib

✓ Dirimu yang sebenarnya adalah apa yang kamu lakukan di saat tiada orang yang melihatmu. – Ali bin Abi Thalib

✓ Orang yang suka berkata jujur mendapatkan tiga hal; kepercayaan, cinta dan rasa hormat. – Ali bin Abi Thalib

✓ Sungguh wanita mampu menyembunyikan cinta selama 40 tahun, namun tak sanggup menyembunyikan cemburu meski hanya sesaat. – Ali bin Abi Thalib

✓ Cintailah kekasihmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi musuhmu. Dan bencilah musuhmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi kekasihmu. – Ali bin Abi Thalib

✓ Angin tak berhembus untuk menggoyangkan pepohonan, melainkan menguji kekuatan akarnya. – Ali bin Abi Thalib
✓ Jangan pernah merasa kesepian di atas jalan kebenaran hanya karena sedikitnya orang yang berada di sana. – Ali bin Abi Thalib

✓ Diam sampai engkau diminta untuk berbicara, lebih baik daripada kau terus berbicara sampai diminta untuk diam. – Ali bin Abi Thalib

✓ Janganlah engkau mengucapkan perkataan yang engkau sendiri tak suka mendengarnya jika orang lain mengucapkannya kepadamu. – Ali bin Abi Thalib

✓ Takwa adalah takut kepada Allah, melaksanakan segala sesuatu yang datang dari-Nya, ridha dengan karunia-Nya walaupun sedikit, dan menyiapkan diri untuk menyambut kematian. – Ali bin Abi Thalib

✓ Orang yang tidak menguasai matanya, hatinya tidak ada harganya. – Ali bin Abi Thalib

✓ Bila kau cemas dan gelisah akan sesuatu masuklah ke dalamnya, sebab ketakutan menghadapinya lebih mengganggu daripada sesuatu yang kau takuti sendiri. – Ali bin Abi Thalib

✓ Telanlah amarahmu, sebab kau tidak pernah menemukan minuman yang dapat meninggalkan rasa lebih manis daripada itu. – Ali bin Abi Thalib

✓ Sesungguhnya mengikuti hawa nafsu dapat menghalanginya dari kebenaran dan panjang angan-angan dapat membuatnya lupa akhirat. – Ali bin Abi Thalib

✓ Kezaliman akan terus ada, bukan karena banyaknya orang-orang jahat, tapi karena diamnya orang baik. – Ali bin Abi Thalib

✓ Jadilah orang yang dermawan, tapi jangan menjadi pemboros. Jadilah orang yang hidup sederhana, tapi jangan menjadi orang yang kikir. – Ali bin Abi Thalib

20 Kata-Kata Bijak Ali Bin Abi Thalib yang Memotivasi

✓ Orang yang suka berkata jujur mendapatkan tiga hal: kepercayaan, cinta, dan rasa hormat. – Ali bin Abi Thalib

✓ Jangan membenci siapapun, tidak peduli berapa banyak mereka bersalah padamu. – Ali bin Abi Thalib

✓ Barangsiapa menyalakan api fitnah, maka dia sendiri yang akan menjadi bahan bakarnya. – Ali bin Abi Thalib

✓ Dua jenis manusia yang tak akan merasa kenyang selama-lamanya: pencari ilmu dan pencari harta. – Ali bin Abi Thalib

✓ Ikatlah ilmu dengan menulis. – Ali bin Abi Thalib

✓ Sifat pemarah adalah musuh utama akal. – Ali bin Abi Thalib

✓ Cintailah kekasihmu sekadarnya saja, siapa tahu ia akan menjadi musuhmu. Dan bencilah musuhmu sekadarnya saja, siapa tahu nanti ia akan menjadi kekasihmu. – Ali bin Abi Thalib

✓ Sungguh wanita mampu menyembunyikan cinta selama 40 tahun, namun tak sanggup menyembunyikan cemburu meski hanya sesaat. – Ali bin Abi Thalib

✓ Dosa yang paling berbahaya adalah dosa yang diremehkan oleh pelakunya. – Ali bin Abi Thalib

✓ Pengkhianatan yang paling besar adalah pengkhianatan umat, sedang pengkhianat yang paling keji yaitu pengkhianatan pemimpin. – Ali bin Abi Thalib

✓ Aku tidak sebaik yang kau ucapkan, tapi aku juga tidak seburuk apa yang terlintas di dalam hatimu. – Ali bin Abi Thalib

✓ Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutan yang membuat kita sulit. – Ali bin Abi Thalib

✓ Apabila sesuatu yang kau senangi tidak terjadi maka senangilah apa yang terjadi. – Ali bin Abi Thalib

✓ Berpikirlah positif, tidak peduli seberapa keras kehidupanmu. – Ali bin Abi Thalib

✓ Saat aku kehilangan harapan dan rencana, tolong ingatkan aku bahwa cinta-Mu jauh lebih besar daripada kekecewaanku, dan rencana yang Engkau siapkan untuk hidupku jauh lebih baik daripada impianku. – Ali bin Abi Thalib

✓ Yakinlah, ada sesuatu yang menantimu setelah sekian banyak kesabaran yang kau jalani, yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa betapa pedihnya rasa sakit. – Ali bin Abi Thalib

✓ Jangan katakan pada Allah ‘aku punya masalah besar’, tetapi katakan pada masalah bahwa ‘aku punya Allah Yang Maha Besar. – Ali bin Abi Thalib

✓ Seseorang yang putus asa melihat kesulitan dalam setiap kesempatan, tetapi orang yang optimis melihat peluang dalam setiap kesulitan.– Ali bin Abi Thalib

✓ Manusia yang paling lemah adalah orang yang tidak mampu mencari teman. Namun yang lebih lemah dari itu adalah orang yang mendapatkan banyak teman tetapi menyia-nyiakannya. – Ali bin Abi Thalib

✓ Apabila kau jatuh miskin, berdaganglah dengan Allah, yaitu dengan cara memperbanyak sedekah. – Ali bin Abi Thalib

Selesai

CARA BELAJAR KITAB

 CARA BELAJAR KITAB

https://youtu.be/wajFioFE64M

Keutamaan Membaca Ayat dan Surat Tertentu pada Waktu Tertentu

Keutamaan Membaca Ayat dan Surat Tertentu pada Waktu Tertentu

Eksistensi Al Qur'an di tengah-tengah umat Islam telah menginspirasi banyak ulama di berbagai lintasan zaman untuk melakukan kajian terhadap Al Qur'an dari berbagai aspek dengan menggunakan beragam metode. Kemukjizatan Al Qur'an pun tidak hanya diakui oleh umat Islam saja, akan tetapi juga dari kalangan non-Muslim seperti halnya para orientalis. Umat islam juga telah sepakat bahwa setiap bagian dari Al Qur'an memiliki keistimewaan dan keutamaan tersendiri. Oleh karena itu, dalam kehidupan sehari-hari terdapat beberapa surat atau ayat yang diutamakan untuk dibaca pada waktu-waktu tertentu. Fenomena seperti ini ternyata telah diuraikan oleh seorang ulama yang hidup di abad pertengahan yaitu Imam Muhyiddin Abu Zakaria Yahya Ibnu Syarafudiin al Nawawi al Dimasyqi atau yang masyhur dengan sebutan IMAM NAWAWI dalam kitabnya AL TIBYAN FI ADABI HAMALAT AL QUR'AN.

Di dalam kitab tersebut terdapat satu bab yang berjudul Al-ayat wa al-suwar al-mustahabbah fi auqatin makhsushatin, sebuah bab yang menjelaskan tentang surat-surat atau ayat-ayat yang dianjurkan untuk membacanya pada waktu-waktu tertentu. Imam Nawawi mengawali penjelasannya dengan mengatakan bahwa sebenarnya tema fadhoil al-suwar merupakan tema yang pembahasannya cukup luas.

Oleh karena itu, dalam bukunya tersebut, beliau hanya menjelaskan sebagian besar saja dan menggunakan ungkapan-ungkapan yang diringkas, karena sebagian keutamaan tersebut telah diketahui oleh orang-orang awam sehingga menjadi sebuah amalan rutinitas. Seperti halnya keutamaan membaca Al Qur'an di bulan Ramadhan, terutama dalam sepuluh hari terakhir dan di malam-malam yang ganjil atau pada saat sepuluh hari pertama  di bulan Dzulhijjah.

Tak lupa, Imam An Nawawi juga menjelaskan keutamaan membaca beberapa surat pilihan, di antaranya adalah Surat Yasin, Surat Al-Waqi’ah, Surat Al-Mulk, dan Surat Al-Kahfi. Imam An Nawawi kemudian menjelaskan secara rinci mengenai surat-surat yang dianjurkan untuk dibaca di setiap sholat.

Diantaranya adalah :
Pertama, ketika melaksanakan SHALAT SUBUH di hari Jumat disunahkan membaca surat alif lam mim tanzil (SURAT AS SAJADAH) pada rakaat yang pertama dan pada rakaat yang kedua membaca SURAT AL INSAAN. Kedua surat tersebut hendaklah dibaca secara keseluruhan dari awal hingga akhir surat. (Tidak dianjurkan membaca sebagian ayatnya, dengan mengambil bagian awal, tengah ataupun akhirnya saja, seperti halnya dilakukan oleh kebanyakan imam di beberapa masjid)

Kedua, disunnahkan juga saat SHOLAT JUM’AT membaca SURAT AL JUMU’AH pada rakaat yang pertama dan surat AL MUNAFIQUUN pada rakaat kedua. Selain itu, disunnahkan juga membaca surat AL A’LAA pada rakaat pertama dan membaca Surat  AL GHAASYIYAH pada rakaat kedua. Keduanya adalah riwayat yang sahih dari Rasulullah SAW.

Ketiga, dianjurkan ketika melaksanakan SHALAT ‘IED membaca SURAT QAAF pada rakaat pertama dan membaca surat Iqtarabatis Saa’atu (SURAT AL QAMAR) pada rakaat kedua. Selain itu, dianjurkan juga membaca surat AL A’LAA DAN AL GHAASYIYAH. Kedua riwayat itu sahih dari Rasulullah SAW.

Keempat, pada saat melakukan SHALAT SUNNAH FAJAR (QABLIYAH SUBUH) dianjurkan membaca SURAT AL KAFIRUN pada rakaat yang pertama dan SURAT AL IKHLAS pada rakaat kedua. Boleh juga pada rakaat pertama membaca SURAT AL BAQARAH AYAT 136 dan pada rakaat kedua membaca SURAT  ALI IMRAN AYAT 64. Keduanya sahih dari perbuatan Rasulullah SAW.

Kelima, dalam rakaat pertama, SHOLAT SUNAH MAGHRIB membaca SURAT AL KAFIRUN dan rakaat kedua SURAT AL IKHLAS. Dan keduanya juga dibaca dalam dua rakaat SHALAT SUNNAH THAWAF dan DUA RAKAAT SHALAT SUNNAH ISTIKHARAH.

Keenam, dalam SHOLAT WITIR TIGA RAKAAT, rakaat pertama membaca SURAT AL-A’LA dan rakaat kedua membaca SURAT AL KAFIRUN serta rakaat ketiga membaca SURAT AL IKHLAS DAN DAN SURAT AL MU’AWWIDZATAIN.

Kemudian Imam An Nawawi menjelaskan tentang surat-surat yang DISUNNAHKAN UNTUK DIBACA DI HARI-hari atau DI WAKTU-WAKTU TERTENTU.

Pertama, disunahkan membaca SURAT AL KAHFI pada hari Jumat berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Said Al Khudri dan beberapa sahabat lainnya. Imam Asy Syafi’i berkata dalam kitab Al Umm, disunahkan juga membacanya pada malam Jumat. Dalil ini diriwayatkan oleh Abu Muhammad Ad Daarimi dengan isnadnya dari Abu Said Al Khudri, ia berkata: “Barangsiapa membaca surat Al Kahfi pada malam Jumat, dia diterangi cahaya antara rumahnya dan Al Baitul Atiq (Ka’bah)”.  Ad Daarimi juga menyebut suatu hadits  yang menganjurkan membaca Surat Huud pada hari Jumat.
Diriwayatkan dari Makhul seorang tabi’in yang mulia, bahwa sunah membaca Surat Ali Imran pada hari Jumaat.
Kedua, disunahkan MEMPERBANYAK MEMBACA AYAT KURSI disemua TEMPAT dan membacanya SETIAP MALAM KETIKA HENDAK TIDUR dan MEMBACA AL MU’AWWIDZATAIN (Surat Al-Falaq dan An-Nas) setiap selesai sholat.  Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir, ia berkata  “Rasulullah saw menyuruhku membaca Al Mu’awwidzatain setiap selesai sembahyang”. Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa’i Tirmidzi berkata hadits hasan sahih.

Ketiga, disunahkan ketika akan tidur membaca AYAT KURSI, SURAT AL IKHLAS, SURAT AL MU’AWWIDZATAIN dan AKHIR SURAT AL BAQARAH. Ini amalan yang perlu diperhatikan sebagaimana diriwayatkan berkenaan dengannya menerusi hadits-hadits sahih dari Abu Mas’ud Al Badri bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa membaca dua ayat terakhir dari surat Al Baqarah dalam suatu malam maka kedua ayat itu mencakupinya (melindungi)nya”.

Beberapa ulama mengatakan, maksudnya MENCUKUPINYA DARI SEMBAHYANG MALAM. Para ulama lainnya  berkata: yaitu MELINDUNGINYA DARI GANGGUAN PADA MALAM tersebut. Adapun hadits yang meriwayatkan hal tersebut sepert diriwayatkan dari Aisyah:  “Bahwa Nabi saw setiap malam membaca QUL HUWALLAHTU AHAD DAN AL-MU’AWWIDZATAIN”.

Diriwayatkan dari Ali, ia berkata: “SAYA BELUM PERNAH MELIHAT SEORANG BERAKAL YANG MASUK ISLAM TIDUR SEBELUM MEMBACA AYAT KURSI”. Di riwayatkan juga dari Ali, katanya: “Saya belum pernah melihat orang yang berakal tidur sebelum membaca tiga ayat terakhir dari surat Al Baqarah”. Isnadnya sahih berdasarkan syarat Bukhari dan Muslim.

Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir, ia berkata: Rasulullah SAW berkata kepadaku: “Janganlah engkau biarkan malam berlalu, kecuali engkau membaca di dalamnya QUL HUWALLAAHU AHAD DAN AL-MU’AWWIDZATAIN. Maka tidaklah tiba suatu malam kepada kita kecuali membacanya”.

Diriwayatkan dari Ibrahim An Nakha’i, ia berkata: “Mereka menganjurkan agar membaca surat-surat ini setiap malam tiga kali, yaitu QUL HUWALLAAHU AHAD DAN AL-MU’AWWIDZATAIN". Isnadnya sahih berdasarkan syarat Muslim.

Diriwayatkan dari Ibrahim pula, mereka mengajari orang-orang apabila hendak tidur MEMBACA AL-MU’AWWIDZATAIN.

Diriwayatkan dari Aisyah: “Nabi saw tidak tidur hingga membaca SURAT AZ-ZUMAR DAN BANI ISRAIL”. Riwayat Tirmidzi dan dia berkata hadits ini hasan.

Keempat, Jika bangun setiap malam, disunahkan membaca akhir SURAT AL IMRAN DIMULAI DARI AYAT 190 berdasarkan riwayat yang terdapat di dalam Shahihain.

Lebih lanjut Imam An-Nawawi juga memberikan uraian tentang ayat-ayat yang DIBACAKAN UNTUK ORANG SAKIT diantaranya

Pertama, disunahkan MEMBACA AL FATIHAH di samping orang sakit berdasarkan sabda Nabi SAW dalam hadits sahih berkenaan dengan perkara tersebut: “Dari mana engkau tahu bahwa Al Fatihah adalah RUQYAH (sejenis obat dan mantera)?”.

Kedua, disunahkan membaca SURAT AL IKLAS, AL FALAQ, DAN AN NAAS untuk orang sakit dengan meniup pada kedua telapak tangan.

Hal ini diriwayatkan dalam Shahihain dari perbuatan Rasulullah SAW sebagaimana diriwayatkan dari Thalhah bin Mutharif, katanya: “Jika Al Qur'an dibaca di dekat orang sakit, dia merasa lebih ringan.

Pada suatu hari aku memasuki khemah seseorang yang sedang sakit”. Aku berkata: “Aku melihatmu hari ini dalam keadaan baik”. Dia berkata: “Telah dibacakan Al Qur'an di dekatku”.

Ketiga, diriwayatkan oleh Al-Khatib Abu Bakar Al-Baghdadi dengan isnadnya, bahwa Ar Ramadi ketika menderita sakit, katanya: "Bacakan hadits kepadaku. Ini baru hadits, apalagi Al Qur'an".

Keempat, tentang apa yang DIBACAKAN DI DEKAT MAYAT. Para ulama dan sahabat berkata, sunah membaca SURAT YASIN di dekatnya berdasarkan hadits Ma’qil bin Yasar bahwa Nabi SAW bersabda: “Bacakanlah surat Yasin untuk mayatmu”. Hadits riwayat Abu dawud dan Nasa’i dalam Amalul Yaum wal Lailah dan Ibnu Majah dengan isnad dha’if. (Muhammad Nur Hayid) 

**********


PAPARAN KHUSUS MA'RIFATULLAH (MENGENAL ALLAH)

* Hati yang membedakan baik buruk itu sebagai Akal .

* Hati yang berkeinginanan itu sebagai Hawa Nafsu.

* Hati sebagai Spirit / Roh / Nyawa manusia yang tiada lain sebagai "Ruh Yang Ditiupkan Allah"

* Hati sebagai Penyandang Shifat Allah. Karena di hati tampil Shifat-Shifat Allah yang 7 (tujuh) yakni shifat Qudrot Irodat Ilmu Chayat Sama' Bashor Kalaam.

* Hati itu bernama Nur Muhammad karena menjadi Cahaya Yang Menyinari Tubuh.

* Hati (Shifat Allah) itu mendapatkan sinaran dari Rahasianya Hati yakni Dzat Allah.

* Rahasia Hati (Dzat Allah), Hati (Shifat Allah) dan Nama bagi Hati (Asma' Allah) itu Menjadi Robb An-Naas (Pencipta Manusia) Malik An-Naas (Yang Merajai Manusia), Ilaah An-Naas (Sesembahan Manusia).

* Hati dan Rahasia Hati itulah yang kita sebut-sebut dengan Allah dengan Dzat dan segala Shifat dan Asma'/Nama. Itulah Cahaya Allah yakni Cahaya Berlapis Cahaya (Nuurun 'Alaa Nuurin)" itulah yang Maha Menentukan, Maha Menguasi, Maha Mengkaruniai serta Maha Menunjuki dan Menyesatkan dsb.

* Badan kita / Tubuh Adami kita tercipta dari perilaku / fa'al Allah dan sekaligus mendapatkan sinaran dari hati sehingga Tubuh "Menjadi Ada" dan "Dapat Berdaya Upaya, Berkeinginan, Berpengetahuan, Berkehidupan, Berpendengaran, Berpenglihatan dan Berkata-kata"


ALLAH SEBENAR BENARNYA TUHAN, SEDANG MANUSIA HANYALAH HAMBA ALLAH.


Ketahui dan Sadarilah !

"Seperti umpama dzat matahari dengan panas dan terangnya matahari serta nama matahari itu tak terpisahkan ! Akan tetapi Matahari tetap saja berbeda dengan Cahayanya dan Panasnya.


TIDAK UNTUK MENGAKU TUHAN, TETAPI HANYA UNTUK MENGENAL ALLAH


Dzat dan Shifat Dzat dan Asma' Allah tak Terpisahkan. Dengan Shifat dan Nama-NYA itu kita Mengenal Dzat Allah. Karena Dzat, Shifat dan Asma' Allah itulah Tuhan Yang Sebenar-benarnya disembah dan menguasai manusia.


Dan tak satupun Ajaran Islam Ajaran Nabi  Muhammad yang mengajarkan untuk mengaku sebagai Allah, ingat itu. Semuanya hanya untuk menyadarkan manusia akan ketiadaannya atau kefanaannya. Agar manusia menjadi tahu diri dan mampu memposisikan diri sebagai Hamba Allah dengan sebaik-baiknya dan Selurus-lurusnya .... Tidak lebih daripada itu.


Adapun kedudukan Manusia terhadap Hatinya ada sekat pemisah. Manusia bukanlah Allah dan Allah Tidak pernah berubah menjadi Manusia ! Manusia hanyalah Hamba Allah ! Nabi Muhammad Shallallahu 'Alayhi Wa Sallam bukanlah Tuhan ! Nabi Muhammad hanyalah Hamba dan Rosulullooh yaitu Manusia Terutama dalam menerima Curahan Anugrah Cahaya atau Nur Shifat Allah Ta'ala sehingga "Lebih Sempurna Mengenal Allah".


* Bersyahadatain itu mengucap dan menyaksikan "Laa Ilaha illallaah" yakni Rahasia Hati / Rahasia Nur Muhammad yakni DZAT ALLAH.

Dan mengucap dan menyaksikan "Muhammadar Rosuulullooh" yakni Rahasia badan yaitu SHIFAT ALLAH yakni Cahaya Yang Diutus kepada Tubuh yaitu Nur Muhammad / Ruh.


Ketahuilah Seterang terang Cahaya /Nur Yang diutus kepada Tubuh itu ada pada diri Nabi Muhammad Shollalloohu 'alayhi Wa Sallam. Karena Nur Kita berasal dari Nur Nabi Kita. Maka itulah Nabi Bersabda : "Adam itu Bapak Tubuh dan aku Bapak Ruh".


* Niyyat dalam hati itu Dari Dzat Allah (Rahasia/Sirr) dan Muncul pada Shifat Allah (Hati/Ruh) dan Terjadi pada Tubuh/Badan berupa amaliyah.

Hati sebagai Shifat Dzat Allah harus dibina yakni Mengingat Panduan Dzat-Nya Sendiri Yakni Al Quraan sebagai Petunjuk yakni akal sehat dalam rangka mendatangi Rahmat/Ridho Allah. Sedang yang mengikuti hawa nafsu dan tidak mengikuti petunjuk, maka ia mendatangi Murka Allah.


SEPERTI PAPARAN LENGKAP TAPI UMUM


Hati adalah Raja,  Tempat Kita Mengenal Allah


HAKIKAT dari hati adalah tak terlihat dan samar bagi panca indera manusia. Namun keberadaan hati dapat dirasakan. Keberadaan hati pun termasuk perkara ghaib bagi manusia, sama halnya dengan ruh.


Oleh sebab itu, Imam al-Ghazali menempatkan hati sebagai hakikat ruh. Beliau menyebut hati sebagai bagian jenis malaikat. Karena, hati merupakan suatu bentuk yang abstrak bagi manusia atau tak dapat dilihat oleh panca indera. (al Ghazali dalam kitab Kimiya as Sa’adah)


Hati juga merupakan tempat memperolehnya pengetahuan hakiki setelah panca indera. Jika saja Allah Subhanahu Wata’ala tidak menciptakan hati bagi manusia, maka seseorang tidak akan mengetahui sesuatu sampai hakikatnya. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wata’ala  :


وَٱللَّهُ أَخۡرَجَكُم مِّنۢ بُطُونِ أُمَّهَـٰتِكُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ شَيۡـًٔ۬ا وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡأَبۡصَـٰرَ وَٱلۡأَفۡـِٔدَةَ‌ۙلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ (٧٨)


“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur.” (QS An-Nahl [16] : 78).


Ulama mengatakan hati merupakan tempatnya akal (fikiran), dan hati memiliki cahaya sebagai daya yang karenanya akal bisa berfikir. (Lihat Kitab Jauhar at-Tauhid, Ibrahim al-Baijuri, hal-99).


Jadi, tanpa hati berserta cahayanya seorang manusia tidak dapat berfikir, serta tidak mampu membedakan antara kebaikan dan keburukan. Oleh sebab itu, hati adalah instrumen terpenting dalam diri manusia.


Objeknya tidak hanya kepada hal-hal yang bersifat profan, namun nilai objektifitas dari hati adalah untuk mencapai perkara yang bersifat spiritual dan sakral, seperti halnya ketulusan atau keikhlasan dan rasa syukur, bahkan untuk mengenal Allah Subhanahu Wata’ala (al-ma’rifah).


Oleh karena itu, tanpa mengupayakan hati dapat menjerumuskan manusia ke dalam lembah kesesatan. Hal ini terjadi ketika orang-orang musyrik mendustakan kebenaran Rasulullah Shalallahu ‘alahi Wassallam sehingga membawa mereka ke dalam azab yang pedih. Sebagaimana telah Allah abadikan di dalam Al-Quran:


خَتَمَ ٱللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمۡ وَعَلَىٰ سَمۡعِهِمۡ‌ۖ وَعَلَىٰٓ أَبۡصَـٰرِهِمۡ غِشَـٰوَةٌ۬‌ۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ عَظِيمٌ (٧)


“Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka (musyrikin) dan penglihatan mereka di tutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.” (QS. Al-Baqarah [2] : 7).


Hati juga sarana vital dalam menerima suatu kebenaran. Seseorang tanpa mengupayakan hatinya dalam kebaikan maka akan terjatuh ke dalam kekufuran.

Hati sangat berpengaruh terhadap tindakan seseorang. Bila hatinya baik, maka baik pula perilakunya. Dan sebaliknya, jika hatinya keruh maka tindakannya pun buruk. Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu ‘alahi Wassallam yang di riwayatkan sahabat Abu Abdillah An-Nu’man bin Basyir R.A :


“Sesungguhnya di dalam jasad (badan) terdapat segumpal daging, jika ia bagus maka seluruh jasadnya bagus. Dan jika rusak maka seluruh jasadnya pun rusak. Ingatlah! Segumpal daging itu adalah hati.” (HR Bukhari dan Muslim).


eorang ulama mengatakan, “Hati adalah raja. Ketika yang merawatnya bagus maka rakyatnyapun bagus.” (Lihat Kitab Syarah Arba’in Nawawi, Yahya bin Syarafuddin, hal-29, hadis keenam)


Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Sa’id Al-Khudri R.A, Rasulullah bersabda :


“Sepasang mata adalah petunjuk. Sepasang telinga adalah corong. Lisan adalah juru bicara. Kedua tangan adalah sayap. Perut adalah kasih sayang. Limpa adalah senyuman. Paru-paru adalah jiwa. Kedua pinggang adalah tipu daya. Dan hati adalah raja. Ketika rajanya bagus, maka rakyatnya pun bagus. Dan jika rajanya rusak maka rakyatnya pun rusak.” (HR Ibnu Hibban, Abu syaikh dan Abu Nu’aim).


Seorang ulama mengatakan, “Penglihatan, pendengaran dan indera pencium laksana daya kekuatan yang dilihat dan di pertimbangkan oleh jiwa. sedangkan hati adalah rajanya. Jika yang merawatnya baik maka baik pula rakyatnya.“ (Lihat Kitab Syarah Arba’in Nawawi, Yahya bin Syarafuddin, hal 29).


Ibarat Emas


Hati merupakan instrumen penggerak dari aktifitas dan perilaku manusia. Perilaku seseorang tidak dapat terpisah dari kondisi hatinya. Bila bijaksana dalam mengupayakan hatinya maka seseorang dapat mempertimbangkan perbuatannya dan membawanya ke jalan yang benar.


Sebaliknya, jika tidak bijaksana maka akan memalingkannya ke jalan yang menyimpang, seperti riya’, hasud, tamak yang termasuk dari macam-macam penyakit hati.


Menurut Al-Ghazali, hati merupakan elemen yang berharga bagi seorang hamba. Ia mengatakan bahwa hati merupakan tempat mengenal Allah Subhanahu Wata’ala. Al-Ghazali menyebutkan bahwa didalam hati terdapat hal-hal yang berarti; yaitu hati memiliki akal. Dan tujuannya adalah untuk mengenal Allah (al-ma’rifah).

Hati memiliki penglihatan yang di gunakan untuk berhadapan dengan kehadirat ilahi. Dan hati memiliki niat yang tulus dan keikhlasan dalam ketaatan terhadap Allah Subhanahu Wata’ala. Hati memiliki ilmu-ilmu dan kebijaksanaan yang menghantarkan seorang hamba kepada tingkat kemuliaan dan akhlak yang terpuji.


Oleh sebab itu menurut Al-Ghazali, sudah sepatutnya seorang hamba senantiasa menjaga dan merawat hatinya dari segala kekotoran duniawi agar kemuliaan hati tetap terlindungi dan terjaga dalam keagungan.


Sudah sepatutnya bagi seorang hamba senantiasa mengupayakan hatinya dalam keagungan dan kemuliaan agar hati senantiasa berada dalam kesadaran dan dapat menangkap kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala . Rasulullah Shalallahu ‘alahi Wassallam.


Mengupayakan hati dalam kebaikan adalah hal yang mutlak di perlukan. Jangan sampai hati menjadi keruh karena kesalahan dan dosanya.  Sebab hati pula merupakan daya kekuatan dalam bertindak yang secara tidak langsung berpengaruh dalam tindakan seseorang.


Seseorang yang senantiasa melakukan maksiat adalah di sebabkan karena tidak mengetahui potensi-potensi yang ada di dalam hatinya.


Seorang ulama, Ibnu ‘Athoillah As-Sakandari, mengatakan bahwa tanda-tanda dari kematian hati seseorang adalah tidak merasa sedih ketika meninggalkan ketaatan terhadap Allah Subhanahu Wata’ala  dan tidak menyesal ketika melakukan kesalahan dan dosa. (Lihat Kitab Syarah al-Hikam, Muhammad bin Ibrahim, hal-42  juz 1)


Sudah sepatutnya bagi seorang hamba untuk senantiasa menjaga hati dari kekotoran dan dosa yang dapat memadamkan hatinya. Hati ibarat wadah yang terbuat dari emas. Maka jangan sampai mengisinya dengan hal yang tak berharga dan sia-sia agar nilai tinggi dari wadah itu tetap lestari. Wallahu a’lam bi as-showab.*/Muhammad Anas, mahasiswa fakultas Dirasat Islamiyah (studi keislaman UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Rep: Admin Hidcom

Editor: Cholis Akbar


 

KEESAAN ALLAH DI BIBLE

 KEESAAN ALLAH DI BIBLE

YESAYA 43 : 10
... Di hadapanku tidak ada tuhan yang terbentuk, dan setelah aku tidak akan ada seorang pun...

YESAYA 43:11
Aku, Akulah TUHAN dan TIDAK ADA JURU SELAMAT SELAIN DARI PADA-KU.

YESAYA 43:12
Akulah yang memberitahukan, menyelamatkan dan mengabarkan, dan bukannya allah asing yang ada di antaramu. Kamulah saksi-saksi-Ku," demikianlah firman TUHAN, "dan Akulah Allah.

YESAYA 43:13
Juga seterusnya Aku tetap Dia,

YESAYA 46 Ayat 5
Dengan siapa Anda menyamakan saya dengan yang sederajat, bandingkan aku, seolah-olah kita mirip?

YESAYA 46 Ayat 9
ingatlah hal-hal yang dahulu, yang dahulu kala: Akulah Tuhan, tidak ada yang lain; Akulah Tuhan, tidak ada yang seperti Aku. Allah tidak serupa dengan apapun.

YESAYA 48:12
"Dengarlah Aku, hai Yakub, dan engkau Israel yang Kupanggil! AKULAH YANG TETAP SAMA, Akulah yang terdahulu, Akulah juga yang terkemudian!

YESAYA 54:5
Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, TUHAN SEMESTA ALAM namaNya; yang menjadi PENEBUSMU ialah Yang MAHA KUDUS, ALLAH ISRAEL, Ia disebut ALLAH SELURUH BUMI.

ULANGAN 4:35
"Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui, bahwa TUHANLAH ALLAH, TIDAK ADA YANG LAIN KECUALI DIA."

ULANGAN 4:39
"Sebab itu sadarilah hari ini dan jangan lupa: TUHAN SATU-SATUNYA ALLAH DI LANGIT DAN DI BUMI; TAK ADA YANG LAIN."

ULANGAN : 5:6
Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.

ULANGAN : 5:7
Jangan ada padamu Allah lain di hadapan-Ku.

KELUARAN 9:14
... dengan maksud supaya engkau mengetahui, bahwa TIDAK ADA YANG SEPERTI AKU DI SELURUH BUMI.

KELUARAN 20:3
Jangan ada padamu Allah lain di hadapan-Ku.

ULANGAN : 5:8 dan KELUARAN 20 : 4-6
Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.

ULANGAN : 5:9 dan
KELUARAN 20 : 5
Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,

ULANGAN : 5:10
tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.

ULANGAN : 5:11 dan
KELUARAN 20 :7
Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.

ULANGAN 6:4
Tuhan itu Esa “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu Esa!”

ULANGAN 33:26
TIDAK ADA YANG SEPERTI ALLAH.

MARKUS 12:28
Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?"

MARKUS 12 : 29
Jawab Yesus: "Hukum yang Terutama Ialah: Dengarlah, Hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.

MARKUS 12:30
Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.

MARKUS 12:30

Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: ”Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.

II SAMUEL 7:22
"Sebab itu Engkau besar, ya TUHAN ALLAH, SEBAB TIDAK ADA YANG SAMA SEPERTI ENGKAU dan TIDAK ADA ALLAH SELAIN ENGKAU menurut segala yang kami tangkap dengan telinga kami."

MALEAKHI PASAL 3: 6
Allah tidak pernah berubah dan dibentuk. Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah, dan kamu, bani Yakub, tidak akan lenyap.

BILANGAN 23 :19
Allah Tidak Seperti Manusia ....

HOSEA 11:9
... Sebab Aku ini Allah dan bukan manusia, ...

YOHANES 20 : 17

Kata Yesus kepadanya: ”Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.”

YOHANES 4 : 19
Perempuan itu berkata kepada-Nya, “Tuan, aku tahu bahwa Engkau adalah seorang nabi.

SYARIAT ALLAH DIBIBLE

Jikalau Bible itu BENAR maka orang Kristen akan dimasukkan kedalam neraka sebab TIDAK MENJALANKAN SYARIAT Hukum Allah.. Dan orang Islamlah yang akan masuk Syurga sebab mereka MELAKSANAKAN SYARIAT Hukum Allah.

BERSUNAT

LUKAS 2:21: 
Dan ketika genap delapan hari Dan Ia Harus Disunatkan, Ia Diberi Nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.

KEJADIAN 17:9-14

17:9 Lagi firman Allah kepada Abraham: "Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun. 
17:10 Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat;  
17:11 haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu. 
17:12 Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu. 
17:13 Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal. 
17:14 Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya:  ia telah mengingkari perjanjian-Ku."

BERPUASA

MATIUS 4:2 TB

Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.

IMAMAT 22 :29
Karena setiap orang yang pada hari itu tidak merendahkan diri dengan berpuasa, haruslah dilenyapkan dari antara orang -orang sebangsanya.

MENGKAFANI ORANG MATI

Dan Yusufpun mengambil mayat itu, mengapaninya dengan kain lenan yang putih bersih,

MATIUS 7 : 59
Maka Yusuf mengambil mayat itu, dikapaninya dengan kain halus yang bersih.
Setelah Yusuf mengambil jenazah Isa, ia mengafaninya dengan kain yang bersih.
Yusuf mengambil jenazah itu dan mengafankannya dengan kain linen yang bersih.

YESUS BERDOA

LUKAS 6 : 12
Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah.
(Dalam Bible berbahasa Arab : Doa itu tertulis Sholat  ليصلي صلاة)

BERKERUDUNG BAGI WANITA

1 KORINTUS 11:5-6

11:5 Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya. 
11:6 Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya.

1 KORINTUS 11:10

11:10 Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya oleh karena para malaikat.

BERDOA DENGAN CARA SUJUD

MATIUS 26 : 39
Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: ”Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.”

YESUS BERTUHAN

MATIUS 27:46

TL (1954) ©

SABDAweb Mat 27:46
Maka sekira-kira pukul tiga itu berserulah Yesus dengan suara yang nyaring, kata-Nya, "Eli, Eli, lama sabakhtani!" Artinya, "Ya Tuhan-Ku, ya Tuhan-Ku, apakah sebabnya Engkau meninggalkan Aku?"

(kalaulah Yesus itu Tuhan, mengapa dia berteriak memanggil Tuhan ? Dan Kalaulah dia Penebus, mengapa ia meronta  dan berteriak meminta tolong untuk dilepaskan ?)

BABI HARAM

IMAMAT 11:7-8 TB TERBARU

11:7 Demikian juga babi, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. 
11:8 Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan bangkainya janganlah kamu sentuh; haram semuanya itu bagimu. 

HARAMKAN ALKOHOL

IMAMAT 10 : 9

TL (1954) ©

SABDAweb Im 10:9
Baik air anggur baik minuman yang keras, jangan diminum olehmu atau oleh anak-anakmupun sertamu, apabila kamu masuk ke dalam kemah perhimpunan, supaya jangan kamu mati dibunuh; maka inilah suatu hukum yang kekal di antara kamu turun-temurun,

CARA PERIBADATAN DIBIBLE
DILAKSANAKAN OLEH MUSLIM

NEHEMIA 8:6

8:6 (8-7) Lalu Ezra memuji TUHAN, Allah yang maha besar ( الله اكبر) dan semua orang menyambut dengan: "Aamiin, Aamiin!", sambil mengangkat tangan. Kemudian mereka berlutut (Ruku') dan Sujud menyembah  kepada TUHAN dengan muka sampai ke tanah (Sujud).

SATU KATA ANTARA BIBLE DENGAN AL QUR'AN

Didalam Bible yang setebal itu, Yesus tidak pernah menyebut Tuhannya dengan sebutan ELLI !
Dalam keadaan apapun, Yesus menyebut Tuhannya dengan sebutan ALLAH ! Hanya di MATIUS 27:46 ada sebutan ELLI, Sebab APA ? Sebab yang disalib itu BUKANNYA YESUS, akan tetapi SESEORANG YANG DISERUPAKAN WAJAHNYA DENGAN YESUS !!!

Maka seiya sekata Bible dan Al Qur'an bahwa Yesus TIDAK DISALIB sebagaimana yang disebutkan oleh Al Qur'an.

Allah jelaskan dalam ALQURAN AN-NISA: 157 :

“Di antara penyebab Yahudi kafir adalah klaim mereka bahwa kami telah membunuh Nabi Isa bin Maryam, sang utusan Allah. Padahal mereka tidaklah membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.”

WAHHABI KHAWARIJ

 *WAHHABI ADALAH GENERASI TERUSAN KHAWARIJ EKTRIMIS ISLAM* KEBANYAKANNYA BERSIKAP TANPA AKAL SEHAT !

Pada zaman dahulu, terdapat kaum ekstremis yakni Khawarij yang sangat literal dalam memahami agama.

*JAWABAN IBNU ABBAS UNTUK KAUM EKSTREMIS KHAWARIJ*

Setelah duta Khawarij menerima keterangan dari Ibnu Abbas, akhirnya sekira 2.000 orang bertobat.

OLEH HASANUL RIZQA
Di antara para pejuang yang mengikuti Nabi Muhammad SAW, terdapat orang-orang yang berusia sangat muda. Salah seorang dari mereka adalah Abdullah bin Abbas. Ia lahir tiga tahun sebelum hijrahnya Rasulullah SAW ke Madinah.

Sebagai sepupu, Ibnu Abbas sangat dekat dengan Nabi SAW. Rasulullah SAW pernah merengkuhnya ke dada seraya berdoa, “Ya Allah, ajarilah anak ini hikmah.” Dalam riwayat lain, beliau juga mengusap kepalanya sambil bermunajat, “Ya Allah, anugerahilah pemahaman agama kepadanya.”

Saat Ibnu Abbas berusia 13 tahun, Rasul SAW wafat. Kepergian al-Musthafa sangat memilukan hatinya. Bagaimanapun, dirinya terus memantapkan hati dan ikhtiar untuk belajar ilmu-ilmu agama dari para sahabat senior.


*KETEKUNAN IBNU ABBAS DALAM MENUNTUT ILMU MENDAPATKAN PENGAKUAN DARI BANYAK PIHAK.*


Ketekunannya dalam menuntut ilmu mendapatkan pengakuan dari banyak pihak. Bahkan, ia dijuluki sebagai “tinta umat". Tidak jarang, Umar bin Khattab mengundang pemuda itu untuk ikut berdiskusi.

Kondisi umat Islam kian mengkhawatirkan sesudah syahidnya Umar dan Utsman bin Affan. Bahkan, pada era kepemimpinan Ali bin Abi Thalib sekelompok ekstremis muncul di Irak. Semula, mereka sangat fanatik sebagai pengikut Ali, sehingga secara total memusuhi kubu Mu’awiyah bin Abi Sufyan—gubernur Syam yang menolak pemerintahan menantu Nabi SAW itu.

Kemudian, arbitrase (tahkim) terjadi antara pihak Ali dan Mu’awiyah. Ternyata, perwakilan sang gubernur Syam dapat mengatasi representasi sang khalifah. “Kegagalan” di tahkim itu membuat ekstremis Irak keluar (kharaja) dari status mendukung Ali. Maka, orang-orang ini disebut sebagai kaum Khawarij.

Dahulu mengelu-elukan, kini mereka sangat membenci Ali. Bahkan, Khawarij menyatakan suami Fathimah binti Rasulullah SAW itu sebagai kafir. Keadaan semakin panas. Pada saat itulah, Ibnu Abbas datang ke Irak guna menasihati mereka.

Seperti diceritakan Ibnu al-Jauzi dalam sebuah bukunya, terjadilah dialog antara sang sahabat Nabi “junior” (dari segi usia) dan kaum Khawarij. Ibnu Abbas mendapatkan kesan, mereka sesungguhnya sangat bersemangat dalam beribadah ritual (mahdhah).

“Belum pernah kujumpai orang yang sangat bersemangat beribadah seperti mereka. Dahi-dahi mereka penuh bekas sujud, tangan-tangan menebal bak lutut-lutut unta (kapalan). Wajah-wajah mereka pucat pasi karena kurang tidur lantaran menghabiskan malam untuk shalat.”

Semula, orang-orang Khawarij menyambut Ibnu Abbas dengan sangat ramah karena berharap dirinya bergabung dalam memusuhi Ali. Namun, sikap itu hilang begitu sepupu Rasul SAW menyatakan maksud kedatangannya: menasihati agar tidak memusuhi sang khalifah.

Akhirnya, tiga orang Khawarij bersedia menjadi juru debat dalam menghadapi Ibnu Abbas.


*TIGA ORANG KHAWARIJ BERSEDIA MENJADI JURU DEBAT DALAM MENGHADAPI IBNU ABBAS.*

“Wahai kalian, sampaikan kepadaku alasan kebencian kalian kepada menantu Rasul SAW beserta sahabat Muhajirin dan Anshar! Ketahuilah, Alquran pertama-tama turun kepada mereka. Dan tidak ada seorang sahabat Nabi yang bersama dengan kalian kini,” ucap Ibnu Abbas.

“Kami punya tiga alasan,” kata pendebat dari kaum Khawarij.

Ibnu Abbas lalu mempersilakan mereka mengutarakannya. Tidak sekalipun sang “tinta umat” menyela hingga orang-orang itu selesai menyampaikan pokok pikirannya. Dan, inilah dalih-dalih Khawarij.

PERTAMA, Ali telah menjadikan manusia sebagai hakim —yakni dalam momen tahkim. Padahal, lanjut Khawarij, Allah berfirman dalam surah Yusuf ayat 40, yang artinya, “Keputusan itu hanyalah milik Allah.”

KEDUA, Ali telah memerangi musuh, yakni kubu ‘Aisyah binti Abu Bakar, dalam Perang Unta. Namun, setelah menang, Ali tidak mengambil harta rampasan. Mereka mengecap, kalau ‘Aisyah adalah Mukmin, tentu haram bagi kami berperang terhadapnya.

KETIGA, Ali telah menghapus sebutan amirul mukminin dari dirinya. Khawarij menganggap, maka sejak itu ayahanda Hasan dan Husain tersebut menjadi amirul kaafiriin.

*IBNU ABBAS LALU MENJAWAB KETIGA ARGUMENTASI* orang-orang *EKSTREMIS* tersebut sebagai berikut:

PERTAMA, Allah telah menyerahkan sebagian hukum-Nya kepada keputusan manusia. Misal, dalam hal tebusan atas hewan yang dibunuh seorang jamaah saat ihram. Keterangan tentang ini ada pada surah al-Maidah ayat 95.

“Barangsiapa di antara kamu membunuhnya (hewan) dengan sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan hewan ternak yang sepadan dengan buruan yang dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil di antara kamu.”

Allah pun menyerahkan hukum-Nya kepada keputusan manusia dalam hal mendamaikan antara istri dan suami yang sedang bersengketa. Ini dijelaskan dalam surah an-Nisa ayat 35. “Dan jika kamu khawatir terjadi persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang juru damai dari keluarga laki-laki dan seorang juru damai dari keluarga perempuan.”

Dalam hal Ali, sang khalifah berupaya mendamaikan antar sesama Muslimin. “Ini memang pantas,” kata orang-orang Khawarij itu.

Mengenai Perang Unta, Ibnu Abbas mengingatkan, ‘Aisyah adalah seorang ummul mu'minin, ibu orang-orang beriman. Ini jelas dinyatakan dalam surah al-Ahzab ayat enam. “Nabi itu lebih utama bagi orang-orang Mukmin dibandingkan diri mereka sendiri dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka.”

TERAKHIR, menjadikan ‘Aisyah sebagai tawanan perang dan bahkan menganggapnya kafir, itu sangat terlarang. Perbuatan takfiri justru dapat menyebabkan mereka keluar dari Islam.

Ibnu Abbas berkata, “Apakah kalian telah memahami DI MANA LETAK KEKELIRUAN kalian?”

Mereka menjawab, “Ya.”

Setelah para duta mereka menerima keterangan dari sang sahabat Nabi, akhirnya sekira 2.000 ORANG KHAWARIJ ITU BERTOBAT.

Tebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.


Para Wahhabi selalu menuduh *Musyrik Bid'ah dan Sesat* terhadap *AMALIAH ASWAJA.* Mereka juga selalu bilang *Settingan & Dobbol* terhadap Gus Samsudin. Akan tetapi nggak pakai _LANDASAN AKAL_ bagaimana *KLASIFIKASI SETTINGAN* yang sebenarnya.

Padahal *SUDAH TERBUKTI* nyata *MELIHAT BUKTI ILMU HIKMAH,* mereka masih juga mengatakan "SETTINGAN" ... dan sudah *TERKENA SANTET* dan dalam keadaan sudah *TEPAR & TERLUKA* tapi mereka masih juga nyolot *BID'AH, SYIRIK, ILMU SESAT dan ILMU SIHIR !*

Padahal mereka sendiri yang membuat perjanjiannya ! Kalau Gus bersedia jika mereka bisa mengalahkan Dukun Yang Mereka anggap Settingan. Tapi saat SUDAH NYATA-NYATA TERKAPAR mereka malah menuduh kalau *"DUKUNNYA SURUHAN GUS SAMSUDIN".* dan Gus Samsudin harus bertanggung jawab. Piyee to Kiii ??

Apakah *AKAL PARA WAHHABI* INI BENAR-BENAR *SUDAH NGGAK BISA BERFUNGSI !* atau *HATI* MEREKA SUDAH *BUTA TULI* UNTUK bisa menerima kebenaran ?!?

*SHABARNYA GUS SAMSUDIN* sudah diterapkan ....  sampai nggak tahan saya melihatnya. Semoga Gus Samsudin diberikan kekuatan dalam Hati & Fisik. Sebab yang saya lihat, Beliau sudah *Sangat Kelelahan Lahir Batin.*

WAHHABI yang tak akan pernah mau SPORTIF saat melihat kebenaran,  membuat saya setuju dengan "BERSIKAP TEGA" terhadap mereka, agar *"PARA WAHHABI KUCLUK !"* tidak sembarang mempermainkan orang lain. Sebab kalaupun ditolong, mereka tetap selalu berkata dan bersikap sama ! Tambah lagi tak akan pernah mau berterima kasih setelah ditolong... !

Jadi saya sangat MENGAPRESIASI SIKAP Gus Samsudin dalam tayangan yang ini.

Maaf Guss ...
Ngomong yang lainnya ya Gus....
Sepertinya PERHATIAN ADMIN agaknya KURANG RESPON. Untuk PEREALISASIAN JANJI HADIAH SEBUAH GELANG jika mendapatkan 10 orang yang men-SUBCRIBE CHANNEL Njenengan, rupanya kurang mendapat tanggapan dari admin.

Mohon tanggungjawab santri bagian admin PERLU DIKONTROL. Namun saya MOHON MAAF, jika ternyata saya yang salah dalam menilai hal itu. Karena saya tidak mengerti keadaan sebenarnya disini (dipondok).

*KENALILAH KESESATAN WAHHABI JAHIL*

• Awalnya mengatakan "Ah Settingan!" ... lalu minta buktikan kalau nggak settingan. Begitu terbukti bukan settingan, lalu berkata *Apaa ituh itu kemusyrikan dan bersekutu dengan SETAN .. Sihir ini !*

Eh Begitu kepepet ... sebab sudah terkenai bahayanya dan dapat celaka ... lanjut ke CERAMAH deh ... kita muslim HARUS SALING TOLONG MENOLONG ???? .... Pretth Pretth .. !!

• Pokok tak sama dengan cara dan keyakinan mereka pasti dituduh *Bid'ah Kafir Syirik Sesat* tanpa dalil ! .... Sa' karepe dewe to ... !

• Menuduh sesat orang yang wirid ilmu chikmah tapi ternyata berharap mendapatkan pertolongan dari orang yang berilmu chikmah ... Mbulet to ... !

• Sudah ditolong dan ditunjukkan ilmu chikmah .... malah menuduh bersekutu dengan setan dan jauh dari rasa terima kasih ... Jahil to .. !

• Memaksakan kehendak sendiri tak peduli urusan orang lain. Pentingnya sendiri tak peduli kepentingan orang lain.

• Pesulap merah dulu dan pesulap merah yang ini sama saja ... Orang orang yang sudah terpengaruh pemikiran Wahhabi atau Kafirin Atheis yang tak mempercayai hal hal ghaib.

• Gemar menuduh sesat kepada orang yang diikuti kitab ilmunya. Memakai dalil orang yang telah ia anggap sesat ... Mbuletkan to !

GUS ... LIBATKAN POLISI SAJALAH GUS AGAR TAK BERKEPANJANGAN.

Saat ini NGGAK BISA DI ABAIKAN ! INI BENAR BENAR PARAH NIH WAHHAABI !
Kalau sudah begini API DALAM SEKAM... LICCIK & JAHAT !
Benar sekali kalau WAHHABI INI KHAWARIJ. Sudah GUS BERESKAN  SAJA Mereka semua !!!!

GAMBARAN AGAR KITA SADARI ...  *WAHHABI KHAWARIJ* MODEL APAPUN JANGAN SAMPAI DIBERIKAN TEMPAT DINEGERI INI. JIKA MEREKA BERKUASA ATAU MEMILIKI KEKUASAAN, MEREKA AKAN SEMENA MENA TERHADAP MUSLIM LAINNYA.

INGAAAAT SEDULUUUUR ... KALIAN HARUS JELI SIAPA PARA WAHHABI DI PEMERINTAHAN DAN SIAPA YANG BAKAL MENDUDUKI JABATAN PENENTU DI NEGERI INI.
MEREKA IBLIS IBLIS BERKEPALA ORANG !!!

Yaa Allah fitnah terbesar bagi ummat Islam saat ini ... SELAMATKAN KAMI BANGSA INDONESIA DARI KHAWARIJ KHAWARIJ ZHOLIM.

*CARA BERBICARA DENGAN WAHHABI*
Bawa pedang, bawa golok, bawa pentungan, bawa batu besar atau bawa pistol jika perlu lalu kalau mereka bilang *Bid'ah Musyrik Kafir & Sesat* ... langsung ayunkan apa yang kalian bawa itu kearah mulut mereka. Kalau perlu *Langsung Dibunuh Saja !*
Wahhabi Khawarij kalau dikasih hati akan ngelunjak dan menginjak injak *Harga Diri Ummat Islam Sunni.* Dan jika mereka menguasai negeri ini ... mereka bakal semena-mena ! Kini masih belum saja ...tapi nanti jika mereka duduk sebagai penentu kebijakan ... pastikan habis Maqom-Maqom Para Awliyaa' Allah di Bumi Nusantara. Dan mereka akan membatasi ruang lingkup Asy-Syafi'iyyah Al-Maturidiyyah Ash- Shufiyyah.


Kamis, 09 November 2023

NASEHAT NABI 'ISA AS

Dalam kitab al-Zuhd, Imam Ahmad bin Hanbal mencatat satu riwayat yang berisi wasiat atau nasihat yang diberikan Nabi Isa kepada para pengikutnya. Berikut riwayatnya:

 حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ، حَدَّثَنَا أبِي، حَدَّثَنَا هَاشِمٌ، أَخْبَرَنَا صَالِحٌ، عَنْ أَبِي عِمْرَانَ الْجَوْنِيِّ، عَنْ أَبِي الْجَلْدِ أَنَّ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ أَوْصَى الْحَوَارِيِّينَ: لَا تُكْثِرُوا الْكَلَامَ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ فَتَقْسُوَ قُلُوبُكُمْ، وَإِنَّ الْقَاسِيَ قَلْبُهُ بَعِيدٌ مِنَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَلَكِنْ لَا يَعْلَمُ، وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى ذُنُوبِ النَّاسِ كَأَنَّكُمْ أَرْبَابٌ وَلَكِنَّكُمُ انْظُرُوا فِي ذُنُوبِكُمْ كَأَنَّكُمْ عَبِيدٌ، وَالنَّاسُ رَجُلَانِ: مُعَافًى وَمُبْتَلًى، فَارْحَمُوا أَهْلَ الْبَلَاءِ فِي بَلِيَّتِهِمْ، وَاحْمَدُوا اللَّهَ عَلَى الْعَافِيَةِ 

Abdullah bercerita, ayahku bercerita, Hasyim bercerita, Shaleh mengabarkan padaku, dari Abu ‘Imran al-Jauniy, dari Abu al-Jald, bahwa sesungguhnya Isa bin Maryam ‘alaihissalam berwasiat kepada hawari-hawarinya (sahabat/murid): “Janganlah kalian banyak bicara tanpa mengingat Allah ‘Azza wa Jalla, karena hati kalian akan membatu. Sesungguhnya orang yang membatu hatinya jauh dari Allah ‘Azza wa Jalla, tetapi dia tidak mengetahuinya. Janganlah kalian memandang dosa-dosa manusia seakan-akan kalian adalah tuhan. Sebaliknya, kalian harus memandang dosa-dosa kalian seakan-akan kalian adalah budak. Manusia itu ada dua: (1) orang yang diberi kesehatan, dan (2) orang yang diuji (dengan musibah). Maka, berkasih-sayanglah pada orang-orang yang diuji karena musibah (yang menimpa) mereka, dan pujilah Allah atas (anugerah) sehat (yang diberikan-Nya).” (Imam Ahmad bin Hanbal, al-Zuhd, Kairo: Dar al-Rayyan li al-Turats, 1992, h. 73) **** Nasihat Sayyidina Isa ‘alaihissalam di atas adalah penyejuk. Ia tak menyukai kekerasan. Ucapannya adalah penanda, bahwa perkataan tanpa hati yang tertaut dengan Allah mudah tergelincir dan menggelincirkan, apalagi jika perkataan itu berjumlah-jumlah. Karena itu, ia menempatkan dzikir (ingat) kepada Allah sebagai pembatasnya. Ia takut perlahan-lahan hati manusia akan mengeras. Ketika hati manusia sudah mengeras, ia akan jauh dari Allah, tapi mereka tak merasakannya.  Sayyidina Isa berkata: “Sesungguhnya orang yang membatu hatinya jauh dari Allah ‘Azza wa Jalla tapi dia tidak mengetahuinya.” Kata, “lâ ya’lamu—tidak mengetahuinya,” ini agak berbahaya. Karena mereka tidak merasa jauh dari Allah, bahkan terkadang merasa dekat dengan-Nya. Akibatnya, mereka mudah menilai orang lain, apalagi jika yang dinilainya adalah seorang pendosa, mereka akan berlagak selaiknya tuhan. Ini yang ditakuti Sayyidina Isa ‘alaihissalam dari murid-muridnya, para hawari itu. Sebab, mereka adalah orang yang mempelajari ilmu kebenaran. Ilmu yang bisa membedakan kebaikan dan keburukan, sehingga akan sangat terang bagi mereka, mana perbuatan dosa dan amal; mana pendosa dan ahli ibadah. Karena itu, Sayyidina Isa menambahkan nasihatnya: “Janganlah kalian memandang dosa-dosa manusia seakan-akan kalian adalah tuhan. Sebaliknya, kalian harus memandang dosa-dosa kalian seakan-akan kalian adalah budak.” Nasihat ini digunakan sebagai penghidup kesadaran mereka. Sayyidina Isa ingin menjauhkan murid-muridnya dari perasaan unggul dalam amal, yang bisa menyebabkan kebencian terhadap pelaku dosa, bukan terhadap dosanya. Ketika kebencian telah menggunung, kasih sayang akan tenggelam ke dasarnya. Untuk menghindari itu, Sayyidina Isa menekankan pentingnya melihat ke dalam diri, melakukan perjalanan ruhani, menelusuri lekuk-lekuk jiwa, dan meraba terbolak-baliknya hati. Dengan cara menganggap dosa-dosa mereka sendiri laiknya budak, yang tidak memiliki kuasa apa-apa dan dikuasai, hingga mereka merasa rendah sekaligus merasa berhak dikasihani Tuhan. Dengan menggunakan kata “budak”, Sayyidina Isa mengembalikan manusia ke tempatnya semula, sebagai yang dinilai (objek), bukan yang menilai. Hanya Allah lah yang berhak menilai, dan manusia hanyalah makhluk yang dinilai. Karena itu, Sayyidina Isa ‘alaihissalam memerintahkan murid-muridnya jangan banyak bicara dan menilai dosa orang lain seakan-akan diri kalian adalah tuhan. Jika mereka melakukannya, tidak hanya mereka telah menyerobot hak Tuhan, tapi juga merenggangkan ruang dakwah yang seharusnya dimasuki. Apa yang dikatakan Sayyidina Isa bukan tanpa dasar. Sebagai seorang nabi, tentu Sayyidina Isa mendapat petunjuk langsung dari Allah. Dalam satu riwayat dikatakan: 

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ، حَدَّثَنَا أبِي، حَدَّثَنَا سَيَّارٌ، حَدَّثَنَا جَعْفَرٌ، حَدَّثَنَا مَالِكُ بْنُ دِينَارٍ قَالَ: أَوْحَى اللَّهُ إِلَى عِيسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ أَنْ يَا عِيسَى عِظْ نَفْسَكَ، فَإِنِ اتَّعَظْتَ فَعِظِ النَّاسَ، وَإِلَّا فَاسْتَحِ مِنِّي 

“Abdullah bercerita, ayahku bercerita, Sayyar bercerita, Ja’far bercerita, Malik bin Dinar bercerita kepada kami, ia berkata: “Allah mewahyukan kepada Isa ‘alaihissalam. (Dia berfirman): “Wahai Isa, nasihatilah dirimu sendiri (terlebih dahulu). Jika kau sudah menasihati dirimu (sendiri) maka nasihatilah manusia, (jika kau belum melakukannya) maka malulah kepada-Ku.” (Imam Ahmad bin Hanbal, al-Zuhd, 1992, h. 71) Nabi yang tugas utamanya menyampaikan pesan-pesan Allah (berdakwah) diharuskan menasihati dirinya sendiri sebelum menasihati orang lain, apalagi kita. Namun, kita seringkali lupa kedudukan kita sebagai yang “dinilai”. Kita terlalu sibuk menilai orang lain, hingga kita lupa meraba diri sendiri. Padahal, kebaikan dan keburukan ada di setiap manusia. Sebaik-baiknya manusia pasti pernah berdosa, dan sejahat-jahatnya manusia pasti pernah berpahala. Jika syarat untuk menasihati orang lain saja harus menasihati diri sendiri, apalagi menilai. Syarat apa yang dibutuhkan sampai Nabi Isa sendiri tak terlalu berani melakukannya, bahkan Allah memerintahkannya untuk “tahu malu”, apalagi kita manusia biasa. Pada kalimat selanjutnya Sayyidina Isa memberitahu murid-muridnya bahwa manusia terbagi dua; pertama, orang yang diberi kesehatan (mu’âfan), dan kedua, orang yang diuji dengan musibah (mubtalan). Dua pembagian tersebut bukan predikat pasti, melainkan perputaran roda kehidupan; terkadang di atas, terkadang di bawah. Setiap manusia pasti mengalami “ganti peran” dalam kehidupannya. Beberapa tahun lalu ia masuk kategori pertama, beberapa tahun kemudian ia masuk kategori kedua. Karena seringnya manusia berganti peran, Nabi Isa memerintahkan murid-muridnya untuk mengasihi dan bersyukur, sesuai dengan peran yang tengah dijalaninya, bukan malah saling memaki dan menjatuhkan. Dengan mengatakan, “maka, berkasih-sayanglah pada orang-orang yang diuji karena musibah (yang menimpa) mereka, dan pujilah Allah atas (anugerah) sehat (yang diberikan-Nya),” Sayyidina Isa ‘alaihissalam ingin membangun pergaulan hidup selaras. Baginya, keberuntungan bukan alat untuk menghina dan merendahkan orang lain, dan kemalangan bukan keadaan yang perlu disesali berlebihan. Karena “mu’âfan” dan “mubtalan” adalah kategorisasi keadaan, bukan sebuah predikat pemanen. Artinya, siapapun orangnya pasti mengalami dua keadaan tersebut. Karena itu, Sayyidina Isa menghendaki manusia belajar dari hidupnya yang seperti roda, dan merasai kenyamanan dan kesusahannya sekaligus, kemudian mulai memandang orang lain dari kacamata yang lebih luas, tidak hanya dari “keberuntungan” dan “kemalangan”. Tujuannya adalah, agar tercipta budaya saling asuh, tolong menolong dan maju bersama. Mungkinkah itu terjadi? 

Wallahu a’lam bish shawwab. Muhammad Afiq Zahara, alumnus PP. Darussa’adah, Bulus, Kritig, Petanahan, Kebumen.